Tuan Derry berdiri diambang pintu kamar rawat Aldi,, dia tahu dari Aura bahwa menantunya tengah dirawat di rumah sakit. Sejak tadi dia mendengar satu berita baik tentang Shanum yang telah menemukan tambatan hatinya.
Ah! apa dia diberi satu kesempatan kali ini untuk menjadi wali pada pernikahan putri tengahnya,.??
"ayah.. kenapa cuma berdiri Disini??" tanya Zara menghampiri keberadaan tuan Derry disana "ayo masuk yah.." ajak Zara menggandeng lengan sang ayah.
Nyonya Almira terhenyak,, dia seakan tengah bermimpi bahwa dibungsu kini sudah bertemu dengan ayahnya,, seorang wanita tangguh yang telah berjuang sendiri untuk menghidupi ketiga buah hatinya berusaha untuk tetap tenang berhadapan dengan sang mantan.
Raut wajah Shanum pun berubah masam, sementara menantu yang tengah terbaring dan calon menantu menyalaminya.
"apa kabar Almira??" sapa tuan Derry pada wanita yang telah melahirkan ketiga buah hati mereka.
"kabar ku baik.." sahut nyonya Almira datar tanpa melihat lawan bicara dihadapannya.
***
Nyonya Almira menyeruput secangkir kopi hitam di kantin rumah sakit,, dia tidak duduk sendiri disana,, ada tuan Derry juga. Kopi hitam pun dipesan oleh sang mantan suami.
Entah seperti apa perasaan Tuan Derry saat berhadapan dengan wanita yang bukan siapa-siapanya lagi kecuali hanya seorang ibu dari ketiga buah cinta mereka. Dalam hati kecil dia ingin sekali tahu kenapa Almira tidak mencari ganti selama ini.
Apa luka yang dia ukir dulu terlalu dalam dan membekas hingga sulit dihilangkan?? bahkan mesti tatapan keibuan itu begitu teduh, tetap saja lidah Derry terasa keluh ketika mereka bertemu.
"maaf sebenarnya apa tujuan mu mengajak ku bicara disini..?" tanya nyonya Almira agak ketus, pasalnya sejak tadi mereka hanya sibuk dengan secangkir kopi saja.
"seleramu belum berubah.. masih suka kopi hitam.." ujar Derry basa basi, wanita berhijab dihadapannya menghela nafas.
"kita langsung saja ke inti,, aku ngga mau nanti ada salah paham mas.." tegas Nyonya Almira tidak menggubris basa basi barusan, jelas saja dia tahu seberapa cemburu nya Lidya terhadap dirinya,, pernah saat mereka berselingkuh dulu Lidya berani menunjukkan sikap cemburu ketika Derry memperhatikan dirinya yang tengah sakit saat itu. Ah!! masa sulit kala itu telah dikubur dalam, tidak ada yang tersisa kecuali rasa kecewa yang tak mudah dihapus begitu saja layaknya pahatan di batu yang sulit dihilangkan.
"baiklah.. maaf.." Derry melihat diri lain dari Almira,, canda dan tawa yang dulu memang telah lama lenyap di wajah cantiknya , ekspresi yang selalu hadir hanyalah wajah datar, bahkan Almira tak pernah lagi menatapnya langsung seperti dulu. "aku tadi dengar kalau Shanum akan menikah.. apa.. boleh kalau aku yang menjadi walinya.."
Wajah nyonya Almira menyeringai, dia tak habis pikir dulu dengan gagahnya sang suami pergi meninggalkan mereka,, bahkan rela kehilangan hak atas putra putri nya,, lalu kenapa sekarang dia sangat sibuk ingin jadi wali dari pernikahan putrinya. Yah!! Almira sadar tidak ada bekas ayah,, sampai kapanpun Derry adalah ayah sah dari Raihan, Shanum dan Zara!! tapi kemana perginya janji yang dulu??
Dia sama sekali tidak pernah meminta ketiga buah hatinya untuk membenci ayah mereka,, tetapi Raihan dan Shanum adalah saksi hidup betapa teganya sang ayah saat itu. Luka yang Derry ukir bukan hanya dihatinya tapi juga dihati anak-anak mereka kecuali Zara yang tidak mengerti apapun!!
.
"mas.. aku ngga bisa memutuskan apapun.. sebaiknya kamu bicara langsung pada Shanum"
Derry tersenyum sinis mendengar jawaban dari Almira "apa kamu ngga bisa membujuk nya" pintanya, dia tahu Shanum selalu menolak kehadiran dirinya. "ya.. aku akan coba bicara pada Shanum,, tapi aku harap kamu juga bisa membantu ku.. tolong beri aku satu kesempatan terbaik dalam hidup ku..." Derry menggenggam tangan Almira yang langsung ditepis oleh sang pemilik,, jantungnya terasa bergetar hebat.
"jaga sikap kamu mas.. aku tidak mau ada salah paham.. maaf aku harus pergi.." pungkas Almira meninggal kan pria dengan wajah memerah.
.
"enak ya om bisa CLBK sama mantan.." ujar seseorang bersuara khas yang sangat dikenal Derry, ia mendongakkan kepala,suara itu milik anak tirinya.. Aura!!
" ngga tau ya kalau mama tau kelakuan suami nya.. masih deketin matan istri!!!!" ejek Aura
"jaga kata-kata, kamu.. selama ini saya diam tapi kali ini tidak Aura! kamu juga sebaiknya jaga sikap,, jangan coba-coba mendekati suami anak saya.." tegas Derry segera beranjak, dia tidak ingin melakukan hal kasar terhadap putri tirinya.
Aura bersungut kesal,, posisi mereka jelas beda,, Zara lah yang sudah merebut Aldi.. bukan dia yang merebut pria yang sejak dulu mencintai nya.