Chereads / Penjaga hati Zara / Chapter 74 - barbeque

Chapter 74 - barbeque

Shanum baru saja selesai mencuci piring,, Zara terlihat sudah rapi mengenakan midi dress biru dan Sling bag warna senada. Setahu nya setelah menerima telpon adiknya buru-buru mandi lalu bersiap pergi.

"kak.. aku ke rumah Widya dulu ya.. mungkin pulang agak malam... " pamit Zara,, gadis itu tampak mengulas sedikit senyum.

"okay.. hati-hati dijalan.."

Zara segera mencium punggung tangan kakak nya lalu menghilang dibalik pintu..

.

Pajero sport Aldi baru terparkir di apartemen sementara istrinya baru pergi dijemput taxi online. Aldi berdiri mematung diambang pintu apartemen Shanum. akh!! kalau tidak ada undangan mommy mungkin ia malas untuk menemui Zara di tempat kakak nya.

Baru saja Aldi hendak memencet bel, Shanum muncul dari balik pintu.

"Aldi??"

"H.. hai..kak apa kabar?? Zara ada??"

"ya.. baik.. hmm.. Zara baru saja pergi.. "

"pergi...??"

"ya.. tadi bilang nya mau kerumah Widya..."

Aldi berfikir sejenak...

"mau masuk dulu Al??" Shanum menawari.

"ah tidak kak terimakasih... aku hanya ingin bertemu Zara.."

"cuma bertemu atau mau menjemput??" Shanum coba mengorek informasi. "Zara tidak cerita apapun soal masalah kalian.. memangnya ada apa?" Shanum kepo

"bukan apa-apa kak.. cuma salah paham saja.. makanya aku kesini mau bertemu Zara "

Mata Shanum memincing memperhatikan Aldi yang salah tingkah.

"Baiklah kalian berdua kompak tidak mau cerita,, tapi selesai kan semua dengan segera,, jangan sampai masalah kalian berlarut-larut..."

Aldi menyungging senyum tipis menerima sedikit nasehat dari kakak iparnya.

***

Posisi matahari sudah digantikan bulan, Aldi masih duduk dibelakang kemudi,, ia ragu harus masuk kedalam rumah utama orang tua nya atau tidak.

Bagaimana jika keluarganya bertanya dimana Zara??

"astaga Zara kau dimana??" geram Aldi karena sejak tadi siang Zara tidak bisa dihubungi dan dia tidak tahu dimana keberadaan istrinya. Sebenarnya Aldi sempat mencari kerumah Widya sesuai alamat yang diberikan Shanum tapi hasilnya nihil, gadis itu keburu sudah pergi ketika dia datang!

ah! sudah lah,, dia terlanjur disana.. ia tidak mau mommynya kecewa karena dia tidak datang.

.

Semua anggota keluarga sudah berada ditaman belakang rumah, Aldi bisa menangkap suara canda tawa disana. Dia menghela nafas sejenak untuk mempersiapkan diri menjawab serba serbi pertanyaan mommy.

"hai mom.. maaf aku terlambat.." sapa Aldi mencium pipi kanan mommy nya "maaf ya mom.. Zara sedang tidak enak badan.." ujarnya sedikit berbohong sambil menyodorkan kotak berisi larva cake yang ia bawa dari cafenya.

"kamu itu ngomong apa si Al..." nyonya Lia mengerenyitkan dahi sembari menepuk-nepuk pipi putra bungsunya "Zara dari tadi sore sudah disini.. malah tadi mommy, kak Oliv sama kak Tyas dibawain buket coklat..."

Mata Aldi membulat, netranya menangkap sosok sang istri yang sempat ia curigai tengah menghabiskan waktu bersama CEO Sempurna grup, gadis itu sedang sibuk membalik daging diatas pemanggang bersama Olivia.

"oo..oh.. ya mom.. maaf td Aldi sibuk dan Zara sedang tidak enak badan katanya..jadi Al kira Zara ngga kesini..." ujar Aldi sambil terus menatap kearah Zara yang belum tahu jika suaminya berada disana.

"ya udah.. ayoo langsung makan aja.. kamu pasti laper kan.." Nyonya Lia menggandeng putranya untuk ikut duduk bergabung bersama tuan Wildan dan Esa.

.

"Zara .. ayo kesini.. Aldi sudah Dateng loh..." kali ini Tyas antusias memanggil Zara yang masih sibuk sendiri.

Zara bisa melihat kehadiran orang yang ia rindukan beberapa hari ini sungguh ada dihadapannya. Hatinya seakan meleleh ketika senyum manis terpoles dibibir suaminya.

Dengan patuh Zara duduk bersebelahan dengan Aldi. Ia juga yang menyiapkan menu makan malam suaminya.

"pasangan yang manis.. kalian kok kayak orang yang baru ketemu sihh kaku banget..." gurau Tyas berhasil membuat wajah pasangan itu bersemu merah. Tyas memang wanita periang seperti Zara,, wajar saja kalau nyonya Lia juga bisa cepat menyayangi calon ibu dari penerus keturunannya.

Tujuan nyonya Lia juga ia ingin Olivia bisa tersenyum seperti dulu dan mau lebih menerima madu nya kini, walaupun tidak mudah tapi Nyonya Lia berharap rumah tangga mereka bisa tetap bertahan meski kini ada Tyas ditengah mereka. Kenyataannya.. Olivia kini lebih banyak diam dan murung meskipun Tyas tidak menunjukkan kedekatan nya dengan Esa.

"Zara papi dengar kamu sama temen kamu ikut kompetisi dari Sempurna Grup ya.."

"iya Pi.. kami mau mengembangkan bisnis online kami.." sahut Zara hati-hati bicara karena ia tahu ada yang sensi mendengar nama perusahaan Tristan.

"bagus sihh.. tapi kenapa kamu ngga bilang papi kalau butuh sesuatu..."

"maaf Pi.. Zara rasa ingin berusaha dengan kemampuan sendiri.. hasilnya pasti lebih nikmat..."

Terdengar suara gelak tawa tuan Wildan.

"yah.. kamu benar.. dan sekarang papi yakin kenapa kalian berdua berjodoh..."

Aldi dan Zara terbelalak... mereka saling memandang.

"kalian punya ambisi yang sama... Aldi juga begitu tidak mau terima bantuan papi cuma-cuma... padahal kalau dia mau mungkin pembukaan cabang nya tidak akan tertunda lama..."

Aldi tersenyum masam,, memang benar yang diucap papinya,, karena faktor keuangan jadi dia menunda pembukaan cabang cafe nya, tapi sekarang ia punya sumber pembiayaan lain dari hasil jadi brand ambassador,, meskipun ia kurang suka dengan CEO nya!!!