"siapa dia??" tanya Aldi dingin menatap kearah Zara yang tampak kikuk.
"oh kak Tristan.."
"jadi namanya Tristan..."
"ya.. tadinya aku ingin mengenalkan kalian tapi kak Tristan sedang sibuk..."
Aldi merasa mual sendiri mendengar kata 'kak' yang meluncur dari bibir mungil istrinya.
"oh ya.. semoga dia tahu kau gadis bersuami..." gumam Aldi pada diri sendiri.
"hah?? kau bicara apa?"
"sudah lah.. cepat masuk.. tahulah kewajiban mu siapkan aku makan malam..." titah Aldi segera masuk, tiba-tiba dia merasa kesal melihat istrinya diantar pria lain.
"iya.. iya..." Zara bersungut, baru juga pulang sudah disuruh masak.. !
Semangkuk mie rebus tersedia diatas meja makan, mata Aldi melotot dengan sajian yang disuguhkan istrinya.
"cuma mie??"
"ya.. kita kan belum belanja jadi ngga ada apapun kecuali mie.."
Dengan terpaksa Aldi menyantap mie di hadapannya, apa boleh buat daripada tidur dengan perut lapar.
"aku sudah transfer ke rekening mu.. besok belanja..."
"iya nanti setelah pulang kuliah aku mampir ke pasar,, tapi tidak makan siang dirumah kan.. besok aku masih ada janji dengan kak Tristan.."
Aldi menarik nafas panjang mendengar sepenggal nama 'kak Tristan' darahnya terasa mendidih.
"dia teman kuliah??" selidik Aldi sewajar mungkin biar tidak ketahuan dia sedang mengintrogasi.
"tidak.. aku bersama Widya dan Nanda hanya sedang mengajukan proposal pembinaan dari perusahaan kak Tristan.. yah..siapa tahu nanti kami terpilih" wajah Zara berbinar.
"seperti nya teman mu itu orang penting.."
"ya.. dia CEO sempurna grup..." sahut Zara bersemangat membuat Aldi terbatuk,, ternyata CEO yang mau ia temui Tempo hari adalah teman istrinya.
"makannya pelan-pelan..." Zara mengurut punggung suaminya.
"uhuukk.. uhukk.. " tetap saja Aldi terbatuk.. seketika selera makannya hilang.
***
Dikamar Aldi mondar mandir sendiri didepan cermin besar, ia berkacak pinggang menatap pantulan dirinya dari cermin. Setahunya Dimas bisa berapa kali bolak balik ke perusahaan milik Tristan untuk membicarakan kerjasama mereka, sementara Zara tampak nya dekat dengan sang CEO,, diantar pulang malah.
Ingin rasanya dia tahu seberapa dekat istrinya dengan CEO tampan itu, tapi... ahh pasti sangat memalukan kalau Zara tahu .
Ckreekk!! pintu kamar Zara yang tak terkunci itu terbuka membuat gadis yang baru merebahkan diri itu hampir melompat dari springbadnya.
"bikin kaget aja.." protes Zara.. "ada apa.."
Aldi melongo diambang pintu,,
ah sial!! ia tak bingung mau mulai dari mana.
"ada apa kok bengong??"
"aku mau teh..." sahut Aldi sekena nya
"ini jam 10 malam loh.. mau teh??"
"apa ada aturan dilarang minum teh malam-malam"
"Astaga.. baiklah.. aku buatkan..." Zara beranjak menuju pantri untuk membuat teh.
Tak lama Zara kembali membawa secangkir teh hangat ditangan.
"bawalah ke kamar mu.. aku mau tidur..."
Aldi memandang sekeliling kamar Zara...
"aku mau disini saja.."
"kenapa?? ini kamarku.."
"kenapa protes.. aku ini suami mu suka akulah mau tidur dimana... lagipula kamarku panas AC nya mungkin rusak" Aldi berkilah segera merebahkan diri diatas kasur empuk
Zara mendengus kasar, ada saja cara pria aneh ini mengganggu tidurnya yang tenang.
"aarrgghh.. terserah yang penting jangan menggangguku!!" umpat Zara menarik selimut, ia sungguh mengantuk
-yes!!- Aldi sangat senang paling tidak Zara harus selalu ingat kalau dia adalah wanita bersuami!
***
Pagi itu Aldi merasa kan keram dibagian perut, mungkin ini efek makan mie semalam, yah.. kadang ia tidak bisa kompromi dengan mie instan. Sementara Zara sudah bangun lebih awal dan sibuk di dapur membuat pancake untuk sarapan, disana bi Rahayu juga sudah datang pagi-pagi sekali untuk membantu pekerjaan Zara .
"hari ini aku yang antar ke kampus..." ujar Aldi menyuap potongan kecil pancake toping coklat kedalam mulut, tawaran nya membuat bola mata Zara membulat.
"tumben.."
"ya.. kebetulan searah.."
"baiklah terimakasih..."
"kita kerumah papi dulu.. ada sesuatu yang mau aku ambil..."
"siap boss..."
Aldi mencuri pandang kepada Zara yang sibuk berkutat dengan ponselnya.
"sibuk sekali..." selidik Aldi kepo
"ahh.. ya maaf hari ini sepertinya dari kampus kami akan ke kantor kak Tristan..."
Tristan lagi.. aku sebal mendengar nama itu- geram Aldi dalam hati
Ting! Aldi tanpa sengaja menjatuhkan sendok.
"kenapa? kau baik-baik saja?"
"ya tentu.. jangan pulang malam.. ingat peraturan rumah ini kita akan makan malam bersama.. lagipula kau harus belanja kan.."ujar Aldi sewot,, sebenarnya ia ingin sekali bilang ' untuk apa bertemu pria itu terus?? ' atau dengan kalimat 'tidak boleh...' ah.. sial ia tidak bisa bilang begitu!!!
"iya aku tahu.. nanti mba Rahayu yang bantuin belanja.. dan aku yang akan masak.. "
Tak lama mereka meluncur ke kediaman Tuan Wildan yang memang kebetulan tidak terlalu jauh dari rumah mereka. Baru saja kaki kanan Aldi menginjak halaman rumah orang tua nya hendak turun dari mobil tiba-tiba tubuhnya ditarik seseorang.
"apa kau orang nya... dasar baj*ng*n..." umpat seorang wanita yang sama sekali tidak Aldi kenal memukulnya ke sembarang arah membuat Aldi tersungkur ke tanah.
Zara yang melihat kejadian itu buru-buru meraih tubuh suaminya yang dipukul bertubi tubi dengan tas ditangan,, kejadian dulu yang terulang kembali, belum lagi seorang pria bertubuh jangkung meraih kerah baju Aldi.
***