- Kalo gitu kasih tahu ayah sekarang, kamu dimana?, ayah bakalan jemput kamu.
- Yah….Aku...aku...sekarang…..ada…
Kiran menatap Wajah Kay sebentar dan menunduk lagi melihat kearah kertas yang sempat diberikan suaminya. Air matanya naik kembali.
- Jangan takut, bilang kamu dimana?
- Aku...aku...sekarang ada ditempat yang aman, aku baik-baik aja sama Keyla yah…
Kiran seakan menjawab permintaan Kay sebelumnya. Jelas kalimat itu membuat suaminya tersenyum kegirangan. Wajahnya yang sedih sedaritadi mulai kembali bersinar ditengah kegelapan malam.
- Bohong.
- Yah...ini rumah tangga aku, aku tahu apa yang aku lakuin sekarang.
- Kamu ga liat kejadian kemarin? gimana ga sopannya dia masuk dan nahan ayah?.
- Lalu kenapa ayah nahan dia juga?, meskipun aku ada masalah waktu itu sama Kay, dia tetep ayah Keyla Yah, yang salah itu aku sama Kay bukan Keyla.
- Dia cuci otak kamu.
- Engga kok yah, ini keinginan aku sama Keyla.
- Kasih tahu ayah kamu dimana?.
- Aku ga bisa.
- Kenapa?, apa ini juga dilarang?.
- Udah ya yah, aku gam au debat disini aku cuman mah ngasih kabar aku sama Keyla, nanti aku telepon lagi.
- Ayah bakal lacak nomer kamu.
- Assalamualaikum yah.
Ran tak pedulikan perkataan Arbi lagi dan menutup teleponnya. Kay masih berdiri disana saat percakapan berakhir. Kiran kini menatapnya, mata mereka seakan saling berbicara satu sama lain tentag Tindakan Kiran tadi. Setelah beberapa detik dia berdiri dan mendekap Kay. Mencium bibirnya seperti ini adalah pertama kali mereka melakukannya. Kay menyambutnya dengan senang hati. Ini juga yang sudah dirindukannya sejak minggu-minggu kemarin. Dia merindukan aroma tubuh istrinya, belaiannya, dan tentu saja bibir merahnya. Kay melesatkan lidahnya didalam sana, bermain-main untuk membuat ciuman itu terasa lebih intim. Kakinya membimbing kaki lainnya untuk kembali merasakan empuknya tempat tidur yang seharusnya mereka tiduri bersama sejak 3 hari yang lalu. Rasanya semua hal dirasakan harus ditumpahkan saat ini. Ada Senyuman sekarang di bibir Kiran, dia tak murung lagi seperti tadi.
"Aku kangen ini…" Bisik Kay dengan begitu pelan dan menggoda bahkan udara dari mulutnya pun menyapu bulu-bulu halus sekitar telinga Kiran. Tanganya yang semula berada dipinggang kini sedikit meremas buah dada milik istrinya. Itukan favoritnya. Bagian-bagian tubuh Kiran kini terasa lebih sensitive. Setiap kali Kay menyentuh itu, bulu roma Kiran langsung berdiri bahkan terkadang ada rasa geli disana yang membuat Kiran tertawa kecil. Dia seperti sudah lama tak disentuh oleh pria.
"Ke…keyla?." Ran mendorong kecil badan Kay saat menyadari anaknya tak ada disini.
"Dia ada dikamar aku, udah tidur.."
"Dia disini ga bisa tidur sendiri, dia masih takut."
"Iya, nanti kita pindah, ada tim aku kok liatin dia di depan pintu." Kay merapatkan kembali badannya pada Kiran. Dia sudah bergairah sekarang dan Kiran sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Kay kini berdiri lagi, dia sudah gemas sendiri saat memandangi tubuh istrinya. Itu benar-benar membuat dirinya ingin segera melucuti pakaian Kiran satu per satu.
"Kenapa?." Kiran heran karena Kay tak melakukan apapun.
"Ayo ikut aku ke meja makan, perut kamu harus diisi sesuatu. Aku ga mau gara-gara keinginan aku kamu pingsan disini." Kay mengulurkan salah satu tangannya untuk membantu Kiran berdiri dan langsung berjalan bersama Kiran keluar. Sejenak Kiran melihat dimana Keyla berada. Malaikat kecilnya masih tertidur dengan nyenyak disana dengan memeluk bantal guling.
"Mereka masak apa?."
"Aku yang masak. Aku bikin makanan kesukaan kamu."
"Apa?."
"kok tanya apa?." Kay langsung mengeluarkan makanan untuk Kiran santap.
"Chicken skin and mushroom soup.." Ucap Kay seakan memperkenalkan makanan ciptaanya. Kiran tersenyum-senyum sambil duduk. Tanganya otomatis mengambil chicken skin itu dan dengan mulutnya dia mengigit makanan yang terasa begitu renyah.
"Makan oke?, jangan jadiin kamu sanderaan aku disini." Kay dengan manis mengusap pelan rambut istrinya dengan penuh kasih sayang.
"Makasih.." Kiran begitu tersentuh dengan sikap romantis Kay. Kini dia mulai membalikkan piringnya dan mengambil sedikit nasi.
"Mas ga makan?."
"Udah kenyang tadi sama Keyla makan, dia ga mau makan kalo aku ga nyontohin." Ucapan Kay membuat Kiran tersenyum lagi. Ada-ada saja tingkah Keyla.
"Makan yang banyak supaya ada tenaga." Goda Kay.
"Aku tuh mual-mual disini."
"Tadi ditanya sakit jawabannya engga sekarang baru ngaku. Mual-mual kenapa sayang?."
"Ya mual aja, mungkin karena di laut kali."
"Besok pagi kita sampe dan kita bisa tidur di hotel jadi sabar dulu.."
"Sebenarnya Mas mau bawa aku kemana sih?."
"Rahasia dong. Pokoknya beberapa bulan ini aku pingin kita liburan bareng. Bikin seneng Keyla sama bikin adik buat Keyla."
"Pantes ya Keyla udah dipanggil-panggil kakak segala."
"Keyla bilang gitu?."
"Mas kasih kalung sama dia kan?, dia bilang itu punya kakak Keyla."
"Ya biarin jadi anaknya ngerasa seneng dan antusias mau punya adik. Bundanya juga antusias dong..."
"Bos..." Erik sudah menggendong Keyla yang tampak menangis.
"Sini...kenapa sayang?."
"Buna ga ada.."
"Buna lagi makan dulu sama ayah, Keyla tidurnya kok kebangun?." Kay sambil mengusap pelan rambut Keyla yang ada dalam dekapannya.
"Yayah..ga..ga ada..."
"Udah-udah jangan nangis. Ayah sama bunda nanti temenin tidurnya.."
"Apa aku bilang.."
"Gagal nih nyicilnya adiknya..."
"Itu apa?."
"Ini Red Bean sayang, Keyla mau? manis.."
"Ice cream.." Keyla melihat toping lain diatas dessert milik Kiran yang sudah dipersiapkan Kay. Dalam mangkuk itu terdapat potongan jelly, potongan pisang hijau, Kacang almond, termasuk read Bean dan ice cream green tea kesukaan Kiran. Itu tidak dimakan begitu saja tapi harus disiram terlebih dahulu dengan susu murni yang sudah disiapkan Kay juga dengan takaran yang sesuai.
"Duh...jadi kebangun anaknya..." Kay merasa rencana mesra-mesraan dengan Kiran pasti tertunda.
"Suruh siapa bikinin ini, mencolok banget. Sini bunda gendong.."
"Udah kamu makan aja, Keyla biar aku suapin." Sayang...ayah bikinin buat Keyla. Keyla diem disini dulu ya.." Kay dengan telaten membuka lagi isi kulkasnya dan melihat semua bahan yang ada disana.
"Padahal udah makan banyak tadi sekarang apa masih lapar ya dia?."
"Keyla kayanya kalo ada makanan yang unik pingin dicobain, ayahnya kan chef jadi makin seneng dia.."
"Eh ada marshmallow, mau pake ini sayang?." Tanya Kay sambil memperlihat makanan manis itu. Anak itu mengangguk.
"Jangan banyak-banyak, nanti dia ga mau diem susah tidurnya.."
"Iya bundaku. Kamu mau ga?."
"Engga, aku ga terlalu suka.."
"Iya soalnya yang kamu suka chef yang bikinnya." Kay dengan pede membuat Kiran tertawa kecil.
****To be continue