WARNING!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa. Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini.
Mata Kiran masih tertutup rapat dengan nafas yang tenang dalam tidurnya sementara Kay yang ada disampingnya hanya mampu mengamati dan sesekali membelai-belai rambut Kiran. Dibanding mandi Kay lebih senang memandangi wajah Kiran yang tertidur bak putri dalam dongeng. Satu tangannya di selipkan diwajahnya sebagai bantalan sementara tangannya yang lain memegangi tangan Kiran. Beberapa menit kemudian Kiran terbangun. Dia menggeliat lalu membuka lebar kaki dan tangannya untuk melakukan peregangan. Matanya terbuka melihat kamar yang masih meredup padahal hari sudah mau pagi. Kiran langsung melihat kearah sampingnya.
"Morning sayang.." Kay langsung berbicara saat pandangan Kiran tertuju padanya.
"Kenapa sih kalo tidur ga pernah pake baju?"
"Karena aku ga terlalu suka AC. Masih ada yang sakit sayang?."
"Hmm...lumayan dikit." Kiran kini mengikuti gaya Kay dengan memiringkan badannya dan memandang kekasihnya.
"Hari ini ga bisa dong jalan-jalan?"
"Bisalah, pelan-pelan aja."
"Aku ada kuliah dulu, siang kita jalan ya. Aku beliin yang kamu mau."
"Kamu kaya gini karena kamu udah tidurin aku kan?" Kiran dengan sedih.
"Engga sayang, tanpa tidurpun aku bakalan beliin yang kamu mau." Kay segera meraih satu tangan Kiran yang terbebas dan menciumnya.
"Percaya sama aku, kamu jangan takut, aku bakalan tanggung jawab. Kalo aku sampe ingkar ada satu hal yang bisa kamu lakuin dan bikin aku sengsara."
"Apa?"
"Sini..." Kay perlahan menarik badan Kiran lalu mencaei Handphonenya lalu berfoto bersama.
"Kasih foto ini ke Daddy, daddy pasti bakalan marah besar sama Aku. Aku bahkan bisa dipecat jadi anggota Seazon family."
"Mereka ga mungkin langsung percaya."
"Ya udah sekarang kamu boleh ambil foto aku sebanyak-banyaknya tapi jangan disebar-sebarin ya.."
"Aku sebarin ke semua keluarga kamu." Canda Kiran.
"Percaya ya sayang, aku sayang kamu. Ga akan pernah aku tinggalin kamu. Semalam aku cuman ga bisa nahan sayang. Kamu cuman punya aku." Perkataan Kay disambut anggukan oleh Kiran. Kini wanitanya itu mendekat lagi membiarkan kepala bersandar di dada polos Kay dengan tangan melingkar di pinggangnya.
"Kamu ga akan tidur sama cewek lain?"
"Engga. Cuman kamu."
"Aku kan ga tahu kalo tiba-tiba kamu ga bisa nahan lagi dan cari cewek lain."
"Engga sayang. Cukup kamu. Aku janji." Kay terus mengobral janjinya sementara Kiran hanya diam dan mengalihkan pandangannya ke satu pajangan yang sejak semalam menganggu matanya.
"Aku kira kamu bohong mau pajang foto aku gede-gede pas aku liat kemarin foto aku beneran ada dikamar kamu."
"Supaya kalo pulang aku inget kamu."
"Mommy sama Daddy tahu?"
"Tahulah, mereka pernah masuk ke kamar aku."
"Duh malu..."
"Ga usah malu, mereka udah paham sama tingkah aneh anak-anaknya."
"Ehm...ngomong-ngomong badan kamu bagus kalo dari deket." Tangan Kiran bermain dari dada sampai perut berbentuk kotak itu.
"Aku kan sering olahraga biar kaya Daddy."
"Ternyata aslinya punya cowok gitu bentukannya."
"Dan kamu satu-satunya cewek yang pernah liat, pernah pegang."
"Ga akan jadi ada yang lain kan?"
"Engga sayang." Kay mencium puncak kepala Kiran seolah meyakinkan dia akan menjadi satu-satunya.
"Kay..." Kiran mulai naik kebadan tegap Kay sementara kekasihnya itu menerima dengan senang hati.
"Apa sayang."
"Apa bener kamu bakalan beliin yang aku mau?"
"Bener sayang tanpa terkecuali. Kamu minta mobil, rumah pun aku kasih."
"Aku lagi ada rencana, aku kan jurusan fashion, aku juga pingin riset atau review barang-barang branded yang suka dipake artis-artis, aku pingin bikin blog atau vlog gitu kali aja dapet uang darisitu.." Kiran memainkan jemarinya di dada Kay seolah meminta sesuatu.
"Aku tahu dari dulu kamu seneng motret-motret sampe beli kamera banyak banget. Kalo emang ada hal yang kamu pingin aku dukung aja, aku bakal jadi fans fashion kamu nomer 1."
"Nanti kalo aku udah dapat penghasilannya aku balikin uang kamu."
"Engga. Pokoknya engga. Apa yang aku kasih ga boleh dibalik-balikin." Kay langsung melotot.
"Biasa aja matanya.." Tangan Kiran langsung beralih menutup mata Kay. Dia tak suka dengan pandangannya sekarang.
"Pokoknya selama disini kamu pingin apa bilang."
"Kalau aku banyak bawa barang bawanya gimana.."
"Biaya kelebihan bagasinya aku bayar, apa perlu aku suruh pak Kahar jemput?"
"Ga usah, ayah sama bunda jemput."
"Ya udah sekarang aku mandi dulu, terus aku anter kamu ke hotel, pulang kuliah aku jemput kamu lagi."
"Mau mandi bareng?" Tawar Kiran membuat Kay menaikkan alisnya. Kini Kay perlahan mulai terduduk sambil menahan badan Kiran yang masih ada dipangkuannya.
"Jadi istri aku Ran..." Kay lagi-lagi membuat lamaran dengan pancaran mata yang begitu seurius.
"Udah yuk mandi..." Kiran segera beranjak seolah tuli dengan ucapan Kay tadi.
"Sayang...jawab dulu dong..." Kay ikut beranjak dan mengikuti kemana langkah Kiran pergi. Dilihatnya Kiran sudah membuka kancing kemejanya lalu menghempas bebas kemeja itu dibawah lantai kamar mandinya. Kini Dia menyiapkan air dalam bathtub lalu menambahkan sabun pada air yang semakin lama semakin naik setelah selesai dia segera menenggelamkan dirinya kedalam.
"Kamu ga akan mandi?" Ucap Kiran seolah-olah tak ada yang terjadi. Kay jelas sudah tergoda dengan gerakan tadi. Dengan perlahan dia membuka celananya. Menendang dengan kasar ke samping agar celana itu terlepas. Juniornya jelas sedikit tegak berdiri karena melihat wanita pujaanya begitu menggoda. Kini dia ikut duduk didalam bathtub yang memamerkan pemandangan luar biasa dibalik jendela sana. Kay berendam tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari Kiran yang terlihat sibuk bermain-main dengan sabun. Entah disengaja entah tidak kaki Kiran yang semula menekuk kita memanjang dan menyentuh benda pusaka yang semalam merenggut keperawanannya.
"Apa sih sayang..." Protes Kay dia tak mau khilaf lagi dengan tindakan Kiran itu namun seolah sengaja Kiran justru memancing-mancing birahi Kay. Dengan cepat Kay menarik tangan Kiran mendekapnya kedalam pelukan hangat.
"Kamu nakal." Kay lalu mencium bibir kekasihnya. Memainkan bibir dan lidahnya didalam sana. Tangannya yang licin dibiarkan nelingkar dipinggang Kiran yang terendam dibawah air. Kiran sendiri kini memeluk erat kekasihnya seolah menginginkan sesuatu yang lebih meskipun dia tahu mungkin itu sedikit menyakitinya.
"Kali ini aku yang ga bisa tahan liat kamu." ucap Kiran saat tautannya terlepas. Matanya memang sudah dipenuhi hasrat yang begitu berapi-api. Lagi-lagi setan yang lewat merasuki keduanya.
"Kamu masih sakit sayang.."
"Pelan aja.."
"Nanti ya sayang, aku takut kamu kenapa-napa."
"Kamu udah tegang.."
"Aku bakalan coba nahan, Aku ga mau nyakitin kamu." Kay yang sebenarnya ingin sekali merasuki Kiran lagi tapi akan sangat bahaya jika terjadi sesuatu dengan Kiran akibat percintaan mereka. Ini kan baru pertama. Kay masih belum mengerti tentang akibat jika Kiran yang masih kesakitan lalu mereka bercinta lagi.
"Iya calon suamiku..." Kiran menangkup kedua pipi Kay dengan ucapan yang membuat Kay senang bukan main.
"Nikah sama aku ya..."
"Sabar ya..." Jawab Kiran ditambah dengan ciuman lagi agar membungkam Kay yang terus bertanya tentang pernikahan mereka.
***To Be Continue