Chapter 236 - Gosip

Siang ini dihebohkan dengan foto Alyssa dan Kay dicafenya yang sedang berpegang tangan. Mendadak acara infotainment yang ada di tv memberitakan hal itu membuat Ara yang membacanya di sebuah majalah online langsung terkejut.

"Ini Kay?" Ara tak percaya sama sambil terus memperbesar gambar itu.

"Ra..Ra gawat." Seseorang masuk dan itu Chandra saking paniknya dia memanggil nama bosnya ketimbang sebutan ibu.

"Kenapa?"

"Ada banyak wartawan diluar."

"Kenapa?"

"Nanyain soal Kay."

"Apa hubungannya sama perusahaan kita?"

"Mereka tahu kalo Kay anaknya pak Kenan dan kayanya sih nyari lu buat ngasih komentar."

"Komentar?apaan sih, ga nyambung banget.."

"Kan lu kakaknya."

"Nih Can, gw aja baru tahu Ade gw deket sama nih artis tadi. Tahu gitu gw bisa minta bantuan dia buat tanda tangan kontrak." Ara berbicara tidak formal pada sekretarisnya dan tidak lama seseorang datang lagi.

"Bu..SC jadi trending di Twitter dan beberapa portal berita. Banyak telepon yang masuk. kita harus harus gimana?"

"Duh sumpah ya gw ga ngerti apa hubungannya SC sama mereka." Ara dibuat pusing dengan ulah Kay.

"Alyssa kan udah tanda tangan kontrak eksklusif bareng SC jadi semua memberitakan itu gara-gara hubungan mereka."

"APA!!!kok ga ada yang ngasih tahu gw sih?gw bilang kan gw pingin ngobrol langsung sama artisnya."

"Udah stop marahnya, sekarang situasinya genting banget butuh penjelasan."

"Udah biarin aja. Jangan kasih pernyataan apapun sampai ada instruksi lanjutin dari gw. Semuanya tenang." Ara mengambil keputusan membuat kedua anak buahnya itu segera menjalankan perintahnya sementara Ara mulai mencoba menghubungi Kay. Beberapa detik berlalu belum juga ada sahutan dibalik teleponnya membuat Ara geram.

"Nih..anak kemana sih?" Ara mencoba lagi menelpon Kay namun lagi-lagi belum juga diangkat oleh Kay rupanya bukan tanpa alasan, cafe Kay diserbu oleh para wartawan membuat tempatnya terpaksa tutup untuk sementara. Kay bingung. Dia sedang mundar-mandir sekarang di ruangannya. Ditemani sang sahabat Randi dan Doni Kay memikirkan jalan apa yang harus dia ambil.

"Gila lu...salut gw sama tipe lu, ga nyangka bisa deket sama artis."

"Gw sama dia cuman temenan ndi, ga lebih. Itu cuman salah paham."

"Foto lu ada banyak Kay."

"Maksudnya?"

"Lu ga liat berita apa?"

"Gw males liatnya."

"Foto kalian di cafe, foto kalian di supermarket, foto kalian di rumah Alyssa.."

"Hah?seurisan lu Don?"

"Seurius. Nih..." Doni memperlihatkan foto-foto itu membuat Kay merasa bingung dari mana mereka mendapatkan fotonya bersama Alyssa. Kini dia yakin ada seseorang yang mengikuti mereka selama ini.

"Handphone lu bunyi terus tuh."

"Gw ga bisa megang Handphone, pasti dari orang-orang yang nanyain."

"Seengaknya lu kasih kabar kek sama orang tua atau siapa."

"Eh iya gw sampe lupa." Kay kini segera meraih Handphonenya. Dilihatnya banyak panggilan tak terjawab dari kakaknya termasuk orang tuanya juga sementara sisanya tak dikenal.

- halo Dad

- Kamu kemana aja sih?diteleponin ga bisa-bisa. Ada apa sih ini Kay?

- Semua salah paham aja Dad. Aku sama Alyssa ga ada hubungan apa-apa.

- Daddy ga urusin dulu, Daddy cuman pingin ada yang kasih statement gitu loh. Itu kasian kantor penuh sama wartawan, rumah diincer juga sama wartawan mana tetanggaan lagi.."

- Emang cafe aku engga?aku aja ini ga bisa keluar dad.

- Udah hubungin Alyssa?

- Belum. Aku ga punya nomernya.

- Apa?udah sedeket itu ga punya nomer?aneh.

- Karena kita ga sedeket yang di foto.

- Coba deh kamu hubungin kakak dulu. Kasian dia dikantor kena imbasnya, daritadi nelpon kamu katanya ga diangkat-angkat.

- Iya-iya dad.

Kay menutup teleponnya lalu kembali melakukan panggilan pada kakaknya.

- Akhirnya...kemana aja sih?susah banget. Baru kepajang foto satu juga udah sibuk kaya selebriti.

- Maaf Kak, aku dikepung wartawan.

- Emang kantor engga?kamu bener pacaran sama dia?kok ga bilang-bilang?

- Engga kak, salah paham.

- Ah cewek kamu kan banyak. Terus ini gimana?

- Udah biarin kak. Aku mau omongin sama Alyssa dulu nanti aku kasih kabar kakak.

- Ya udah buruan. rusuh nih.

- Iya kak maaf.

- Tapi seenggaknya ada bagusnya, produk SC jadi banyak dicari sekarang.

Ara sedikit senang dengan dampak yang baik atas pemberitaan kedekatan Kay dan Alyssa. Sementara itu Jay yang baru pulang terheran-heran dengan kerumunan yang ada dirumahnya. Mobilnya menjadi susah masuk sehingga Jay terus membunyikan klaksonnya agar para wartawan itu menyingkir. Butuh waktu setengah jam bagi jay untuk masuk kedalam rumahnya sendiri.

"Ada apa sih pak?" Jay keluar dari mobil.

"Ada berita soal den Kay sama nona Alyssa."

"Berita?" Jay bertanya-tanya sambil berjalan menuju rumahnya. Sebelumnya dia kira wartawan itu hanya mencari Alyssa tapi setelah dilihat-lihat malah menyebar kearea rumahnya. Jay menyalakan tv-nya lalu mencari-cari berita yang dikatakan satpamnya tadi. Tidak lama ada acara entertainment yang sedang menayangkan foto kebersamaan Kay dan Alyssa termasuk foto yang dia lihat beberapa hari yang lalu. Mendadak Jay merasakan panas dalam hatinya, bukan hanya panas lebih tepatnya terbakar. Dia tak suka. Remote tv yang masih digenggamnya dia pegang cukup keras sekarang seolah melampiaskan kekesalannya.

"Arrghh...." Jay melempar remotenya kedepan layar tv. Jay kesal. Jay kesal karena ternyata hal yang dia pikirkan menjadi nyata. Kay dan Alyssa berpacaran. Dia tak menyangka akan secepat ini. Bukan hanya itu banyaknya potret moment kebersamaan mereka menandakan bahwa mereka sering bersama. Hal yang sama pun dirasakan Kiran. Dia yang sedang menonton di kamarnya mendadak menaikan volume acara tv saat foto Kay terpampang di layar tv-nya. Dia yakin itu Kay, itu bukan Jay. Dia bisa membedakan keduanya apalagi saat itu mereka berada di cafenya. Kiran tak habis pikir ternyata waktu yang mereka gunakan untuk tak saling bertemu dimanfaatkan Kay untuk mencari wanita lain. Kiran terduduk lemas. Setelah dia memutuskan Bayu, Ini balasan Kay. Dia merasa dibohongi karena ternyata foto yang muncul bukan hanya ada di cafe milik Kay tetapi ditempat lain yang tak Kiran duga sebelumnya terutama rumah Alyssa. Parfum yang Kiran cium waktu itu ternyata parfum milik sang aktris. Kiran kini membenci lelaki itu. Ternyata dia masih sama seperti dulu. Mempermainkan wanita adalah keahliannya. Kiran berhasil menjadi korban selanjutnya. Dia tak butuh lagi penjelasan Kay. Ini sudah cukup menjelaskan yang terjadi terlebih bahasa tubuh mereka yang saling menyentuh, menatap, berdekatan membuat Kiran semakin yakin ada sesuatu yang terjadi antara mereka berdua.

****To Be Continue