"Kenapa Dad?" Tanya Kay penasaran.
"Kay...Daddy seneng kamu punya usaha. Daddy sama mommy bangga sama kamu tapi....kok belakang ini sering banget ya pulang malem?apa sesibuk itu?apa karyawan kamu ga bisa handle itu semua?"
"Iya Dad maaf, aku emang ngurusin cafe aku. Cafe akukan baru buka karyawannya juga ga banyak dan partime lagi. Kemarin-kemarin kita mau ngerekrut tapi kita masih perhitungin cost kita dengan margin yang kita dapet. Waktu itu emang belum nutupin dan ga nyangka tiba-tiba cafe aku jadi hits dan banyak orang yang datang kesitu. Sekarang kita udah mulai ngerekrut kok. Cuman...tetep butuh waktu. Aku sama temen-temen aku juga kuliah dad. Kadang susah cari waktu buat interview karyawannya. Kita selalu kejar-kejaran sama dosen yang ga tahu maunya gimana kalo bimbingan."
"Hebat nih anak Daddy. Daddy seneng Kay udah belajar cari uang sendiri sampe Daddy atau mommy bantuin Kay ga mau tapi jangan sampe kamu kesusahan sendiri. Kamu kaya gini pasti cape, terus pikirin juga kamu ini kuliah semester akhir bentar lagi skripsi selesai terus sidang. Daddy ga mau itu sampe kehambat gara-gara kamu ga bisa bagi waktu antara kerjaan kamu sama kuliah kamu. Time manangement is important Kay. You must be able to choose which priority or not."
"Iya Dad.."
"Daddy kasih waktu sampe Minggu ini ya, Minggu depan ga boleh ada pulang malem kaya gini lagi. Kalo bisa makan malem kita kumpul bareng. Kamu sarapan udah ga pernah ikut, makan malem juga ga ada. Mommy khawatir Kay."
"Iya dad.."
"Ya udah kamu istirahat sana."
"Iya dad, makasih."
"Eh bentar, leher kamu kenapa merah-merah?" Tanya Kenan membuat Kay langsung menutupinya dengan tangan.
"Ga papa kok dad, gatel aja. Aku ke kamar ya." Kay dengan cepat berjalan menaiki tangga sambil terus memegangi lehernya. Sesampainya dikamar dia bercermin dan benar saja ada tanda merah yang pasti akan orang lihat saat berbicara dengannya.
"Harus ditutupin pake apa besok?" Kay bertanya sendiri. Ini gara-gara dia terlena dengan ulah Kiran tadi. Kay senyum-senyum sendiri jika mengingatnya. Bukannya malu dia malah seperti tersihir ingin mengulangi adegan itu. Ini rasanya jatuh cinta lagi.
***
Sarapan kali ini terlihat Kay ikut duduk di salah satu kursi walaupun wajah ngantuknya masih terlihat jelas dimata.
"Kangen sama anak mommy yang ini..." Jessica yang baru meletakkan sarapannya langsung memeluk Kay dari belakang kursi setelah itu kembali duduk.
"Tumben pake kemeja, rapih bener."
"Hm....mau ketemu dosen dad.."
"Pantes bangun pagi."
"Abang mau makan pake apa?"
"Sereal aku mana mom?"
"Itu ada, susunya disana sayang." Jesica segera menunjukkan kearah makanan yang dicari Jay.
"Abang?"
"Iya, Jay pingin dipanggil gitu. Kamu juga mau?"
"Biar apa Jay?" Kay menahan tawanya.
"Biar Kris terus denger dan bisa manggil aku Abang."
"A...bang..." Kris pelan.
"Tuh...tuh...dia ngomong..." Jay terkejut. Sendoknya langsung dia letakkan saat mendengar Kris berbicara dengan imutnya.
"Mom..mom...Kris bisa ngomong sekarang..." Jay tak henti bergembira dan langsung menghampiri adiknya.
"Kris...Kris coba bilang Abang Jay..."
"Bang Je..." Kris dengan suara khas bayinya menurut.
"Pelan-pelan sayang ngajarinnya."
"Mom akhirnya aku bisa ngobrol sama Kris."
"Abang duduk lagi makan."
"Kemarin Kris juga udah bisa bilang mommy, Daddy." Kenan ikut membicarakan perkembangan Kris.
"Kakak harus denger Kris ngomong dad..."
"Katanya kakak mau kesini nanti malem."
"Kakak betah banget sih dad dirumah kak Dariel. Ga kangen sama kita?"
"Tumben Abang Kay bilang gitu?bukannya sebel selalu diledekin kakak?"
"Ya...aku jugakan ada kangennya sama kakak mom tapi kakak kayanya engga."
"Kalo gitu kapan-kapan nginep dirumah kak Dariel."
"Kay...kakak bukannya ga kangen tapi sekarangkan kakak udah punya suami. Apa-apa harus ijin dulu sama suami sekalipun mau kesini."
"Emang kak Dariel ga ngijinin Dad?"
"Kak Dariel pasti ngijinin kok."
"Kakak tuh harus dikasih tahu loh Mas kalo manggil suami jangan seenaknya. Aku denger dia manggil Dariel tetep aja Riel...Riel..." Jesica menirukan Ara membuat Kay tertawa.
"Iya nanti kalo dia kesini sekalian sayang."
"Kalo aku punya istri, istri aku harus panggil aku Abang." Jay mulai berandai-andai membuatnya senyum sendiri saat membayangkannya.
"Ga main lagi sama Tiara?"
"Mau dad, hari ini aku sama dia mau ke Dufan."
"Wih seru nih.."
"CLBK ceritanya?" Kay menyindir Jay yang belakangan terus menemani Tiara saat disini.
"Engga, aku sama Tiara temen."
"Jay...cewek sama cowok tuh ga bisa temenan. Kalo keduanya sering bareng pasti muncul tuh benih-benih cinta." Perkataan Kay disambut senyum oleh Kenan sementara Jesica hanya mendengarkan obrolan anak lelakinya.
"Ya itu karena ada yang baper salah satunya."
"Emang kamu ga baper kalo Tiara pegang tangan kamu?"
"Hm....." Jay ragu.
"Pasti ada deg-degannya kan?ada senengnya kan?nah itu berarti menuju baper."
"Berarti aku ga boleh punya temen cewek?"
"Bukan ga boleh Jay tapi jaga jarak aja. Batasin mana temen mana pacar."
"Kalo cowok sama cowok deket apa bisa jadi baper?" Pertanyaan Jay mulai seurius membuat Kenan dan Jesica sempat menghentikan kunyahan mereka.
"Ya....harusnya sih engga kecuali kalo mereka ada kelainan."
"Aku pernah liat cowok sama cowok pegangan tangan."
"Mungkin kakak adik."
"Kalo kakak adik boleh?"
"Ya sewajarnya aja. Kamu pegang aku apa aku bilang ga boleh?engga kan?kita tetep boleh pegangan."
"Sayang, kalo cowok sama cowok pegangan tangan emang kesannya aneh padahal cewek sama cewek juga suka gitu tapi kita biasa ajakan?Beberapa diantara mereka mungkin normal dan beberapa lagi mungkin memang ada kelainan. Kelainan yang dimaksud itu misal kodratnya mereka cowok yang harusnya suka cewek ini malah suka sama jenisnya juga atau sebaliknya kodratnya sebagai cewek tapi bertingkah kaya cowok lalu malah pacaran sama cewek. Itu ga boleh ya Abang Jay. Itu dosa. Itu salah satu penyakit dan kamu harus hati-hati. Hal kaya gitu bisa menular karena kebiasaan kita berada dilingkungan itu. Kalo punya temen kaya gitu bukan berarti harus dijauhin juga tapi disadarin kalo itu ga baik dan berdosa. Abang ga gitukan?"
"Engga, aku normal mom. Aku senengnya sama cewek."
"Kalo ada cowok deketin Abang, pegang-pegang Abang dengan ga biasa cepet ngehindar ya."
"Iya mom, tapi kenapa mereka tahu itu dosa dan tetep dilakuin?"
"Sayang setiap orang punya jalan dan takdirnya masing-masing. Kalo mereka udah milih jalan itu berarti mereka udah tahu resiko dan tanggung jawabnya. Biarin aja, kita hargain aja pilihan mereka selama mereka ga ganggu kita, urusan dengan Tuhan cuman mereka yang tahu, yang jelas anak mommy ga boleh ya kaya gitu. Biasanya orang-orang yang kaya gitu punya trauma sendiri, punya masa lalu yang ga bagus tapikan kalo Abang Jay diurusnya baik sama Mommy sama Daddy."
"Iya mommy aku ga akan gitu."
"Duh pagi-pagi udah sarapan yang berat-berat." Kay sedikit mengomel dengan percakapan tadi.
"Abang Kay juga, jauh-jauh deh dari lingkungan yang begitu."
"Dad..ih geli manggil aku Abang."
"Kenapa geli?bagus kok. Pokoknya Daddy punya anak cowok dipanggilnya Abang." Kenan sengaja membuat Kay semakin terkekeh geli saat Kenan memanggil panggilan barunya itu.
***To be continue