"Kamu siapa?" Jay benar-benar bingung dan tak ingat dengan wanita yang dari ucapannya seolah pernah bertemu dan berbicara dengannya.
"Siapa?pura-pura amnesia lu?"
"Kepala aku emang sakit kemarin tapi aku ga amnesia."
"Gw ingetin ya, lu yang nabrak gw waktu itu. Ga tanggung jawab lagi malah marah-marah."
"Nabrak?aku ga pernah nabrak orang, aku cuman pernah nabrak pohon."
"Alah ga ngaku lagi, pura-pura lupa. Lu nabrak gw mobil gw pake motor butut lu.."
"Motor?aku ga pernah nabrak pake motor."
"Sumpah ya lu ngeselin, ngapain lu disini?"
"Ikut mommy, mommy aku di undang ke acara ini."
"Oh jadi ada orang tua lu?biar gw bilangin sekalian.."
"Eh jangan, aku kan ga pernah nabrak. Kenapa kamu gitu?kamu salah orang kali." Jay menghentikan aksi wanita itu.
"Kenapa-kenapa?kok kedengeran ribut sih?" Sang ibu datang bersama Jesica yang merasa curiga dengan suara lelaki di dapur adalah anaknya.
"Mah, ingetkan aku pernah cerita kalo aku pernah ditabrak sama motor?nah ini pelakunya."
"Engga Tante, aku ga pernah nabrak dia."
"Ya udah biarin aja Sa, udah lama ini."
"Kamu beneran nabrak?jujur Jay..."
"Engga mommy, aku ga nabrak. Itu bukan aku."
"Ya udah-ya udah, ga papa Bu. udah yuk kamu ke depan ibu-ibu pingin ketemu tuh." Sang ibu langsung menggiring anaknya ke depan. Disana sudah jelas ibu-ibu yang langsung menyerbu wanita bernama Alyssa. Ya...siapa yang tak kenal Alyssa. Dia gadis yang sedang banyak digandrungi oleh para anak milenial. Banyak sekali flim yang sudah dia bintangi dan meledak dipasaran. Belakangan dia juga sering wara-wiri di televisi sebagai bintang tamu di acara Talk show. Jay sendiri awalnya heran dengan ibu-ibu atau bapak-bapak yang langsung meminta foto sampai ibunya menceritakan bahwa Alyssa adalah seorang selebriti. Tak seperti kebanyak anak lain yang meminta tanda tangan Jay malah duduk dan dengan santai mengajak main Kris kini berada dalam dekapannya. Matanya sesekali melihat ke arah Alyssa. Artis?masa sih dia artis?Jay bahkan tak mengenalnya. Itulah pemikiran Jay saat ini. Mendadak acara makan malam ini menjadi acara jumpa penggemar membuat Jay semakin malas berlama-lama ditempat ini. Sejam kemudian barulah makan-makan dimulai. Jay tak punya selera makan akibat pertengkaran tadi, dia memilih memakan cemilan yang tersedia disana sambil menyuapi adik kecilnya.
"Kris jangan gigit tangan Abang.." Jay segera menarik keluar tangannya.
"Kamu ga makan Jay?"
"Engga dad, aku keburu kenyang.."
"Tadi dia ribut sama Alyssa Mas.."
"Ribut?kenapa?kok bisa?kamu udah kenal."
"Aku ga pernah kenal Dad.."
"Jay katanya nabrak dia."
"Ya ampun..."
"Dad..aku berani sumpah engga dad..."
"Udah-udah jangan debat disini, malu..." Jesica menghentikan aksi Kenan untuk mengejar Jay yang masih tak mau mengakui kesalahannya. Cukup lama mereka disana hingga akhirnya Keluarga Kenan berpamitan untuk pulang.
"Sini, kelupaan gw ngasih tanda tangan sama lu.."
"Engga, ga usah. Aku ga mau.."
"Ga usah malu-malu gitu, gw udah maafin.."
"Aku tetep ga mau.." Jay segera mendekati ibunya seperti anak kecil yang takut diculik. Jay segera berlari kerumahnya sementara Kenan dan Jesica dengan santai berjalan mengikuti Jay dari belakang sambil mengais Kris yang sudah tertidur.
"Pokoknya aku ga mau kesana lagi mom.." Gerutu Jay yang sudah duduk di sofanya.
"Ga boleh gitu dong, kita tetangga paling Deket sayang.."
"Dia udah nuduh aku, tadi maksa-maksa aku mom.."
"Maksa apa?"
"Dia mau ngasih tanda tangannya dan aku ga mau.." Jay membuat Kenan tersenyum.
"Dia suka kali sama kamu.."
"Tapi aku ga suka sama dia dad.."
"Aku tidurin Kris dulu..." Ucap Jesica lalu pergi meninggalkan mereka.
"Kenapa?kok ribut-ribut?" Kay yang ternyata sudah dirumah keluar dari kamarnya.
"Ini Jay ketemu sama cewek yang ditabraknya.."
"Kamu nabrak Jay?"
"Engga, aku ga nabrak. Oh... jangan-jangan kamu ya?muka kita kan mirip. Kay tanggung jawab. Aku jadi disalahin sama cewek itu."
"Jadi kamu Kay?"
"Ma..masa sih?aku ga inget dad..." Kay berkelit.
"Udah ngaku aja soalnya aku ga pernah nabrak-nabrak pake motor. Selama ini aku dirumah. Sakit..."
"Kay.. Kay udah Daddy bilangin jangan ngebut-ngebut.."
"Ga sengaja dad..."
"Tanggung jawab sana."
"Jay..aku udah tanggung jawab, dianya aja ga mau."
"Tapi dia sewot sama aku, minta maaf sana."
"Udah, biarin aja ah..." Kay duduk santai dan mengambil cemilan yang tersedia atas meja.
"Besok-besok kalo ada apa-apa kamu yang ngomong Kay."
"Iya dad..." Kay menurut meskipun tak membuatJay puas karena dia tak meluruskan kesalahpahaman antara dirinya dengan tetangga yang baru mereka
***
Ara mengaduk mie instan di piringnya dan seketika diseluruh ruangan tercium aroma yang lezat sementara Dariel sedang menyantap pizza yang sebelumnya mereka beli saat pulang kerumah.
"Sayang mau?" Ara meletakkan mangkok diatas meja lalu duduk dibawah lantai.
"Dari wanginya enak sih.."
"Sini aku suapin, atau mau aku bikinin?"
"Ga usah, aku nyobain aja.." Dariel lalu menerima suapan sendok yang berisikan mie dengan kuah ayam bawang yang begitu lezat saat memasuki mulutnya.
"Yakin cuman mau nyobain?"
"Iya, udah kok. Ini pedes banget sayang.." Dariel sambil menahan panas dalam mulutnya belum lagi kuahnya yang pedas membuat Dariel segera mengambil air minum.
"Yang jangan pedes-pedes kalo makan."
"Sengaja biar kamu melek."
"Kok jadi aku?"
"Riel...udalah kalo ketemu orang-orang yang gitu ga usah jadi sendu. Aku ya merhatiin kamu dari kita di rumah Daddy, dijalan, di restoran pizza sampe nonton tv, kamu ngelamun terus. Ini ada istri kamu loh. Ngajak ngobrol kek, ngajak bercanda kek. Pahala itu. "
"Iya-iya udah.."
"Kamu tuh iya-iya ga pernah dilakuin, aku jadi kesel."
"Iya kali ini dilakuin. Udah jangan marah-marah, itu makanan udah panas, ya pedes, sampe bibir kamu merah-merah gitu jadi tambah hot loh sayang..." Canda Dariel lalu duduk disofa tepat dibelakang Ara.
"Awas ya kamu gitu lagi, aku mending nginep aja dirumah Daddy."
"Iya engga, udah makan aja nanti keselek lagi.." Dariel memainkan rambut Ara yang ada dibawahnya. Mencoba mengikatnya dengan rapih.
"Jangan dipotong rambutnya ya sayang, kamu cantik rambut panjang."
"Baru aku mau bilang kalo aku mau potong rambut."
"Ngapain? janganlah."
"Pingin pake gaya baru aja Riel.."
"Segimana?"
"Segini.." Ara sambil memberi batasan pada bahunya sendiri.
"Pendek ah.."
"Ntar juga manjangin lagi.."
"Ga usah Ra bagusan gini kok.."
"Please... cuman sekali doang.."
"Ya udah segini.." Dariel menujukkan area yang lebih bawah dari bahu Ara.
"Iya-iya, besok aku ke salon.."
"Yang bawah jangan lupa dirapihin juga.." Bisik Dariel nakal tepat di cuping telinga Ara membuat Ara tersedak.
"Riel ih..." Ara menepuk paha suaminya.
"Cepet dong makannya, aku juga pingin yang hot..."
"Kamu gitu aku lama-lamain loh..."
"Iya engga, aku tungguin sampe besok pagi juga.."
"Sabar sayang..." Ara menangkup kedua pipi Dariel sambil menengadahkan wajahnya keatas sebelum akhirnya kembali makan.
***To Be Continue