Ara dan Dariel sampai di rumah Kenan dan langsung melihat Kay yang sedang menunggui Kris tidur.
"Kay..tidur di kamar sana biar kakak yang urus.."
"Iya kak..." Kay dengan terkantuk-kantuk berjalan menuju kamarnya.
"Bawa ke aku aja..." Ara menggendong Kris hati-hati lalu pergi menuju kamarnya bersama Dariel.
"Kamu tidur disitu aja sama Kris biar aku di sofa.." Dariel meraih satu bantal dan pergi ke sofa yang tak jauh dari tempat tidur Ara.
"Jay kayanya sakit kepala lagi..."
"Tapi emang harus diperiksain sih supaya jelas kenapa." Dariel membaringkan badannya.
"Kamu yakin mau tidur disini?" Ara datang membawakan selimut.
"Iya aku yakin, kamu tidur sana."
"Maafin aku ya, malam pertama kita gagal lagi.."
"Itu bukan salah kamu kok, udah ga usah dipikirin."
"Tapi aku ga enak.."
"Udah tidur aja, sebelum aku sergap kamu nih."
"Nih selimutnya.."
"Makasih sayang." Dariel mengambil selimut itu dan mulai memejamkan matanya sementara itu dirumah sakit Kenan dan Jesica tampak menunggu Jay yang sudah terbaring di kamarnya. Besok pagi Jay direncanakan akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut termasuk melakukan CT-Scan.
"Kamu istirahat sayang, biar Mas yang jaga.."
"Aku ga bisa istirahat kalo kaya gini.."
"Jay sekarang udah tenang, udah bisa tidur malah.."
"Kenapa ya Mas?"
"Tadi katanya kan ada gangguan syaraf cuman belum bisa dipastiin apa, kita tunggu pemeriksaan lanjutannya besok.."
"Kalo Jay kenapa-kenapa gimana Mas?"
"Engga papa sayang, Mas yakin ga papa."
"Tadi tuh di ngeluh dibagian belakangnya sakit kaya ditusuk-tusuk gitu katanya.."
"Iya tenang, jangan panik gitu kamunya. Kalo pun ada apa-apa sama Jay, Mas pasti bakalan cari pengobatan yang terbaik. Udah istirahat jadi besok bisa temenin Jay..." Kenan merangkul bahu istrinya.
"Lagian Jay udah tahu sakit dari bulan kemarin baru bilang sekarang, kaget aku denger keterangan dia."
"Udah jangan di omel-omelin, kasian anaknya."
"Aku tuh ga ngomelin, khawatir aja Mas.."
"Iya Mas tahu, tapi nada bicara kamu kaya orang marah. Udah-udah ya..."
***
Tidak seperti pagi biasanya Ara sudah sibuk di dapur sementara Dariel menimang Kris yang sudah bangun sejak tadi subuh. Mata Dariel memang masih lelah tapi harus bagaimana lagi, disaat seperti ini memang perlu sedikit pengorbanan.
"Kamu ke kantor?"
"Engga, aku ga ke kantor tapi Chandra mau kerumah katanya ngasih dokumen dan yang lainnya."
"Emang terajin itu anak.."
"Kamu gimana?"
"Aku kerja dirumah aja, nanti siang meeting bareng sekretaris dan wakil aku, sekalian mau ngobrol soal resign aku..."
"Sedih banget aku dengernya.."
"Ga papa, kamu bisa sayang..."
"Nih sarapannya.." Ara meletakkan nasi goreng dengan telor ceplok diatasnya.
"Makasih sayang.."
"Sini Kris aku yang gendong.."
"Dudukin aja di kursinya, dia juga pingin sarapan..." Dariel membuat Ara meraih baby chair dan mendudukkan Kris disana.
"Udah bisa jadi bapak nih..." Ara sambil senyum-senyum.
"Iya nanti aku wujudin supaya cepet jadi bapaknya.."
"Sabar ya..." Ara mencium pipi Dariel bersamaan dengan Kay datang.
"Jangan mesra-mesraan disini..." Gerutu Kay saat datang.
"Tuh sarapan kamu..." Ara menghiraukan perkataan Kay sebelumnya.
"Tumben mau masakin buat aku?"
"Ga usah komentar nanti kakak tarik lagi piringnya."
"Udah jadi istri juga... ga ada berubahnya ya.."
"Tahun baru ga jadi dong ke Sydney?Jay kan sakit.."
"Gimana mommy sama Daddy aja."
"Sabar Kay, pasti ada jalannya kok..." Dariel menyemangati.
"Iya kak..."
"Kamu udah liburkan?"
"Belum, masih seminggu lagi."
"Kuliah jam berapa?"
"Nanti siang kak.."
"Jagain Kris bentar ya, kakak ada bahas kerjaan dulu terus Kak Dariel ada meeting.."
"Iya kak..."
"Tumben langsung nurut biasanya debat dulu."
"Kalo aku orangnya semakin dewasa beda sama kakak..."
"Dewasa tapi sampe sekarang ga ikhlas-ikhlas lepasin Ran, itu tandanya ga dewasa.."
"Kalo aku ga dewasa udah aku kejar-kejar dia..."
"Emang kenapa sih Kay?kaya ga ada cewek lain aja.."
"Kakak tuh ga pernah ngerasain diputusin pas lagi sayang-sayangnya..."
"Kata siapa?pernah..." Ara sambil melirik ke arah Dariel.
"Kalo pernah kakak ga akan komen kaya gitu..."
"Kay, udahlah siapa tahu sekarang Kiran udah punya pasangan yang baru.."
"Emang dia udah punya..."
"Tahu dari siapa?"
"Watu itu dia main ke cafe aku sama pacar barunya, aku inget jelas namanya Bayu.."
"Terus kamu sama olive gimana?"
"Mommy ga suka, suruh aku putus tapi kita belum juga putus.."
"Kenapa mommy ga suka?"
"Kita beda agama..."
"Ya udah temenan aja, kalo mommy tahu nanti kamu di omelin..."
"Olive tuh baik, perhatian lagi, selalu ngingetin aku apapun, mau dari istirahat sampe ibadah..."
"Awas loh nanti berat..." Ara mengingatkan sementara Kay diam sekarang mencoba menghabiskan sarapannya. Selesai sarapan dia mengajak Kris bermain sementara Ara dan Dariel mulai bergelut dengan pekerjaannya yang sudah lama mereka tinggalkan.
"Lusa ada dinas ke Surabaya bu jangan lupa.."
"Surabaya?"
"Iya, meeting sama tim sales disana."
"Emang iya ya?kok aku lupa."
"Kebawa ke laut kali.." Canda Chandra sementara Ara mencoba mengingat-ngingat lagi.
"Berapa hari?"
"3 hari bu.."
"Kita pulang Jumat nya?atau Sabtunya?"
"Kita pulang Sabtu pagi.."
"Minggu depannya ada meetnas di Jakarta..."
"Itu aku inget..."
"Ini laporan yang harus ibu review dan beberapa ada yang harus ditanda tangani.."
"Banyak banget..."
"Dua minggu bukan waktu yang sebentar..." Chandra mengingatkan berapa lama Ara tak masuk kerja sejak persiapan pernikahannya sampai sesudahnya. Belum juga selesai membaca suara dering Handphone Ara terdengar.
- Iya mom.
- Kris gimana kak?
- Kris anteng aja kok lagian main sama Kay.
- Kamu kerja?
- Iya mom tapi dirumah kok. Jay gimana?
- Lagi pemeriksaan lebih lanjut kak.
- Jadi belum tahu penyakitnya apa?
- Belum, mudah-mudahan hari ini keluar hasilnya.
- Nanti kakak sama Dariel kesana kok sorean ya mom.
- Iya kak.
- Ya udah Aku kerja dulu ya mom, Kay kuliah siang soalnya.
- Iya, makasih kakak.
- Iya sama-sama mom.
Ara mengakhiri panggilannya dan kembali fokus bekerja.
"Eh Chan udah datang..." Dariel langsung duduk di samling Chandra.
"Iya, sempet bingung tadi nyari-nyari. Gimana honeymoon seru?" Chandra berbisik pelan ditelinga Dariel.
"Serulah kan bareng keluarga..."
"Kapan ikut olahraga lagi?lu harus cerita.."
"Iya nanti gw ikut, sekarang-sekarang ga bisa, adik ipar gw lagi sakit.."
"Eh gw ikut ke toilet dong.."
"Lu jalan aja lurus terus belok kanan.." Dariel mengarahkan dan Chandra pun mengikuti instruksinya.
"Riel, Lusa aku ke Surabaya, ada meeting sama tim sales.."
"Aku juga ada SO Akbar di gudang Semarang sama Batam.."
"Kamu pergi juga?" Ara langsung menolehnya.
"Liat situasinya dulu, kalo kaya gini mungkin ga, kasian Kris. Aku sih kalo ga Kamis ya Rabu.."
"Iya, nanti sore kita ke rumah sakit Riel.."
"Oke.." Dariel sambil mengacungkan jempolnya pada Ara.
****To be continue