Kenan datang dengan wajah paniknya sementara Anak-anaknya sedang menunggu Jesica diruangannya. Kenan membuka pintu dengan keras membuat orang yang ada disana melihat kearahnya langsung. Mata Kenan menatap tubuh Jesica yang sedang terbaring lemas di tempat tidurnya belum lagi infusan panjang ditangan Jesica menandakan bahwa dia tidak baik-baik saja.
"Kamu kenapa sayang?" Kenan menghampiri istrinya namun Jay langsung menghadangnya.
"Daddy yang kenapa?Daddy jahat ninggalin kita."
"Daddy bukan ninggalin Jay, Daddy pergi bentar.."
"Udah jangan ribut, lagi dirumah sakit ini." Riko yang ikut mulai melerai pertengkaran anak dan ayah itu. Kini Dariel mulai menjelaskan sesuatu yang terjadi dengan Jesica karena tadi yang berbicara dengan dokter hanya dia dan Kay.
"Jadi mommy kena tipes dad, mommy ga hamil." Kay kini menjawab kegelisahan Kenan kemarin malam.
"Kris mana?"
"Sama kakak keluar.."
"Biar Dariel susulin dad.." Dariel segera pergi menyusul Ara.
"Maafin Daddy, Daddy lagi pusing aja.."
"Iya tapi harusnya Daddy jangan gitu, mommy kan emang udah keliatan sakit dari kemarin-kemarin, untung aku dan Jay milih bolos."
"Iya maaf, coba Daddy pingin liat mommy dulu.."
"Awas ya dad, jangan bikin mommy tambah sakit ." Jay lagi-lagi memperingatkan.
"Iya-iya engga.."
"Udah, kasian Daddy kalian. Sini ikut uncle.." Riko mengajak keponakannya itu untuk keluar dan meninggalkan Kenan dan Jesica. Kenan kini berjalan kearah istrinya dan duduk disamping Jesica. meraih tangannya sambil menatapnya lekat.
"Pusing sayang?sakit?" Kenan dengan lembut namun belum Jesica jawab. Matanya kini hanya menatap kearah lain dengan mata berkaca-kaca.
"Maafin Mas sayang, bukan maksud Mas gitu. Mas pasti urus kok. Mas ga pernah marah mau kamu hamil atau engga, yang Mas pikiran tuh keselamatan kamu sama bayinya. Usia kita tuh udah rawan sayang punya anak, resikonya tinggi. Kalau emang sampe kejadian pun Mas ga akan ninggalin kamu." Kenan mengusap lembut tangan Jesica sementara istrinya itu masih memandang kearah lain. Kini Kenan menarik wajah Jesica lalu badannya ia bungkukan sampai dahinya mengenai dahi Jesica yang terasa panas sekarang.
"Maaf sayang, Mas ga tega liat kamu gini.."
"Maaf Mas.." Jesica meraih punuk Kenan dengan lemas.
"Iya sayang ga papa, Mas pingin kamu cepet sembuh." Kenan menatap wajah istrinya yang tampak merah dengan mata yang berair akibat suhu tubuhnya.
"Kamu istirahat, tidur, Mas yang jaga Kris. Badan kamu panas sayang, kayanya demam.." Kenan hanya membuat Jesica mengangguk lalu menarik kan selimut untuk menutupi badan istrinya.
"Mas disini..."
"Iya, Mas disini.." Kenan tetap setia duduk disana melihat istrinya beristirahat sampai benar-benar tertidur. Jesica benar-benar sakit sekarang dan membuat Kenan merasa bersalah karena telah meninggalkannya tadi pagi.
***
Kris terus tertawa saat ayahnya memainkan jenggutnya di pipinya sambil menciumi Kris. Sesekali Kenan mengajak ngobrol Kris dengan bahasa bayi yang Kenan sendiri tak tahu artinya sementara Jesica saat ini sedang duduk sambil mengunyah makanan di depannya.
"Kenapa ga diabisin sih sayang?"
"Ga enak Mas.."
"Ya paksain, supaya cepet sembuh.
"Aku pingin makanan yang lain."
"Apa?"
"Aku pingin makan ramen..."
"Sayang jangan makan-makan yang begitu dulu."
"Ya udah sini Kris sama aku.."
"Jangan, kamu masih sakit."
"Udah seminggu ini aku ga gendong Kris Mas.."
"Iya nanti sabar, kamu sembuh dulu.."
"Kris sama mommy yuk..." Jesica memaksa.
"Mommy nakal ga mau makan, Kris ga mau..." Kenan sambil memainkan tangan Kris.
"Aku pingin pulang Mas.."
"Sabar sayang, makannya kamu makan dong jadi cepet pulang.."
"Huh nyebelin..."
"Kasih cium mommy supaya cepet sembuh..." Kenan mengarahkan anaknya ke pipi Jesica. membuat Kris menciumnya disertai jilatan yang membuat pipi Jesica basah sekarang.
"Kris pasti rewel kalo mau tidur.."
"Awal-awal aja sayang karena susah minum susunya sekarang udah biasa kok dia. Mas yang susah tidur.."
"Ga nyaman tidur disini.?"
"Bukan itu, Mas khawatirin kamu aja. Kemarin-kemarin suhu badan kamu naik lagi. Banyakin minum coba.."
"Udah Mas....eh Mas Kris bentar lagi 1 tahun loh.."
"Kris ulang tahun ya, udah gede anak Daddy. Rayain mau?"
"Ngapain diraya-rayain segala, ngerti juga engga anaknya."
"Ya udah Kris di sunat aja ya.."
"Ga tega aku, masih kecil Mas.."
"Ga papa, waktu Kay sama Jay juga gitu sayang.."
"Jangan deh Mas nanti aja kalo udah gedean dikit."
"Ga papa sayang. Kris mau ya..." Kenan seolah membujuk anaknya.
"Ya udah gimana Mas aja.."
"Jadi acara sunatannya sekalian ngerayain ulang tahun Kris.."
"Iya Mas. Hm...Mas aku boleh kerja lagi ga?"
"Kerja?kenapa tiba-tiba?"
"Aku bosen dirumah, aku pingin cari kegiatan.."
"Ya udah jalan-jalan aja sama Mas.."
"Mas...kemarin om Harry sempet kasih tahu soal pabrik, soal hotel Alm. papah kayanya mereka butuh bantuan, restoran aku juga kayanya beberapa harus aku pantau lagi, udah lama juga Mas.."
"Sayang nanti kamu kecapean lagi, terus kaya gini. Udahlah percayain."
"Ga bisa Mas sampe anak-anak aku yang pegang aku ga bisa percaya sama siapapun." Jesica membuat Kenan terdiam sejenak untuk berpikir.
"Mas..ijinin ya. Aku janji keluarga tetep nomer satu."
"Kita tuh harusnya udah nikmatin masa-masa tua yang, ngapain kerja-kerja lagi."
"Mas..aku kerja juga bukan berarti yang aktif banget. Aku kan pingin tahu gimana aja..."
"Ya tetep kamu jadi ada jadwal ke kantor kan?"
"Iya...tapikan kerjanya ga berat-berat amat Mas. Palingan ikut meeting, liat laporan.."
"Sayang, kamu pegang segitu banyak perusahaan ga mungkin ada waktu nyantai.."
"Mas... please. Kalo ada apa-apa sama usaha orang tua aku, aku ga ridho.." Jesica terus membujuk sementara Kenan masih berpikir.
"Ya udah kamu urusin restoran aja.."
"Mas kan masih ada pabrik sama hotel.."
"Biar Mas yang handle soal itu.." Perkataan Kenan disambut senyum oleh istrinya.
"Mas emang baik.."
"Baik tapi disalahin mulu.."
"Mulai deh curhat...Makasih sayang..." Jesica memeluk Kenan pelan membuat Kris tertutupi oleh badan besar ibunya. Kini pintu kamar terbuka menampakkan Ara dan Dariel datang sambil membawa makanan.
"Kenapa peluk-peluk gini?"
"Pingin aja kak, kenapa perlu alesan kalo mommy pingin peluk Daddy?kan sah-sah aja.."
"Iya Daddy, nih pesenannya.."
"Makasih kak.."
"Mommy gimana?udah baikan?"
"Udah sayang, tinggal lemesnya aja. Kalian dari kantor langsung kesini?"
"Tadi kerumah Dariel dulu bentar."
"Gimana persiapan pernikahannya?"
"Udah oke kok mom, tinggal nunggu meeting kedua, takut ada yang berubah."
"Baju-baju?chatering? tempatnya?dekornya?"
"Udah mommy ga usah khawatir, semuanya udah siap. Sekarang tuh kakak mau ngasih tahu kalo kakak sama Dariel ada rencana habis nikah ngajakin mommy Daddy sama adik-adik kakak liburan.."
"Liburan?"
"Iya dad ke labuan bajo. Jadi yang pergi keluarga pak Stefan sama keluarga kita.."
"Wih ..asyik tuh, Kapan?." Kenan bersemangat.
"Ya tanggal 13 nya dad.."
"Oh pas kalian honeymoon?itu mh bukan liburan "
"Ya liburanlah, orang kakak ngajakin ramean."
"Yakin Riel mau ngajak kita? honeymoon loh ini." Goda Kenan.
"Iya dad yakin, Aku udah sewa kok.."
"Enak tuh Mas liat laut, tenang gitu ."
"Ya makannya kamu cepet sembuh jadi pas pergi tuh badannya udah fit lagi." Kenan tak henti mengomel tentang kesembuhan Jesica sementara istrinya hanya tersenyum-senyum.
****To be continue