Chapter 186 - The Day

"Bismillahirahmanirahim, Ananda Dariel Sagara saya nikahkan engkau, dan saya kawinkan engkau dengan Puteri saya Arabella Aderald Seazon binti Kenan Seazon dengan Mas kawin logam mulia 75 gram dan uang tunai 12 juta 120 ribu rupiah dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Arabella Aderald Seazon binti Kenan Seazon dengan mas kawin logam mulia 75 gram dan uang tunai 12 juta 120 ribu rupiah di bayar tunai." Dariel dengan lancar dan tegas mengucapkan ijab Kabulnya dalam satu kali tarikan nafas.

"Bagaimana para saksi? sah-sah?"

"Sah..." Saksi nikah menjawab membuat Dariel lega sekarang bahkan wajah tegangnya tadi sudah beralih ke wajah penuh senyuman. Tak butuh waktu lama Ara datang dengan cantiknya menghampiri Dariel dan duduk bersama. Serangkaian prosesi lain dan adat istiadat pun dimulai. Suasana sore dengan ditemani sunset membuat acara semakin syahdu bahkan banyak teman dan keluarga meminta foto bersama dengan pemandangan sunset. Acara sempat terhenti karena terpotong oleh adzab magrib dan kembali dilanjutkan pada pukul 7 malam. Resepsi kali ini tampak casual dan intimate sesuai yang diinginkan Dariel dan Ara. Ditengah-tengah acara gala dinner tampak Kenan mulai naik ke atas panggung mengucapkan pesan untuk kedua pengantin.

"Buat Ara dan Dariel.

Hari ini mungkin akan menambah salah satu hari paling bersejarah dalam kehidupan kalian berdua. Hari ini kalian sudah resmi menjadi sepasang suami-istri, yang kelak akan terus berubah menjadi seorang ayah dan ibu, kemudian menjadi seorang kakek dan nenek, sama kaya Daddy sekarang. Dalam perjalanan itu semua, pasti ada lika-likunya atau kerumitan hidup rumah tangga yang harus kalian lewati maka mulai sekarang kalau hari itu datang sebaiknya segala tindakan dipikirkan dengan baik dan jangan lupa berdoa kepada-Nya untuk setiap masalah yang kalian hadapi.

Untuk Dariel yang sudah menjadi suami anak daddy sekarang,

Daddy ingatin, bahwa wanita itu dinikahi karena empat alasan, karena Hartanya, keturunannya, kecantikannya, atau agamanya. Daddy harap kamu memilih Ara hari ini karena agamanya bukan karena hal lain apalagi hartanya. Terimalah Ara sepenuh hati kamu, baik kelebihan dan kekurangannya. Temenin Ara di dalam suka…di dalam duka mau dia sakit atau dia sehat. Perlakukan dia secara baik dan benar jangan sampai Daddy denger kamu nyakitin Ara meskipun Daddy yakin kamu bukan pria seperti itu. Dariel yang Daddy kenal adalah sosok pria penyayang terhadap sesama. Riel...selamat bergabung di keluarga Aderald dan Seazon...

Untuk puteri kesayangan Daddy, Arabella.

Daddy masih ga nyangka kakak udah nikah sayang, anak perempuan Daddy, anak manja Daddy sekarang udah jadi istri orang. Harapan Daddy kamu bisa menerima Dariel dengan penuh cinta, kasih sayang dan ketaatan. Layani suami kamu dengan kehangatan, manjakan juga dengan kelincahan dan kecerdasan kakak. Daddy yakin kakak bisa jadi istri yang luar biasa buat Dariel. Daddy sayang kakak.." Kenan menyeka air matanya sebentar yang ada diujung. Setelah Kenan dilanjut dengan pesan dari Jesica serta adik-adiknya termasuk keluarga pak Stefan.

"Kamu tunggu disini..." Dariel beranjak dari kursi makannya.

"Kamu mau kemana?"

"Nanti juga kamu tahu..." Dariel segera pergi keatas panggung. Dia berbicara sebentar dengan pemain musiknya lalu meraih Gitar akustik sambil mencobanya seolah berlatih sementara sang MC mulai berbicara.

"Ternyata pengantinnya mau nyumbang lagu nih, kira-kira lagu apa ya mau dibawa bang Dariel?"

"Lagu yang istri saya suka, jadi...dia seneng banget sama band Kahitna sampe setiap kita kencan dulu Kahitna manggung di cafe favorit kita, dia langsung ngajakin.."

"Wah bersejarah banget nih berarti, ya udah ga usah nunggu waktu lama, kita denger sama-sama lagu dari bang Dariel yang katanya buat istri tercinta, selamat menikmati.." Sang MC segera turun dari panggung membuat musik kini terdengar diseluruh penjuru dan tak lama Dariel mulai bernyanyi dengan suaranya yang merdu.

"...ada hati yang termanis dan penuh cinta....tentu saja kan ku balas seisi jiwa..Tiada lagi tiada lagi yang ganggu kita...ini kesungguhan ..sungguh aku sayang kamu....." Jemari Dariel dengan lincah memainkan gitarnya sementara mulutnya dengan lancar menyanyikan setiap bait lagu itu.

**

Selesai Acara mereka pulang ke kediaman Kenan termasuk Ara dan Dariel yang akan pergi honeymoon atau liburan bersama keluarga besok.

"Jay, ga mau pindah kamar?"

"Kenapa harus pindah dad?"

"Ga papa, nanya aja.."

"Engga kayanya.."

"Ya udah pake headset.."

"Kenapa?"

"Mas..ih..ngajarin yang ga bener. Udah Jay istrirahat aja sana." Tegur Jesica sambil senyum-senyum.

"Ya kali aja ada suara-suara sayang..."

"Kepala Mas tuh banyak suaranya.."

"Ya udah ayo kita juga ke kamar, ikutan malam pertama." Kenan menggoda membuat Jesica tersenyum geli sementara itu di kamar sebelah Ara sedang menghapus riasannya sendiri sementara Dariel sudah masuk kamar mandi sejak tadi.

"Baju aku mana ya?"

"Tuh tuh disitu.."

"Kenapa sih ga mau liat aku?ga sopan loh kaya gitu.." Dariel menghampiri Ara membuat dia mencium aroma sabun yang masih menempel ditubuh suaminya itu.

"Kamukan lagi ga pake baju.."

"Waktu kita pacaran aku telanjang dada kamu biasa liat aku.." Dariel membungkuk sedikit lalu menyibakkan rambut Ara dan menciuminya. Jantung Ara dibuat berdegup kali ini. Entah mengapa ada perbedaan ketika berdekatan dengan Dariel saat mereka sudah resmi menjadi suami istri.

"Riel...cepetan pake bajunya, dingin loh.."

"AC-nya aja matiin.."

"Riel...aku mau packing dulu.." Ara segera berdiri dan mencari kopernya.

"Mending kamu mandi dulu keburu malem sayang.."

"Emang udah malem, udah jam 1.."

"Ya makannya cepet mandi, packingnnya sama aku aja.."

"Ini kan barang-barang aku.."

"Ya terus kenapa?tinggal dirapihin aja kan?"

"Hm...ya kan ada daleman aku."

"Terus?aku kan sekarang suami kamu. Boleh dong liat kaya gitu?"

"Aku kan masih malu.."

"Berhenti malu sama aku.." Dariel menghampiri Ara dengan bertelanjang dada dan membiarkan hanya handuk yang menutupi bagian bawahnya.

"Ra...ibadah yuk.."

"Hm...?" Ara mengalihkan pandangan matanya namun Dariel meraih dagunya lalu menariknya agar dia bisa mencium Ara.

"Aku mau mandi Riel..." Ara menghentikan ciuman Dariel.

"Tadi katanya mau packing dulu lagian nanti juga mandi sayang.."

"Riel...jangan sekarang ya.."

"Aku pingin sekarang..." Dariel menarik-narik badan Ara agar lebih mendekat.

"Kamu pingin liat aku berdarah-darah di ranjang?"

"Darah?aku ga sekasar itu.."

"Aku lagi dapet Riel.." Perkataan Ara membuat Dariel meletakkan kepalanya di pundak Ara.

"Bilang dong sayang jangan bikin ngeri gitu."

"Sabar ya, ini hari pertama aku.." Ara tersenyum jahil.

"Ya udah cepet kamu mandi yang." Dariel kini segera meraih kaos dan memakainya. Gagal sudah malam pertamanya bersama Ara.

*** To be continue