Chereads / I don't know you, but I Married you / Chapter 166 - Hadiah untuk Dariel

Chapter 166 - Hadiah untuk Dariel

Tak terasa sudah hampir satu tahun Jesica dan Kenan menempati rumah mereka yang baru dan mereka merasa nyaman belum lagi dapur yang unik dengan design terbuka membuat Jesica senang berlama-lama di dapur.

"Liat sayang Kris aktif banget ga mau diem nih..."

"Sambil Liatin dong Mas takut jatuh.."

"Iya sayang ini Mas ada dibelakangnya kok. Kris anak Daddy makin ganteng, makin pinter.."

"Nih Mas buahnya.." Jesica datang dengan semangkuk buah mangga.

"Sayang sini.." Kenan membuka kakinya lebar dan membiarkan Jesica duduk diantara celah kakinya.

"Anak mommy mau buah juga sayang..." Jesica membuat Kris berteriak kecil dengan semangat.

"Kay jadi sekolah di Australia?"

"Iya, kayanya udah mantep. Ijinin ya Mas kasian dia, Kali aja disana hatinya lebih tenang. Aku tahu dia masih keiinget Kiran."

"Iya, kalo kamu setuju Mas setuju.."

"Dia katanya mau bener-bener ngambil culinary arts Mas.."

"Ya udah ga papa sayang, mau ngambil jurusan apapun, mau sarjana lagi mau sampe Master Mas dukung pilihan Kay yang penting dia seurius, dia seneng."

"Mas emang baik..."

"Soalnya kalo ga gitu mommynya marah.." Kenan sambil mengunyah buahnya.

"Kapan Mas mau bilang ke Dariel soal rencana nikah?"

"Nanti aja pas dia ulang tahun, kata kakak dia bentar lagi ulang tahun.."

"Oh iya?"

"Iya sayang, katanya mau bikin kejutan dirumah pak Stefan, kakak pingin kita kesana."

"Kakak romantis banget.."

"Iyalah sama calon suami.."

"Mas yakin?"

"Kamu yakin ga?"

"Aku gimana feeling bapaknya."

"Dariel selama ini baik kok, beberapa kali Mas liatin cara dia ngadepin Ara kalo manjanya keluar bisa kok dia. Mas udah anggap Dariel kaya anak Mas sendiri. Ga tahu deh sekarang-sekarang Mas percaya banget sama dia. Gesit gitu orangnya, seneng aja liatnya."

"Mas..ga pingin bantuin Dariel?"

"Bantuin apa?"

"Cariin orang tuanya?"

"Ah Darielnya aja ga minta, biarin aja dulu.."

"Kasian dia, mungkin pingin ketemu ayahnya atau ibunya.."

"Mas bakalan bantuin dia kalo dia minta sendiri sama Mas, kalo cuman nyari orang tuanya Mas yakin bisa tapi apa Dariel udah siap?dia juga kasian sayang, ditelantarin gitu aja tiba-tiba Mas temuin sama orang tuanya tapi ternyata dia belum mau atau belum siap, Mas malah bikin dia sedih, Mas malah ga enak sayang. Sekarang tuh kondisi Dariel bisa ngaruh sama kakak. Kalo dia sedih kakak juga suka ikutan sedih. Mas mana tega sayang.."

"Aku penasaran aja siapa orang tuanya."

"Nanti ada saatnya sayang, Mas yakin Dariel juga pingin tapi dia belum siap aja, dia pernah bilangkan dia takut kecewa kalo ketemu sama keluarganya."

"Tega banget, padahal Dariel baik, cakep, sholeh. Kalo aku ketemu dia dari dulu udah aku angkat dia jadi anak."

"Mas yang ga suka pake ada acara komen cakep segala.."

"Ih Mas suka gitu, dimata aku cowok paling cakep sedunia cuman Daddynya Kris.." Jesica mencium sebentar pipi Kenan yang ada dibelakangnya.

"Sayang kasih hadiah apa buat Dariel?"

"Terserah Mas.."

"Kasih ide dong..."

"Biasanya Mas suka rutin kasih mobil ke orang-orang." Jesica mengingat kebiasaan suaminya membuat Kenan tertawa.

"Apa itu yang dia perluin?Mas pingin kasih yang dibutuhin apa."

"Menurut aku sih perlu, dari jaman Kakak pacaran aku suka liat Dariel pake mobil itu terus mungkin dia butuh yang lebih yang menunjang kesehariannya juga. Apalagi Kakak kadang suka pingin jalan pake mobilnya mungkin ada yang kurang nyaman Mas.."

"Apa Mas ga kaya ngehina dia?"

"Ya enggalah Mas, Mas kan niatnya bukan itu tapi kalo Mas masih bingung gimana coba tanya Pak Stefan dia kan yang tahu Dariel banget. Ceritain kalo Mas mau ngasih mobil."

"Mas jadi kepikiran sayang, Mas kan pingin pernikahan kakak tuh paling bagus, pokoknya yang kakak mau Mas pingin wujudin dari awal sampai Hari H, Mas takut ngebebanin Dariel tapi kalo Mas bantuin takut Dariel mikirnya lain lagi."

"Mas...aku yakin Dariel bukan tipe orang yang gitu, Inget waktu kita suruh dia tunangan dulu dia bilangkan ngikutin saran kita, dia hormatin setiap omongan kita. Dia juga pasti nerima kok ini cuman masalah cara kita ngasihnya aja Mas. Kalo kita ngasihnya kaya orang ngehina ya dia juga marah Mas. Dia pasti ngerti kalo kakak anak pertama dan satu-satunya cewek lagi jadi wajar kalo Daddynya pingin acaranya gede-gedean.."

"Seneng Mas sama komentar kamu sekarang."

"Emang aku kasih komentar suka asal apa?"

"Iya engga sayang.."

"Mas..curiga sama Jay ga?"

"Curiga apa?"

"Dia belakangan kalo teleponan suka senyum-senyum sendiri, ketawa-ketawa sendiri."

"Terus kenapa?mungkin ada yang lucu."

"Dia punya pacar kayanya Mas..."

"Ya udah biarin, bagus dong dia udah move on dari Tiara."

"Ya aku penasaran sama ceweknya, siapa gitu Mas.."

"Nanti Mas suruh dia bawa ke ulang tahun Dariel."

"Jangan ah kasian Kay Mas, bikin panas aja."

"Kay ga gitu sayang..."

"Lagi apa nih?" Jay datang lalu menyimpan tasnya dikursi. Matanya teralihkan oleh Kris yang sedang memegang bola kecil.

"Kris ini Abang, mau main bola ya..."

"Jay..Kak Dariel ulang tahun nanti mau pada kasih kejutan, kamu ikut ya.."

"Hah?kak Dariel ultah?aku belum beli kado mom.."

"Ya udah beli aja lagian mommy juga ga tahu kapan pastinya cuman kakak mau kasih kejutan katanya di rumah Pak Stefan.."

"Jay...mommy pingin liat pacar kamu tuh.."

"Pa..pacar?" Jay terbata-bata.

"Iya, mommy perhatiin kamu suka teleponan sambil senyum-senyum, sama siapa coba?"

"Sama temen aku mom.."

"Jay, Jay kan ga pernah bohong sama Daddy sama mommy. kita cuman pingin kenalan."

"Daddy, mommy aku ga bohong. Aku ga pacaran dan ga mau pacaran juga, aku tuh lagi fokus kuliah aja.."

"Daddy ga ngelarang kamu pacaran kok Jay.."

"Aku tahu, aku emang lagi ga pingin aja Dad.."

"Jay..jangan bikin mommy khawatir ya.."

"Mom..aku ga papa, aku normal. Aku masih suka cewek kok."

"Berhenti mikirin Tiara Jay.."

"Mom, aku ga mikirin Tiara. Kita udah sepakat buat temenan kaya dulu aja.

"Kamu ga ada masalahkan sama Dirga?"

"Engga mom, semuanya udah baik-baik aja kok. Udah mending bantuin aku mikirin kado buat kak Dariel?"

"Tanya kakak kalo kamu bingung."

"Kakak jawabnya suka ga bener."

"Tanya dulu aja Jay kali aja ada ide.."

"Daddy kasih apa?"

"Ada rahasia..."

"Ih kok gitu?"

"Takut kamu bocorin ke kakak.."

"Nanti hadiahnya sama loh."

"Engga, ga mungkin sama.."

"Ih Daddy nyebelin, Kris...Daddy nyebelin ya Kris.." Jay mengalihkan pandangannya pada Kris yang masih bermain dengan bola kecilnya.

****To be continue