Chereads / I don't know you, but I Married you / Chapter 139 - Kenang-kenangan

Chapter 139 - Kenang-kenangan

Dariel sudah mulai menyetir sementara Ara disampingnya tampak bersandar lelah akibat perjalanannya. Selain Ara ada Sonya, Mia,dan Chandra di dalam mobil.

"Ra..mau aku beliin obat?"

"Engga, ga usah."

"Masih pusing ga kepalanya?"

"Ntar juga ilang."

"Ini mau ke Bandung loh sayang, kalo kamu sakit pending aja." Dariel membuat teman-temannya tak percaya dengan kemesraan dia dan Ara.

"Engga ah ga enak sama opa."

"Ara ga bisa tidur Riel.." Sonya sudah tak canggung lagi memanggil nama bosnya.

"Kalian apain sampe ga bisa tidur?" Canda Dariel.

"Suruh makan aja dulu, Ara belum makan tadi." Chandra memberi saran

"Kalian udah makan belum?kita makan bareng aja yuk, gw traktir."

"Asyik, saran lu mantap Can.."

"Dasar si Onya ga tahu malu."

"Kapan lagi gratisan mi.." Perkataan Sonya membuat Ara sedikit tertawa kecil di tengah-tengah istirahatnya. Dariel lalu mencari tempat makan terdekat untuk makan.

"Makan dulu, kamu kenapa sih?bandel banget jadi sakitkan?" Dariel langsung mengarahkan Ara ke meja kasir untuk memesan diikuti oleh teman-temannya.

"Aku sakit kamu malah ngomel, tega banget."

"Ya udah-ya udah mau makan apa?"

"Aku pingin sup Riel." Ara dengan lemas mencari makanan yang ingin dia makan begitupun Dariel dan teman-temannya.

"Dariel beda ya kalo lagi pacaran.." Sonya berkomentar lagi saat mereka duduk dan menunggu makanan datang.

"Kalo dikantor ga pernah ya Dariel gini."

"Iya emang, Dariel kalo di kantor cueknya minta ampun sama gw. Gw udah ceritakan startnya dia tuh jam 5." Ara membuat teman-temannya tertawa.

"Lu ya tega, Farah aja sama Sandi biasa aja."

"Ya mereka ga tahu diri aja, sekalinya ketahuan pacaran pas jam kerja awas, gw jitak."

"Mereka mau nikah Riel."

"Nikah?kok gw ga tahu?gw cuman tahu mereka baru pacaran."

"Sandinya ngajakin seurius pas nembak jadi bukan buat pacar tapi buat jadi istri."

"Bisa seurius juga Sandi, Farah mau?"

"Maulah, dia juga ga mau pacar-pacarankan."

"Kapan?"

"3 bulanan lagi kalo ga salah."

"Gila, cepet banget emang nyiapin nikah secepat itu apa?"

"Ga tahu, gw kan belum nikah." Mia polos lalu mulai melahap makanan mereka yang sudah datang namun ditengah-tengah makan sore mereka Ara justru terlihat mual-mual seperti orang akan muntah dengan cepat dia pergi ke kamar mandi. Dariel sedikit khawatir dengan kondisi Ara.

"Duh maaf ya kalian jadi ga enak ya makannya." Ara sudah kembali.

"Engga kok Ra ga papa, mungkin Lo kecapean kemarin ikutan SO."

"Tuh aku beliin teh anget.."

"Duh ga enak gini.." Ara menyandarkan kepalanya di dada Dariel membuatnya sedikit mendekat.

"Tadi keluar ga?makannya mau lanjut atau engga?" Dariel memeluk Ara sekarang.

"Iya udah keluar."

"Mau istirahat di mobil aja?"

"Engga, aku lanjut makan aja deh.."

"Iya makan dulu dikit sayang, nanti aku cariin obat terus kamu tidur jadi sampe Bandung udah fresh lagi." Dariel mengusap pelan punggung Ara.

"Yang...Beliin aku coklat juga ya." Ara mulai menjauh dan menyadari masih ada teman-teman Dariel disana yang menatap mereka.

"Ih jadi malu, ngapain sih Riel peluk-peluk segala, ada temen-temen kamu nih."

"Kok nyalahin aku?suruh siapa senderan."

"Jadi gini ya kalo bos pacaran.." Sindir Mia dengan tawanya.

"Eh iya, aku, Mia, Sonya sama Farah mau ke Korea nanti pas libur panjang bulan depan, kamu mau ikut ga?"

"Engga, ngapain ikut?"

"Ya liburanlah Riel kerja mulu.."

"Tuh denger kata Sonya.." Ara senang ada yang sepemikiran dengannya tentang Dariel.

"Can lu ga ikut?"

"Engga, gw mau sisain cuti gw buat akhir tahun."

"Sandi sama Gio?"

"Sandi ikut kali mau sekalian pre wedding kalo Gio ga tahu belum gw tanya." Jawab Mia.

"Kamu ikut aja.."

"Aku liat jadwal aku dulu ya, aku ga janji."

"Dariel tuh ya sibuknya udah ngalahin bosnya sendiri." Ara mulai ceria lagi.

"Temenin kek pacar lu Riel."

"Sering Mi gw temenin."

"Sering?" Ara heran.

"Di kantorkan ditemenin dari Senin sampe Jumat." Canda Dariel tak ingin membuat Ara marah.

"Ke Bandung jangan lupa bawa oleh-oleh ya.."

"Lu mau oleh-oleh apa emang Can?"

"Yang enak pokoknya Riel."

"Tenang Can, lu kan sekretaris gw yang suka gw bikin susah gw pasti bawain oleh-oleh."

"Oke, siap bos.."

"Ra?gw engga?gw kan bantuin lu selama di Banjarmasin." Onya tanpa tahu malu meminta keistimewaan yang sama.

"Iya ntar gw bawain juga yang bagus, gw ga akan lupa sama Onya sama Mia yang udah dengerin curhatan gw semaleman."

"Curhat?curhat apa semaleman?"

"Kamu kepo, urusan ceweklah.."

"Jadi itu ya yang bikin sakit?" Dariel protes membuat Ara diam sementara itu dilain tempat Kay yang sudah sampai di Bandung heran dengan sikap Kiran sedaritadi. Dia lebih pendiam dari biasanya padahal sebelumnya dimobil dia bilang ingin menemani Kay mengobrol.

"Kamu kenapa sih Ran?ga enak badan?" Kay menghampiri Kiran yang sedang mengambil minum.

"Engga, aku ga papa kok."

"Ga nyaman disini ya?"

"Engga, aku suka kok. Aku udah ngobrol-ngobrol tadi sama sepupu kamu."

"Kamu daritadi diem aja, ada yang dipikirin?"

"Engga sayang.." Kiran mendekati Kay dan memegang tangannya.

"Aku cuman lagi mikirin kuis aku aja, nanti gimana ya."

"Nanti aku bantuin belajarnya."

"Ga usah, 3 hari ini aku pingin bener-bener liburan sama kamu."

"Eh?" Kay tak percaya dengan ucapan Kiran.

"Kok eh sih?"

"Jarang-jarang aja, biasanya kamu sibuk sama BEM kamu atau apalah."

"Kan ini acara keluarga kamu masa aku sibuk sendiri."

"Cape sayang diperjalanan?pegel kakinya?" Kay dengan romantis mengusap pelan pipi Kiran membuat Kiran semakin cemas dengan setiap rencananya. Bagaimana bisa dia meninggalkan Kay yang begitu baik padanya seperti ini.

"Kamu kali yang pegel kan habis nyetir."

"Kalo gitu pijitin kek.."

"Mana bisa aku pijitin, ga ada tenaganya."

"Ga usah pake tenaga, pake cinta aja.."

"Ish...apaan sih.." Kiran memukul pelan bahu Kay.

"Kay kita beli apa gitu di Bandung, kalung kek atau apa gitu." Kiran bergelayut manja di lengan Kay.

"Kalung?"

"Ya ga usah kalung juga sih pokoknya yang couple-an gitu Kay.."

"Apa ya?aku beliin cincin mau?"

"Ih kaya orang mau nikah aja."

"Iya nantikan aku mau nikahin kamu." Kay dengan bersemangat sementara Kiran sedikit bingung untuk merespon ucapan Kay.

"Kenapa?ga mau?"

"Engga-engga bukan ga mau. Eh beli gelang aja atau jam tangan gimana?"

"Jangan-jangan kalung aja ya?bagus kayanya nama kitakan sama-sama huruf K."

"Emang yang sekali jadi ada?"

"Bisa, aku cariin sayang."

"Makasih.." Kiran mencium pipi kekasihnya.

****To be continue