Chereads / I don't know you, but I Married you / Chapter 160 - Bertemu Tiara

Chapter 160 - Bertemu Tiara

Jay menuruti kata orang tuanya dengan duduk dan bersantai bersama dengan ibunya.

"Kenapa pake baju yang gini sih sayang?" Protes Kenan ketika melihat penampilan Jesica yang tampak berbeda. Dia kini memakai baju yang menampakkan perutnya belum lagi celana pendek yang dia pakai mengekspose kaki jenjangnya sendiri.

"Namanya juga dipantai Mas, itu Katerin, Dinda juga ga papa." Jesica menarik kacamata hitamnya lalu memandang Kris yang ada didekapan Kenan.

"Iya-iya ga papa cantik..."

"Mas telanjang dada pake celana pendek aku ga marah."

"Iya udah, Mas ijinin sayang ga usah jadi ribut disini."

"Kris mau berenang sayang atau mau main pasir?"

"Kris sama Mas aja pingin Mas ajak main air.."

"Baik banget sih Mas ngurusin Kris.."

"Iyalah Mas udah janji soalnya. Jay mana?"

"Itu sama ibu-ibu lagi duduk." Canda Jesica melihat Jay akrab dengan teman-temannya.

"Ken, ayo...." Alex sudah siap dengan Muel.

"Ayo, ayo.." Kenan bersiap.

"Ya udah hati-hati ya Mas, aku sama Jay.."

"Jay ga main Tante?"

"Jay masih sakit katanya Muel.."

"Ya udah Muel kesana ya Tante.."

"Iya hati-hati.." Jesica yang setelah itu menghampiri anaknya.

"Lagi apain anak gw lu pada?"

"Mom...kenapa sih pake celana pendek, baju ga lengkap?jangan seksi-seksi loh mom nanti Daddy marah." Jay terkejut ketika melihat ibunya.

"Ih lucu banget sih kamu..." Dena dengan tawanya.

"Mommy udah ijin sama daddy, sstt....jangan cerewet."

"Mommy sama kakak sama aja."

"Jay ambilin Tas Kris aja sana daripada ngomentarin mommy mulu..."

"Iya-iya, mana kunci mobilnya?"

"Tuh di Tas cari.." Jesica menunjukkan sebuah tas lalu Jay segera mencari kunci mobil milik ayahnya dan setelah selesai dia segera berjalan menuju parkiran.

"Akhirnya gw bisa nyantai biasanya sibuk ngurusin anak-anak.." Jesica merentangkan tangannya.

"Untung bapak-bapak lagi baik ya mau ngurusin si kecil.." Dena menambah komentar.

"Din...kemarin sorry ya ada acara berantem segala di tempat kita."

"Iya ga papa ka.."

"Itu pacar anak lu menggoda banget."

"Dariel maksud lu na?"

"Iyalah siapa lagi."

"Lu ya, udah tua juga seneng main-main, inget Abang."

"Iya, gw kan cuman komentar doang ka, dadanya itu loh bikin semeriwing untung Abang ada keturunan Arab jadi punya, ngilernya punya Abang aja.." Komentar Dena disambut tawa oleh yang lain.

"Lu mikir apa sih?"

"Duh Kat hal yang gini tuh penting diusia-usia kita. Memunculkan gairah udah tua tuh susah."

"Gairah?bahasa lu ya kaya apa aja."

"Calon suami anak gw tuh, mau tunangan Minggu depan."

"Hah?asli?"

"Iya Kat tadinya pingin nikah tapi Mas Ken masih belum percaya secara mereka pacaran aja baru jadi tunangan aja dulu. Gw emang ga ngundang-ngundang sih keluarga doang."

"Nikah tapi ngundangkan?"

"Kalo nikah pastilah ngundang."

"Dimana tunangannya?dirumah lu?"

"Tadinya mau disana tapi ga tahu tuh, Mas Ken kepikiran pingin di Bali sekalian ajakin keluarganya liburan disini."

"Bakalan mewah nih."

"Anak pertama Din, pastilah Mas pingin yang terbaik padahal gw gimana anaknya aja."

"Tadi Dirga ada ngobrol sama anak gw.."

"Oh palingan jelasin yang soal salam paham itu na, itu kan syarat dari Jay tadi.." Lala menjelaskan.

"Kayanya La, gw sih ga terlalu dengerin."

"Na perhatian kek itukan anak lu sendiri."

"Kat, gw tuh orangnya nyantai, gw tahulah itu masa-masa kenakalan remaja, yang perlu gw lakuin tuh mantau doang kalo ada yang salah baru bertindak lagian abang udah keras ga mungkin gw keras juga kasian Tiara. Gw takut dia stress kalo gw ikut-ikutan marahin dia."

"Tiara dimarahin emang?"

"Bukan dimarahin sih ditegur doang sama Abang cuman Abang nadanya rada keras jadi Tiara mungkin takut."

"Maafin Na, gara-gara anak gw.."

"Iya ga papa La, Abang cuman khawatir banget anak perempuannya diapa-apain."

"Kalian tuh bijak ya, gw jadi merasa beruntung bisa temenan..." Dinda mulai berkomentar.

"Padahal dulu gw pingin nampol Lu Din karena denger Ken selingkuh sama lu tapi ternyata salah paham." Lala teringat moment dulu membuat Dinda tertawa.

"Gw jadi khawatir juga kalo Tari udah punya pacar gimana?"

"Tenang, kita pantau. Pokoknya anak siapapun dari temen gw, gw anggap anak gw juga."

"Iya lu enak, lu kan udah hatam punya anak banyak lah gw ngurus 2 aja pusing.." Keluh Lala sementara itu Jay tampak kembali menutup mobilnya setelah mendapatkan barang yang dia cari dan segera bergegas menemui ibunya lagi namun disaat yang sama dia melihat Tiara yang juga baru keluar dari mobilnya. Jay menatapnya sebentar lalu kembali berjalan. Dia tahu Tiara masih tak mau berbicara lagi dengannya jadi daripada dia menimbulkan keributan lebih baik dia pergi saja.

"Jay..."

"Iya.." Jay menoleh sebentar lalu Tiara berjalan kearahnya.

"Kak Dirga udah jelasin semuanya ke aku tadi.."

"Baguslah.."

"Aku minta maaf udah nuduh kamu kaya gitu, aku ga tahu cerita sebenernya kaya apa. Aku juga kaget kemarin ada kejadian kaya gitu, Aku minta maaf Jay.."

"Apa aku aneh Ra?"

"Aku ga pernah ngomong gitu kok ke kak Dirga. Dia ngelebih-lebihin aja ceritanya ke kamu."

"Apa aku gila?"

"Engga, aku ga pernah anggap kamu gitu. Akukan udah pernah bilang waktu itu aku ga pernah nyadar kalo kamu sakit, aku nyaman-nyaman aja waktu sama kamu, ini salah paham aja Jay. Kamu percayakan sama aku?aku ga mungkin jelek-jelekin kamu."

"Tapi kenapa kak Dirga bilang gitu?yang tahu semua kan kamu, ga mungkinkan dia tahu tiba-tiba kalo kamu ga cerita?"

"Kalo dibilang cerita, aku ga bisa bilang gitu karena kak Dirga kebanyakan yang nanya dan aku cuman jawab aja itu pun bener-bener ga ada jawaban seolah aku ngejek kamu Jay. Dia nanya aku jawab. Soal kita putus aku cuman jawab kita putus karena masalah komunikasi aja bukan karena kamu aneh atau gila aku ga pernah nambahin itu sekalipun Jay. Dia juga nanya apa pernah kamu cium aku dan aku jawab iya tapi ga pernah ada kata lain yang aku tambahin Jay selain itu ciuman pertama kamu.." Tiara menjelaskan yang terjadi sebenarnya antara dia dan Dirga sementara Jay masih berpikir.

"Jay...kamu percaya sama omongan akukan?" Tiara melangkah lebih dekat lalu menggengam tangan Jay.

"Aku percaya sama kamu, tapi kenapa kamu ga pernah percaya sama aku?kalau kamu ga anggap aku sebagai mantan kamu aku terima, kalau kamu ga anggap aku sebagai temen kamu aku juga terima tapi anggap aja aku sebagai anaknya temen orang tua kamu. Aku ga ada niat sedikitpun buat ganggu hubungan kamu sama pasangan kamu dan dari dulu itu kan yang aku lakuin sebelum aku berani nembak kamu?bahkan pas aku bilang suka aku masih mikirin perasaan pacar kamu tapi kenapa kamu nuduh aku kaya gitu Ra?" Jay dengan nada sedih.

***To be continue