Chereads / I don't know you, but I Married you / Chapter 143 - Tantangan baru

Chapter 143 - Tantangan baru

Sepanjang perjalanan hanya keheningan didalam mobil hingga setelah setengah jalan berlalu Ryan mulai berbicara.

"Opa pernah salah dulu, opa salah sama Kenan dan rasanya sampe sekarang masih ada perasaan itu. Bukan cuman sama Ken tapi sama Bella juga opa salah sampe kalo dipikir-pikir opa ga bijaksana dulu."

"Kenapa opa?"

"Bella sama Kenan itu menikah gara-gara keegoisan opa. Bella nikah sama Dikta gara-gara opa ga setuju sama Adam pacarnya Bella dulu yang cuman tukang martabak tapi siapa sangka sekarang usaha martabaknya besar dan jadi terkenal, Martabak adamas tahu?itu yang punyanya dulu pacar Bella."

"Iya opa tahu, enak lagi harganya juga lumayan."

"Kenan dulu pacaran sama Marsha yang tadi dibilang orang tua Kiran. Udah 8 tahun pacaran tapi opa ga setuju gara-gara opa pernah berantem dulu sama ayahnya dan waktu Ken nikah sama Sica eh ketahuan itu cuman salah paham. Opa nyesel waktu itu karena bikin Ken menderita tapi kalo diliat sekarang dia bahagia kok sama Sica begitupun Bella sama Dikta tapi tetep aja perasaan itu selalu ada. Perasaan bersalah karena terlalu memandang orang dari sudut pandang lain bukan dari sisi kemanusiaannya."

"Semua orang pasti pernah ngelakuin salah opa."

"Tapi opa jatuh dilubang yang sama 2 kali."

"Mungkin itu bukan juga salah opa, mungkin udah takdirnya aja mereka ga jodoh."

"Dan sekarang opa ga mau nyesel. Opa ga mau kejadian ketiga kalinya. Ken sebenernya udah cerita tentang kamu tadi, opa cuman pingin tahu aja cerita dari kamu gimana takutnya dia mengada-ada tapi engga dan kamu tau yang dibilang Ken apa?dia bilang mau opa restuin atau engga dia bakalan tetep biarin kamu sama Ara. Ken dari dulu emang suka nentang banget jadi opa sama Ken sering berantem tuh tapi feelingnya ga pernah salah. Riel...kamu udah bisa maafin orang tua kamu pun menurut opa adalah sesuatu yang hebat, kamu ga benci mereka pun itu adalah hal yang menandakan kamu bukan anak durhaka kalo sampe suatu hari kamu ketemu mereka itu artinya bonus."

"Iya opa makasih."

"Ken bilang kamu berjasa buat keluarganya makannya dia seneng sama kamu tapi kayanya sayang ya kalo sampe ga jadi, kenapa ga coba bergabung sama keluarga Seazon dalam waktu dekat?"

"Hah?gimana opa maksudnya?"

"Opa tahu Ken lagi minta restu buat hubungan kamu sama Ara jadi opa cuman ngasih 2 pilihan sama kamu."

"Apa opa?"

"Pertama kalo main-main mending tinggalin dan kalo emang kalian profesional opa ga akan ganggu jabatan kamu dikantor, kedua kalo emang kamu seurius cepet gabung sama keluarga Seazon." Ryan membuat Dariel mengerti sekarang dia bahkan senyum-senyum mendengar pilihan kakek Ara itu. Kini ia sampai di depan gerbang vila dan mulai memarkirkan lagi mobilnya dengan rapi. Dilihat dari dalam tampak ruang tengah masih menyala dan ketika mereka masuk terlihat Ara dan Kenan yang akan melangkah entah kemana.

"Opa istirahat duluan ya.."

"Riel...gimana?kenapa wajah kamu gitu?ada apa?" Ara segera bertanya saat kakeknya masuk kedalam kamar.

"Hmm...kita ngobrolnya besok lagi aja ya.."

"Ga bisa, aku ga bisa nunggu lagi.."

"Daddy tinggal ya.." Kenan menyadari situasinya dan pergi meninggalkan Ara dan Dariel berdua.

"Dariel Sagara cerita ada apa?"

"Sstt...jangan kenceng-kenceng nanti kamu bangunin orang sevila ini."

"Ya makannya kamu ngomong dong, jelasin gimana."

"Aku cape Ra udah malem juga jadi mending istirahat."

"Riel aku daritadi nungguin kamu loh dan sekarang kalo kamu suruh istirahat pun aku ga akan bisa, kamu mau nyiksa aku dengan suruh aku begadang?"

"Udah-udah jangan marah, kenapa sih bahas begini aja marah?" Dariel mengusap pelan lengan Ara dengan tangannya.

"Ya habis aku tanya kamu ga jawab." Ara sudah penasaran dengan hasil obrolan Dariel dan opa-nya.

"Opa tadi nanya-nanya soal keluarga aku jadi aku lama ceritain dulu itu."

"Oke skip bagian itu intinya opa ngerestuin hubungan kita ga?"

"Aku cuman butuh jawaban kamu dulu."

"Jawaban apa?"

"Inget waktu kejadian kamu nangis-nangis ga mau kita pisah dirumah aku?"

"Inget.."

"Kamu seurius ga ngomong kaya gitu?"

"Ya seuriuslah makannya aku balikan sama kamu dan berubah. Kamu ragu sama aku?"

"Engga, aku bilangkan aku butuh jawaban kamu."

"Terus apa?ih gemes deh bikin penasaran."

"Kamunya tenang dong, kebiasaan deh ga pernah sabaran."

"Ya udah lanjutin apa."

"Kalian belum tidur?" suara Dikta menggangu mereka. Kini Dikta mulai berjalan menuju dapur dan membuat minuman.

"Belum uncle.."

"Pacaran mulu, tidur sana." Dikta menenggelamkan teh -nya di atas cangkir.

"Nanti aja uncle ada yang mau diomongin ini."

"Dariel beda ya kalo dikantor sama disini."

"Perasaan bapak aja."

"Tuh kebiasaan kalo disini samain aja panggil uncle kalo dikantor boleh bapak."

"Iya uncle."

"Nah gitu dong, enakkan didengernya." Dikta terus mengajak ngobrol Dariel membuat Ara sedikit gemas karena tak kunjung pergi padahal uncle-nya itu hanya membuat teh.

"Rame-rame nih, ada apa?" Riko keluar dari kamarnya, Ara semakin dibuat kesal.

"Ini Dariel sama Ara pacaran terus kak.."

"Iyalah kalo dikantor mana bisa, bikin apa Dik?"

"Teh, Bella ga enak perut katanya jadi aku bikinin teh."

"Tuh orangnya turun." Riko menyadarkan Ara tentang keberadaan Tante-nya yang membuat suasana tambah ramai.

"Kita cari tempat lain yuk."

"Ga enaklah Ra, bentar lagi aja tunggu." Dariel pelan.

"Lama banget Mas.."

"Ini lagi dibikin, bentar lagi."

"Kenapa?kamu hamil lagi?"

"Ih apaan kakak cuman kebanyakan makan pedes aja tadi." Bella mendekati Dikta dan tak lama menyeruput teh yang dibuatnya.

"Riel darimana sama opa?"

"Habis beli susu murni aja tan.."

"Wih enak tuh dingin-dingin gini."

"Iya itu juga ga sengaja ketemu tukangnya."

"Dariel pergi Ara gelisah, langsung kangen-kangenan padahal baru pisah beberapa jam." Ledek Riko.

"Ih uncle, engga juga."

"Pasangan kasmaran nih."

"Udah-udah tinggalin mereka aja kasian digangguin Mulu." Bella membaca situasi dari mimik wajah Ara lalu dengan segera membawa cangkirnya ke atas bersama Dikta begitupun Riko yang kembali ke kamarnya.

"Duh...banyak banget pengganggunya. Udah kita lanjutin lagi sampe mana tadi?"

"Ah..takut ada yang ganggu lagi." Canda Dariel sambil melihat ke arah sekeliling mereka.

"Ish...apaan sih ga ada juga, udah cepetan.."

"Ih marah-marah mulu."

"Ya kamunya jelasinnya lama, kenapa sih ga ke intinya aja?"

"Ra, kamu ga akan selingkuhin aku lagi kan?ga akan main cowok lagi?"

"Kok jadi bahas ini sih?"

"Jawab aja."

"Engga sayang, aku ga akan gitu lagi, aku kan udah janji aku ga mau kamu tinggalin aku."

"Kalo gitu nikah sama aku."

"Hah???" Ara terkejut dengan ucapan Dariel.

***To be continue