Chereads / I don't know you, but I Married you / Chapter 110 - Keputusan Jesica

Chapter 110 - Keputusan Jesica

"Ini Mas bales gimana?Mas cuman pingin kamu ikhlas aja. Kalo ga boleh mending bilang dari sekarang."

"Iya boleh Mas."

"Yakin?" Kenan tak percaya dengan jawaban Jesica.

"Kok Mas malah gitu sih?aku kan jadi bingung."

"Sayang, Mas pingin jawaban jujur."

"Aku ikhlas kok, Mas tadi bilang ini bukan salah Kay bukan juga salah Ran. Kalaupun ada masalah ya biarin kita aja mereka ga usah tahu."

"Kamu masih ga suka sama Marsha?kalo suatu hari ketemu gimana?"

"Aku bakalan cobain ga kaya gitu, dulu aku bisakan temenan sama Dinda?mungkin Marsha juga bisa."

"Kamu emang mommy yang the best, Makasih sayang.."

"Aku cuman mikirin Kay ya Mas, liat Jay patah hati aja aku ga tega apalagi sekarang kalo liat Kay juga gitu."

"Iya-iya, kalo Mas kan udah ga dipikirin."

"Aku juga mikirin Mas kok.." Jesica menarik wajah Kenan yang sedang melihat Handphonenya. Seketika Kenan mencium istrinya, Kenan meletakkan ponselnya disamping agar tangannya bisa mendekap badan Jesica menjadi lebih dekat.

"Dad.." Ara sudah berteriak dari atas.

"Duh..kebiasaan deh anak itu muncul." Protes Kenan sambil melepaskan ciumannya sementara Jesica menghapus bekas ciumannya dari bibir Kenan dengan wajah yang tersenyum sekarang.

"Sini aku yang bales ke Marsha." Jesica mengambil alih ponsel Kenan dan ia tak protes.

"Kenapa kak?"

"Pingin gangguin Daddy aja." Ara langsung melompat duduk dekat ayahnya.

"Ih...kirain ada apa, masuk kamar sana."

"Kenapa?kan enak kumpul-kumpul."

"Soalnya kamu ganggu Daddy sama mommy pacaran."

"Cie..yang udah baikan.."

"Daddy ga pernah berantem kok."

"Bohong, kasian tuh Kay mikirin mommy sama Daddy."

"Kay?"

"Iya, dia mau putus sama Ran.."

"Hah?kok putus?" Jesica kaget.

"Soalnya ga enak sama mommy katanya." Ara membocorkan obrolannya dengan Kay waktu itu.

"Kakak jangan mengada-ada." Kenan tak percaya.

"Tanya aja sama anaknya kalo engga sama Jay."

"Aku jadi ga enak sama Kay."

"Udah tenang ga papa sayang."

"Emang bener...Daddy sama ibunya Ran..."

"Iya bener, udah ga usah dibahas." Kenan memotong pertanyaan anaknya.

"Kakak tahu dari siapa sih?Mas cerita ya?"

"Dari Jay.."

"Iya, Mas pernah cerita ke Jay cuman contohin soal patah hati gitu yang, eh dia malah comel nih sebar-sebar ke yang lain. Duh Jay bikin Daddy dalam masalah aja."

"Iya Jay emang comel, dia aja bilang-bilang rahasia aku sama Kay."

"Rahasia ? rahasia Apa?" Jesica membuat Ara bingung sekarang.

"Hmm..rahasia deh pokoknya mom.."

"Udah main rahasia-rahasiaan ya kakak sekarang."

"Kakak pasti bakalan cerita kok mom tapi ga sekarang."

"Kenapa?"

"Ya...pokoknya urusin dulu aja Kay."

"Kak gimana Dirga?"

"Gimana apanya sih dad?"

"Kemarin-kemarinkan jalan bareng."

"Cuman ngurusin bisnis dia doang. Aku bantuin dia belajar aja dad.."

"Kalo cocok lanjut aja kak.."

"Apaan sih mom, kita temenan aja."

"Temenan tahu-tahu jadian aja nanti."

"Kalo aku punya pacar yang seurius pasti aku kenalin ke Daddy sama mommy."

"Ga usah, Daddy udah kenal sama Dirga." Goda Kenan.

"Ih apaan sih Daddy." Ara memukul pelan lengan Kenan bersamaan dengan Kay datang dengan wajah lesunya. Dia lalu menyalami kedua orang tuanya.

"Heh salam juga sama kakak." Ara mengulurkan tangannya dan tak seperti biasa tanpa protes Kay mengikuti permintaan Ara.

"Aku ke kamar ya.." Kay tak bersemangat.

"Kenapa sih tuh anak?patah hati beneran nih. Duh rumah ini banyak orang patah hatinya, mommy punya 2 pasien."

"Aku ngobrol dulu sama Kay ya Mas." Jesica berdiri dan mengikuti Langkah Kay.

"Kakak udah diem disini sama Daddy jangan ikut campur."

"Ih penasaran dad, ceritain dong waktu Daddy pacaran sama Tante Marsha."

"Dih apaan sih, kalo mommy tahu bisa marah nih. Ssst...diem mulut bar-bar nya." Kenan membungkam mulut Ara dengan tangannya. Suara ketukan membuat Kay tak jadi untuk beranjak mandi dengan segera dia membuka pintunya.

"Mom.."

"Lagi apa?"

"Ini mau mandi.."

"Boleh kita ngomong dulu?"

"Boleh, masuk mom." Kay langsung menarik kursinya agar ibunya itu duduk dengan nyaman.

"Sayang..kenapa sih mukanya lesu gitu?sakit?"

"Engga mom, aku cape aja dari pagi di kampus."

"Tumben Ran ga kamu ajak main kesini?"

"Iya, dia juga habis pulang tadi sore jadi mungkin cape juga."

"Kamu ga putus kan sama Ran?"

"Aku?hm..kita baik-baik aja kok."

"Ga papa sayang, mommy ga papa kamu pacaran sama Ran." Jesica menatap anaknya yang memang terlihat lelah.

"Aku ga mau mommy sama Daddy berantem."

"Berantem?engga kok. Daddy sama mommy cuman salah paham."

"Mom, aku sama Ran ngerti kok. Kita udah omongin ini baik-baik."

"Ini bukan salah kamu, jangan kaya gitu. Mommy ga papa kok sayang, Daddy juga ga papa malah barusan mommy sama Daddy udah ngobrol sama Tante Marsha."

"Kok bisa?"

"Bisalah, Daddy kan sama Tante Marsha temenan jadi saling nanya kalo Kay ada bikin ulah ga disana? Kay kan nakal.." Jesica mencubit hidung Kay.

"Ih mommy, aku ga nakal."

"Mau nanti jodoh kamu Ran atau bukan mommy ga papa jangan jadi musuhan aja ya apapun yang terjadi. Boleh pacaran tapi jangan ganggu kuliah, boleh pacaran tapi ga boleh sampe lawan orang tua dan jangan berbuat macem-macem. Sekali kamu ketahuan awas ya Daddy pasti ga kasih ampun. Ini anaknya temen Daddy loh Kay."

"Iya mommy, makasih."

"Bukan cuman Daddy aja yang temenan Kay, coba kamu tanya kakeknya Ran temenan ga sama Opa Ryan, pasti jawabannya iya."

"Wah?opa tahu?"

"Tahu, makannya sekalinya kamu macem-macem bukan cuman Daddy yang malu, opa juga malu."

"Maaf, bikin mommy barantem sama Daddy." Kay tertunduk malu.

"Udah mandi sana jangan lemes gitu, nanti makan ya." Jesica sudah selesai untuk berbicara kepada anaknya dan ini adalah jawaban yang membuat Kay senang bukan main bahkan dia lebih-lebih senang mendengar keluarganya dengan keluarga Ran punya begitu banyak hubungan maka selesai mandi dan makan dengan secepat kilat Kay mengendarai motornya untuk bertemu Ran dan tak lupa membelikan bunga untuk dia bawa kerumahnya. Dia tak sabar memberikan kabar gembira ini pada Ran. Sesampainya disana perlahan dia mematikan suara motornya yang nyaring lalu menyuruh satpam rumah untuk tak berisik dan membiarkannya masuk. Kay kini sampai di depan pintu rumahnya dan mulai menekan bel.

"Kay.."

"Malem om..Ran nya ada?ada yang ketinggalan." Kay menyalami Arbi.

"Oh ada, Masuk Kay bentar om panggilin anaknya." Arbi tanpa bertanya lebih banyak langsung memanggilkan Kiran yang sedang berada dikamarnya.

***To be continue