"Kamu lebih sayang Ran atau mommy?"
"Dua-duanya."
"Pilih dong."
"Ga mau. Aku udah sayang banget sama Ran tapi aku juga ga mau mommy sama Daddy berantem."
"Eh tapi Ran tahu orang tua kalian dulu pacaran?"
"Belum kayanya."
"Ya udah omongin baik-baik berdua sana."
"Jangan Kay, putus itu ga enak.." Jay malah melarang Kay putus dengan Kiran.
"Jay kalo Kay tetep sama Ran kamu mau mommy Daddy saling diem-dieman?"
"Engga tapi kasian Kay sama Ran. Ran kan perempuan yang baik kak mau nerima Kay yang begini." Jay bertingkah polos lagi membuat Ara gemas.
"Kamu tuh ya.." Ara mengacak-ngacak rambut adiknya.
"Emang aku kenapa?" Kay menatap Jay.
"Kamu kan nakal, jarang-jarang ada perempuan yang mau sama lelaki nakal kaya kamu." Jay membuat Ara tertawa.
"Ih itukan dulu."
"Dasar nakal." Ara dengan tawanya.
"Kakak juga nakal, udah punya Kak Dariel malah main sama Kak Dirga."
"Dariel?" Kay langsung senyum-senyum.
"Ih Jay berisik banget sih."
"Kakak main cowok lagi ya?parah lagi sekarang sama anaknya Tante Lala bilangin loh ke mommy."
"Sst...jangan bilang-bilang diem deh, Jay...kamu sih.."
"Aku keceplosan kak. Maaf..."
"Awas ya kalo bilang sama mommy atau Daddy Kay.."
"Emang siapa sih Dariel?"
"Mau tau aja.."
"Jay..siapa Dariel?" Kay penasaran.
"Kak Dariel..."
"Stop!!ga usah ngomong lagi Jay."
"Pasti ga boleh ngomong gara-gara pacarnya kakak ya?" Goda Kay.
"Bukan urusan kamu."
"Kak bantuin aku dong supaya ga putus sama Ran.."
"Ngapain?putus aja Kay daripada mommy jadi korban."
"Ya udah aku bilangin soal Kak Dariel."
"Oh mulai ngancem-ngancem ya." Ara menjewer telinga Kay kali ini.
"Aw...Aw sakit kak.." Kay langsung mengusap telinganya saat Ara melepaskan tangannya.
"Kamu yang mulai duluan."
"Please kak, aku bakalan lakuin apapun deh kalo kakak berhasil bantu aku."
"Kay bukannya kakak ga mau, tapi...kalo urusannya karena mommy ga suka kakak ga bisa bantu. Kakak kan ga tahu mommy ga sukanya kenapa mungkin ada kelakuan dia yang bikin mommy benci."
"Tapi aku sama Ran kan ga salah apa-apa."
"Iya kakak ngerti tapi coba deh pikirin kedepannya."
"Tapi kak..."
"Udah jangan tapi-tapi, pikirin dulu aja ya Kay kalo udah tahu caranya gimana nanti kasih tahu kakak, kalo bener kakak bantuin." Ara mulai beranjak dari kursinya dan meninggalkan kedua adiknya.
"Aku ngantuk, mau tidur."
"Beresin dulu Jay.."
"Sama kamu aja aku cape.." Jay segera berlari meninggalkan Kay sementara Kay pasrah ditinggalkan Jay. Saat sedang membereskan mainnannya Kay melihat Kenan turun dari tangga dengan wajah lesunya.
"Belum tidur Kay?"
"Lagi beresin dulu dad.." Kay melihat lagi ke arah Kenan yang mengambil segelas air putih lalu dia minum dengan cepat. Setelahnya Kenan terlihat berdiam diri memikirkan sesuatu membuat Kay penasaran dan menghampiri ayahnya itu.
"Daddy lagi berantem ya sama mommy?"
"Engga, mommy kan lagi hamil jadi emosinya suka gitu Kay."
"Dad..apa aku putus aja sama Ran?" Perkataan Kay disambut tatapan oleh Kenan.
"Apaan sih kok ngomong gitu?" Kenan menyimpan gelasnya.
"Aku tahu kok dad mommy ga suka sama Tante Marsha karena mantannya Daddy."
"Kamu belajar aja dulu yang bener ga usah mikirin itu, Daddy tidur ya." Kenan meninggalkan anaknya dengan jawaban yang membuat Kay bingung. Dia lalu menuju ke kamarnya. Dia tak bisa tidur nyenyak kali ini karena memikirkan ibunya.
"Selama ini mommy selalu mikirin aku, sekarang giliran aku mikirin mommy." Kay berbicara sendiri sementara itu Kenan di kamarnya juga tak bisa tidur. Apa iya dia harus mengorbankan kebahagiaan Kay karena kesalahannya dulu? tapi kalau dia membela anaknya Jesica pasti akan terus merasa kesal padanya. Jesica terlalu memikirkan ini adalah tentang Kenan dan Marsha bukan tentang anaknya. Sesekali Kenan memandang Jesica yang tertidur. Tidur dalam keadaan marah apa enaknya?Kenan sebenarnya tak suka jika permasalahan tak segera diselesaikan tapi jika dia memaksakan Jesica dia takut akan berpengaruh kepada kehamilannya. Kenan kini menatap lagi istrinya lalu menciumnya sebentar sambil mengusap lembut Perutnya Kenan tahu Jesica belakangan kesulitan tidur karena perutnya. Dia selalu mencari posisi yang pas untuk tidur.
***
Keesokan harinya hanya keheningan yang ada saat sarapan membuat Kay semakin merasa bersalah. Saat menjemput Kiran pun Kay masih kepikiran membuat Kiran sebenarnya sedikit heran karena sikap Kay yang pendiam dari biasanya. Apa dia melakukan kesalahan lagi?Kiran mengingat-ngingat lagi kejadian kemarin. Mereka pun berpisah saat kelas Kiran dimulai begitupun Kay yang kebetulan juga ada kelas. Apa yang harus dia lakukan sekarang?putus dengan Ran?ah..rasanya sulit. Atau memohon kepada ibunya?ah..itu juga bukan hal yang mudah. Pikiran Kay terbang kemana-mana padahal dosen di depan tampak bersemangat menjelaskan materi hari ini. Hal itu terus berlanjut sampai Kay menunggu Kiran pulang di dalam mobilnya. Suara ketukan terdengar membuat Kay segera membukakan mobilnya.
"Maaf lama tadi di rapatnya banyak yang debat.."
"Iya ga papa." Kay dengan lemas lalu menjalankan mobilnya.
"Kamu kenapa?sakit?"
"Engga, aku ga papa."
"Aku nyinggung kamu lagi ya?"
"Engga kok."
"Kay, kalo ada masalah bilang dong. Aku ngerasa kamu aneh dari pagi, ga biasanya kamu gini. Ada apa sih?" Pertanyaan Kiran membuat Kay bingung apakah harus berkata jujur atau ini adalah moment yang tepat untuk mengatakan rencana yang sama sekali dia tak mau.
"Kamu kesel aku kumpul sama Zaki tadi?"
"Engga, bukan itu."
"Terus kenapa?ngomong dong Kay ada apa?" Kiran semakin dibuat penasaran lalu dengan segera Kay memakirkan mobilnya dipinggir jalan lalu membuka safety belt nya dan duduk menghadap Kiran.
"Ran...aku ga mau putus dari kamu.." Kay menggengam salah satu tangan Kiran dengan kedua tangannya.
"Emang siapa yang mau putus sih?"
"Aku bingung, Orang tua aku lagi berantem gara-gara Tante Marsha."
"Gara-gara bunda?emang kenapa?"
"Aku di ceritain Jay, bunda kamu mantan pacarnya Daddy aku."
"Hah??" Kiran terkejut bertepatan dengan petir dan hujan yang mulai turun saat ini.
"Aku juga kaget Ran, masalahnya mommy punya hubungan yang ga baik sama Tante Marsha jadi mommy berantem sama Daddy padahal Daddy ga salah apa-apa. Ini salah aku."
"Terus gimana?"
"Aku juga bingung Ran.."
"Bunda gimana ya?dia belum ada ngobrol apapun sama aku."
"Aku takut bunda kamu juga jadi ga suka sama aku."
"Kok jadi gini sih?kamu kenapa baru bilang sekarang?"
"Aku juga baru tahu kemarin malem Ran." Kay membuat Kiran diam sekarang mereka kini sama-sama kebingungan dengan langkah apa yang harus mereka lakukan agar hubungan mereka tak terancam.
"Apa...putus aja?" Ran dengan nada lemah.
***To Be Continue