WARNING!!Dalam cerita ini megandung muatan dewasa harap kebijaksanaan pembaca.
"Mas bilang biarin ka!" Kenan menarik tangan Jesica yang akan meraih ponselnya.
"Bentar Mashhh..." Jesica menahan desahannya sementara Kenan mulai menarik kejantannya dan menciumi area sensitif istrinya dibawah sana yang basah.
- Iya sayang
- Mom nanti jemput aku ya.
- Ehmmm....Jam berapa sayang?
Jesica menahan desahannya dengan menarik rambut Kenan dibawah sana.
- Jam 11 an aku sampe.
- Iya nanti..... Daddy ....sama mommy... jemput.
Jesica dengan Jeda akibat menahan kenikmatan yang sedang dia rasakan.
- Mommy kenapa?.
- Ga papa.
- Kok suaranya gitu?.
- Mommy mau mandi sayang, baru sampe hotel.
- Oh ya udah, nanti aku telepon lagi kalo udah sampe.
- Iya sayang, bye..
Jesica menekan icon merah dan membiarkan ponselnya terjatuh.
"Ahhh..." Dia kali ini mendesah lagi mengangkat pinggulnya sebentar saat Kenan mempermainkannya dengan hebat.
"Mashhh... Ahhh pelan-pelan sakit...." Keluh Jesica dan ini sudah kedua kalinya dia mengatakan sakit. Kenan lalu mengarahkan Jesica untuk menungging dan mulai memasukan lagi kejantanannya. Jesica semakin dibuat heran karena tak biasanya Kenan menyukai gaya ini.
"Ahh...ah..." Kenan mendorong dengan kuat sambil meremas pantat istrinya.
"Mashhh..Ahhh...." Jesica mendesah terus.
"Awww Mashhh pelan-pelan.." Protes Jesica lagi saat Kenan mendorongnya terlalu kuat namun sedari tadi Kenan tak menghiraukan perkataan Jesica. Kenan mencengkram bahu Jesica menyuruhnya sedikit tegak tanpa melepaskan penyatuan mereka. Jesica menurut dan mulai menarik turunkan pantatnya sementara Kenan menekan payudaranya dari belakang.
"Mas aku mauhhh keluar....Ahhhh..." Jesica merasakan pelepasannya datang namun Kenan belum. Dia kemudian mencabut kejantannya darisana.
"Jepit Mas dong.." Kenan kali ini mengarahkan kepunyaannya yang masih tegang dan basah akibat cairannya ke hadapan Jesica.
"Mas kok tumben sih harus digituin.." Jesica heran.
"Mas lagi horny banget sayang, mau ya bentar.." Kenan membujuk dan membuat Jesica menurut dengan menekan payudaranya diantara kejantanan Kenan. Suaminya itu mulai menaikan dan menurunkan lagi seolah senang dengan kegiatan ini. Memainkannya dengan cepat.
"Ahhh.. ahhh....Mas mau keluar sayang, di mulut ya.."
"Engga!!!" Jesica langsung menolak.
"Ahhh...masukin aja bentar.." Kenan memaksa padahal jelas jika Jesica tak suka dengan gaya itu bahkan selama pernikahannya belum pernah sekalipun Kenan memuntahkan cairan itu dimulutnya. Untuk melakukan blowjob saja mungkin bisa terhitung dengan jari.
"Ahhh.." Kenan mendesah ditambah cairan bening yang sedikit demi sedikit keluar.
"Mas..." Jesica mendorong Kenan karena daritadi dia tak mau menjauhkan miliknya dari hadapannya.
"Mas!!!" Teriak Jesica saat cairan itu menyemprot dipayudaranya.
"Mas kenapa sih?!ga biasanya kayanya gini."
"Kamu yang kenapa, kenapa sih ga mau nurut sama Mas bentar!" Kenan tampak marah kali ini.
"Mas bentak aku?" Jesica terkejut. Sejak awal ini bukan cara bercinta yang selalu Kenan lakukan padanya. Biasanya Kenan lebih lembut dan romantis tapi entah kenapa tadi dia sedikit kasar.
"Mas ga suka ya si Rendi-Rendi itu peluk sama pegang kamu. Kamu tuh cuman punya Mas!! ga boleh cowok lain kaya gitu. Muji-muji istri orang di depan suaminya sendiri sambil kaya gitu, Mas ga suka!" Kenan sudah menahan amarahnya sejak tadi.
"Ya terus Mas lampiasin ke aku? aku juga udah coba ngehindarin kok Mas."
"Yang boleh pegang kamu cuman Mas!cowok lain ga boleh!" Teriak lagi kenan dengan keras membuat Jesica benar-benar terkejut saat ini.
"Kamu bohongkan sama Mas?!!kamu bilang cuman temen!kamu pernah suka sama dia?!!" Kenan kali ini membuat Jesica takut.
"Mas tenang oke.." Jesica belum pernah melihat Kenan semarah ini saat cemburu pada pria lain. Kenan yang kesal langsung beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi. Dia memutar keran air dan membersihkan sisa percintaannya tadi. Menghela nafas dengan berat memikirkan apakah dia berlebihan atau tidak tadi.
"Mas..."Jesica mendekati Kenan memeluknya dari belakang dan ikut basah karena aliran air shower.
"Aku makan ditempat dia juga ada tujuannya Mas bukan buat bikin Mas cemburu. Aku pingin liatin juga suami aku supaya dia ga ganggu-ganggu. Aku ga tau tadi dia bakal kaya gitu dan aku juga lebih merhatiin Mas kok tadi. Aku ga akan ketemu dia lagi kalo Mas mau." Jesica menjelaskan namun Kenan masih Diam.
"Aku ga mau kita berantem cuman gara-gara dia. Dia ga penting." Jesica semakin erat memeluk Kenan. Kini Kenan memutar lagi kerannya agar mati lalu melepaskan kaitan tangan Jesica. Dia kemudian berjalan menuju bathtub dan duduk berendam disana.
"Mas ngomong dong.." Jesica mengikutinya namun Kenan malah memiringkan kepalanya dengan mata terpejam sambil mengusap keningnya sendiri. Jesica tak boleh terpancing marah saat seperti ini. Dia lalu masuk ke dalam bathub duduk berhadapan dengan Kenan.
"Mas paling marah karena apa sih?Mas..." Jesica meletakkan kedua tangannya diwajah Kenan.
"Mas...ngomong dong jadi aku tahu.."
"Pokoknya Mas ga suka sama semua tingkah laku dia di depan kamu." Kenan berbicara pelan.
"Aku janji ga akan nemuin dia lagi. Aku cuman punya Mas, cuman Mas yang boleh pegang aku, aku ga akan biarin dia bertingkah gitu lagi. Udah dong jangan marah Mas. Dia bukan apa-apa dibanding Mas.." Jesica melingkarkan tangannya dipundak Kenan.
"Iya.."
"Udah ya jangan marah lagi." Jesica kini mencium bibir Kenan memastikan bahwa suaminya tak marah lagi namun Kenan melepaskannya lagi.
"Kamu suka sama dia?"
"Engga Mas, mau dulu mau sekarang. Aku ga ada perasaan apa-apa."
"Tapi dia bilang kamu."
"Dia aja ke PD-an. Aku ga pernah suka sama dia Mas. Mas percaya sama aku kan?" Jesica memotong kalimat yang akan diucapkan Kenan.
"Maaf Mas tadi kasar, apa ada yang sakit?" Kenan sudah melunak kali ini.
"Engga, ga ada kok."
"Bener?"
"Iya bener."
"Coba liat tangan kamu." Kenan menyadari tadi dia mencengkram pergelangan tangan Jesica terlalu keras.
"Ga papa kok Mas."
"Maaf ya, putingnya masih sakit?" Kenan yang sebenarnya mendengar setiap keluhan Jesica tadi. Dia pun tak sampai hati untuk melakukannya dengan kasar.
"Engga, ga papa Mas.."
"Apa berdarah?"
"Engga Mas."
"Maaf sayang, Mas ga kepikiran bakalan sekasar itu."
"Iya, aku tahu Mas ga maksud gitu. Mas masih mau?"
"Engga, kasian Jay nunggu nanti."
"Bohong..." Jesica memutar jemarinya di dada Kenan.
"Beneran sayang nanti kamu kecapean nanti yang jemput Jay mas aja."
"Engga, aku temenin Mas.."
"Kamu beneran ga ada yang sakit?"
"Tenggorokan aku aja sedikit gimana gitu.."
"Maaf sayang, mau ke dokter?"
"Engga, ga usah malu lagi ngomongnya karena apa."
"Duh Mas jadi ngerasa bersalah gini, coba buka mulutnya."
"Udah ga papa Mas, nanti aku minum aja yang banyak. Inilah kenapa aku ga suka yang begitu-begitu."
"Iya sayang, Mas ga akan lagi kaya gitu." Kenan menatap Jesica dalam seolah menunjukkan penyesalannya.
"Mas kalo marah mending marahin aku deh jangan gitu."
"Tadi Mas udah kepingin cuman ya sama kesel juga iya jadi ga sadar kaya gitu."
"Tega bikin aku sakit?"
"Engga sayang."
"Mas ga sayang aku?"
"Sayanglah.."
"Awas ya main kasar lagi."
"Ini yang pertama dan terakhir." Kenan menjanjikan.
*****