WARNING!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa. Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini.
Persiapan ulang tahun Kenan berjalan sesuai rencana. Sudah seminggu ini Jesica disibukkan dengan segala keperluan untuk pesta sekaligus bermain rahasia dihadapan suaminya yang belum tampak curiga sedikitpun.
"Kok ga pake baju tidur?mau kemana?" Kenan melihat Jesica mengganti bajunya.
"Anter ke restoran yuk Mas."
"Kenapa?"
"Ga tau tuh katanya ada ribut-ribut apa aku juga ga ngerti." Jesica berakting.
"Ribut-ribut?"
"Iya, udah deh Mas cepetan ganti baju."
"Emang manager restorannya kemana?"
"Ya ada tapi kayanya ini masalahnya seurius makannya nelpon aku. Mas mau nganter ga?"
"Iya sayang iya, bentar." Kenan segera mengganti pakaiannya. Mereka pun pergi menuju restoran Jesica.
"Kejadian apa ya Mas?" Jesica masih pura-pura gelisah di dalam mobil.
"Palingan ada orang barentem kali atau...ada penggerebekkan kasus apa disitu." Kenan terbawa suasana sementara Jesica dalam hati tertawa sendiri dengan dugaan Kenan. Sesampainya disana untuk menghindari kecurigaan Jesica meminta security untuk memakirkan mobil Kenan.
"Padahal bisa Mas aja yang pakirin."
"Soalnya harus cepet-cepet Mas, lagian ga akan ilang mobilnya." Jesica mengomel sambil menaiki anak tangga.
"Kenapa gelap gini sih?"Kenan ketika sampai di atas langsung disambut dengan kegelapan.
"Sayang awas jatuh." Kenan menggapai tangan Jesica.
"Sini.." Jesica membalas pegangan Kenan. Dia jelas lebih tahu sudut-sudut dalam restorannya.
"Happy birthday to you....Happy birthday to you....Happy birthday to you....Happy birthday to you....." Semua orang bernyanyi saat lampu menyala. Kenan terkejut tak percaya sambil menggelengkan kepalanya. Dia malu. Kenan memicingkan mata ke arah istrinya, ini pasti ulahnya padahal sudah dia bilang dia tak terlalu suka dengan perayaan tapi jika sudah begini tak mungkin Kenan menolaknya.
"Apa sih ini.." Kenan ketika disodorkan kue oleh kakaknya Bella. Senyuman tak berhenti mengembang dari bibirnya.
"Udah make a wish terus tiup." Jesica berkomentar. Tidak lama Kenan diam sejenak. Dia mengucapkan harapan-harapan dalam diamnya setelah itu barulah dia meniup lilinnya.
"Potong-potong kuenya." Riko bersemangat dan menyodorkan pisau. Potongan pertama tentu untuk kedua orang tua dan mertuanya yang ikut serta hadir disana. Potongan kedua untuk istrinya lalu disusul potongan untuk kakak-kakaknya. Semua orang bergantian memberi selamat beserta hadiah sebelum akhirnya menyantap makanan yang sudah Jesica sediakan.
"Makin tua aja lu..." Alex memeluk sahabatnya itu. Mengucapkan selamat ulang tahun untuk Kenan.
"Makasih." Kenan membalas pelukannya. Kenan melayani setiap ucapan serta pelukan dari para sahabatnya dengan senang hati sementara Jesica sibuk juga dengan keluarganya. Selesai bersalaman cukup panjang dan lama itu akhirnya dia punya cukup waktu untuk berbicara dengan Jesica.
"Jadi ini rencana kamu ya?"
"Habis kapan-kapan lagi Mas, Lagian ini bukan pesta yang gimana-gimana. Anggap aja makan bersama."
"Iya sayang, makasih." Kenan mengecup sebentar bibir Jesica.
"Sama-sama Mas, ya udah kita samperin tamu yang lain Mas." Jesica mengajak suaminya berkeliling lagi untuk menyapa teman-teman mereka yang juga asyik mengobrol atau mencicipi hidangan yang sudah ada. Jesica menemani Kenan sebentar untuk mengobrol dengan teman-temannya sebelum akhirny berpisah dari suaminya itu untuk menemui sahabatnya.
"Jadi lu udah nemu hadiah untuk Kenan apa?"
"Udah Kat.."
"Apa?"
"Pokoknya ini yang dipingin Masku."
"Apaan nih penasaran." Dena sambil menompang dagunya.
"Ken aja belum tahu masa aku kasih tahu kalian duluan."
"Ya ga papa kita ga akan ngomong sama Ken kok."
"Ntar aja deh kalo Ken udah tahu." Jesica senyum-senyum sendiri sementara itu Kenan yang sedang berkumpul dengan teman-temanya membicarakan Jesica.
"Istri lu sweet banget, ngerencanain ini semua." Alex memberi tahu.
"Iya gw juga ga nyangka dan gw ga ada curiga sama sekali Lex, pinter dia sembunyiin dari gw.." Kenan sejenak memandang kagum istrinya sementara Jesica terlihat tertawa bercanda dengan sahabatnya. Tidak lama dia melihat Jesica berjalan pergi dari tempat duduknya. Kenan pun mengikuti Jesica yang ternyata masuk keruangan kerjanya.
"Nyari apa sayang?"
"Duh Mas ngagetin. Aku nyari minyak kayu putih."
"Kenapa?kamu ga enak badan?" Kenan dengan sigap meletakkan tangannya diatas dahi istrinya untuk mengecek suhu.
"Bukan aku Mas, Itu Ethan perutnya sakit." Jesica menurunkan tangan Kenan.
"Oh kirain kamu."
"Nah ketemu." Jesica mengenggan kayu putih itu ditangannya.
"Mas udah ketemu yuk keluar lagi."
"Bentar." Kenan lalu mencium Jesica. Mendorongnya perlahan ke dinding dekat pintu masuk tadi.
"Mas diluar ada tamu." Jesica melepaskan bibirnya.
"Iya bentar doang, Mas pingin cium." Kenan kembali merapatkan bibirnya. Meletakkan tangannya dipinggang Jesica sementara istrinya itu mengalungkan tangannya di leher Kenan. Makin lama ciuman itu makin membara. Kenan tak segan mempermainkan lidahnya didalam belum lagi tangan kirinya mulai bergerilya di atas dada istrinya.
"Mas...jangan disini, jangan berantakakin baju aku."
"Maaf sayang, Mas ga tahan."
"Makanya udahan ciumannya, nanti Mas tambah tegang. Dirumah aja ya.."
"Oke-oke." Kenan menyetujui keinginan istirnya. Dia kemudian melepaskan pelukannya dan berjalan bergandengan tangan keluar dari tempat kerja Jesica.
******
Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam, Kenan dan Jesica baru saja sampai dirumahnya. Terlihat banyak sekali hadiah yang dibawa pulang Kenan memenuhi bagasi dan kursi belakang.
"Akhirnya." Jesica langsung berbaring ketika sampai di kamarnya. Dia benar lelah dan membutuhkan istirahat sekarang.
"Sayang, makasih ya..." Kenan tiba-tiba sudah ada di atas badan Jesica. Tangan kanannya merapikan rambut Jesica sementara yang satunya bertahan di samping kepala istrinya.
"Makasih buat surprisenya, Mas ga pernah ngarep sebenernya jadi kaget kamu bikin acara begitu sampe ngundang temen sama keluarga Mas."
"Iya, sama-sama Mas, aku seneng kalo Mas seneng." Jesica melingkarkan tangannya di leher Kenan.
"Mas seneng kok seneng banget malah."
"Happy birthday, aku ga tahu harus ngasih apa ke Mas. Kayanya dari semua orang tadi aku yang belum ngasih kado." Jesica mengangkat kepalanya sejenak lalu mengecup bibir Kenan.
"Mas ga minta hadiah apa-apa kok."
"Tapi aku mau ngasih."
"Apa?"
"Tapi kadonya ga langsung ada, butuh waktu."
"Hm...apa?" Kenan berpikir kado seperti apa yang akan diberikan Jesica.
"Tebak dulu apa."
"Mobil ? "
"Orang baru beli, Masa aku kasih lagi."
"Tas?"
"Bukan." Jesica sambil menggelengkan kepalanya.
"Jam tangan?"
"Apalagi itu, aku ga kepikiran ngasih."
"Terus apa dong sayang?"
"Tebak lagi."
"Ya udah kasih clue dulu apa."
"Yang belum Mas punya sama sekali."
"Mas belum punya?"
"Iya, Mas belum pernah punya dari dulu."
"Apa ya?" Kenan berpikir. Jesica lalu menarik diri mendekati telinga Kenan.
"Anak." Perkataan Jesica membuat Kenan terkejut dan langsung menatapnya.
"Anak?" Kenan mengulangi perkataan Jesica karena tak percaya dengan apa yang baru didengarnya.
******To be Continue