Chereads / Skandalisme / Chapter 9 - Wanita yang galak.

Chapter 9 - Wanita yang galak.

Darwin menggelengkan kepala. jangan berpikir kemana mana dulu. lebih baik cepat bereskan urusan ini.

"Baiklah aku tidak mau kakak salah paham, Jadi apa yang kakak inginkan?"

"Jangan panggil aku kakak, kau pikir kau itu adikku!" sekali lagi Darwin melakukan kesalahan, pria itu mengangguk sadar diri. Kenapa wanita ini suka sekali menghardik sih! Bibir tipisnya itu terus saja mengoceh dari tadi, membuat yang melihat nya jadi gemas sendiri. belum lagi jarinya yang terus menunjuk-nunjuk bahu dan wajah Darwin kasar.

"Aku hanya berniat baik denganmu" lirih Darwin tulus.

"Kau pikir aku akan percaya!" Ya ampun Ada apa dengan hari ini. Darwin bertanya-tanya dalam hatinya. dia ingin hari buruk ini segera berakhir.

"Baiklah mungkin kau benar, aku berniat jahat padamu . Jadi sebelum kau merasa lebih banyak rugi Bagaimana kalau aku pergi? "

" Oh jadi kau mau melarikan diri! "

Ya ampun apa sih maunya gadis ini! di tanya baik baik salah. kabur juga salah. Batin Darwin Tak habis pikir.

"dengar ya, aku mengenal pria macam kalian. Pemuda-pemuda gatal yang terbang kesana kemari mencari madu lalu meninggalkannya begitu saja. Kau pikir semua gadis bisa masuk ke dalam perangkap mu. HAH!" Sinta menepuk kasar kap mobil Darwin membuat pria itu terperanjat kaget. Dia Kenapa sih?

"memang tidak ada pria yang sebaik adikku! Semuanya brengsek!" Sinta berniat meninggalkan Darwin begitu saja. Darwin mengacak-ngacak rambutnya. dia kesal sekali. Pertama dia kesal karena Ratih menolak ajakannya hari ini. Sementara dia sudah melakukan apapun keinginan kekasihnya itu. Kedua, saat dia memeriksa layar di ponsel. Pria itu tersenyum sinis. Ternyata tidak Rama, tidak juga Eki, tidak ada yang akan menemuinya di cafe. Dan yang terakhir adalah..

"Hei!" Darwin berusaha menghentikan langkah Shinta yang sudah menjauh. wanita itu menghentikan langkahnya sambil menggerutu. Dia masih belum menyerah juga! Sinta membalikan tubuhnya, melipat tangan di dada, menatap wajah Darwin dengan mata kucingnya yang galak.

Darwin pria yang tak pernah melakukan tindakan kasar pada seorang wanita, tapi kali ini Entah mengapa emosi menguasai dirinya karena itu Dia menghampiri Sinta, pria itu menarik pergelangan tangan Sinta dengan kasar, mendorong Gadis itu hingga terdesak di body mobilnya.

"Bukankah kau bilang banyak pria pria brengsek?" tanya Darwin dengan wajah yang mengintimidasi. Tidak ada rasa takut di wajah Sinta.

"Ternyata nyalimu besar juga ya "mendengar ucapan Darwin membuat Sinta tersenyum sinis.

"Ternyata Gadis culun sepertimu cukup percaya diri juga ya." Sinis Darwin mengangkat kedua pergelangan Shinta ke atas kepala mereka. Dia tahu gadis ini akan melawan, jadi sebelum dia bisa melarikan diri lebih baik Darwin bertindak duluan. Dia mencengkram pergelangan tangan Sinta dan menjepit tubuhnya dengan otot paha.

Sial. Dia kuat juga! Batin Shinta gentar.

Tangan kiri Darwin meraih kacamata Sinta. Melepaskan dari wajah wanita itu. Dan mata galak itu terlihat bulat. Darwin sampai terpesona.

DUK!

Sinta mengangkat lutut menyerang juragan Darwin membuat pria itu meringis kesakitan. Dia terjatuh ke lantai sambil meringis sakit.

"Makanya jangan main main sama gadis culun!" Ujar Sinta menghardik. Dia kesal sekali.

"Auu.. ini sakit sekali.." tubuh Darwin terlihat gemetar sambil berguling guling di aspal. Dia menyembunyikan air mata yang keluar dari sudut matanya.

Sinta mana peduli. Dia akan meninggalkan Darwin. Tapi mendengar rintihan Darwin di belakang sana membuat Sinta kasihan juga. Dia kembali lagi ke tempat semula.

"Ck. Kau menyusahkan saja!" Kesal Sinta. Dia mengulurkan tangan. Membantu Darwin yang kesulitan berdiri. Pria itu menerima uluran tangan Sinta.

"Terima kasih.." lirih Darwin dengan wajah merah padam. Sinta membantu Darwin masuk ke mobil. Sementara gadis itu duduk di kursi kemudi.

"Dimana rumahmu?" Tanya Sinta.

"Kau mau apa?"

"Mengantar mu lah! Memangnya kau bisa menyetir dengan keadaan seperti itu!" Sinis Sinta dengan wajah terpaksa. Melihat arah sorot mata Sinta ke Mr x Darwin membuat pria itu menutupi dengan kedua telapak tangannya. Dia mengalihkan wajah. Malu.

"Apa kau tidak bisa bicara? Sepertinya aku terlalu keras memukulmu tadi!" Ujar Sinta sedikit menyesal tapi lebih banyak meledek.

"Kau bisa lihat alamatku di dompet!" Ujar Darwin.

"Mana dompetmu?"

"Di dasboard." Sinta langsung meraih dompet Darwin. Dia membuka langsung tanpa permisi lagi. Tapi wajah gadis itu menegang. Dia menatap wajah merah Darwin.

"Kenapa?" Tanya Darwin heran. Sinta memutar badan. Menatap wajah Darwin dengan seksama.

"Kau.. Darwin?" Tanya Sinta. Pria itu mengangguk ragu dengan raut wajah bingung.

Sinta tertegun sesaat. Dia tak salah lagi. Ini adalah Darwin yang selama ini Ratih bicarakan. Pria yang melakukan apa saja untuknya. Pria yang di mabuk cinta. Pria yang mengalami 1000 macam pengkhianatan tapi tak pernah sadar juga. Tiba tiba raut wajah jutek Sinta melembut. Dia menghela nafas berat.

"Ada apa?" Tanya Darwin heran. Sinta membenarkan posisi duduknya. Dia memutar kontak mobil. Mulai memasukkan gigi.

"Ck. Entahlah. Melihat wajahmu membuat aku kasihan!" Gumam Sinta dengan raut wajah datar.

Dia tak sengaja bertemu Darwin hari ini. Ratih tak pernah berniat mengenalkan dirinya dengan Darwin selama ini. Yang Sinta tahu adalah bagaimana Darwin melakukan apa saja untuk hubungannya dengan si jalang itu. Meski begitu Shinta begitu mencintai Ratih. Dia bisa mengerti kenapa Ratih begitu liar mengingat background keluarganya yang hancur. Tapi melihat pria yang duduk di sebelahnya ini. Sinta melirik dengan ekor mata. Sementara Darwin menatap layar ponsel dan meraut wajah murung.

"Kenapa?" Tanya Sinta peduli pada Darwin.

"Bukan apa apa.." balas Darwin. Bukan apa apa bagaimana. Sinta melirik layar ponsel Darwin. Dia bisa mendengar suara dari video di laman media sosial. Dimana Ratih sedang interview bersama selegram lokal. Seorang pria dengan tubuh penuh tato dan kejutan dalam setiap hubungannya. Pria itu menyentuh paha terbuka Ratih di depan semua netizen. Membuat video itu seketika muncul di laman utama. Shinta menarik nafas dalam. Ac mobil rasanya tak terasa. Dia membetulkan ikatan rambut. Menarik Cepol donat di atas kepalanya.

"Kenapa?" Tanya Darwin melirik Sinta sejenak.

"Gerah!" Ketusnya padat dan jelas. Darwin menurunkan suhu AC mobil.

Sinta menarik ikatan rambutnya. Membuat rambut hitam panjang itu jatuh ke bahu. Darwin menoleh. Dan baru sadar. Betapa cantiknya gadis culun ini. Pria itu tertegun.

"Kenapa!" Tanya Sinta dengan wajah sinis mendapati tatapan Darwin. Pria itu menggeleng.

Dia cantik sih. Tapi galak. Batin Darwin takut. Pukulan di Mr x saja masih terasa nyut nyutan sampai saat ini. Darwin jadi semakin takut.

lagipula Ratih jauh lebih cantik! batin Darwin tersenyum tipis, dia kembali melihat video di ponselnya. tiba tiba dia menyesal telah memuji Ratih barusan.