Rama menatap bayangan wajah kakak perempuannya dari cermin dari kursi kemudi. Shinta sedang membersihkan make up. Mengikat rambut dengan bentuk donat di atas kepala. Dia kembali mengambil kaca mata bulat dan memakainya. Terakhir Hoodie. Gadis itu mengenakan Hoodie menutup dress yang ia kenakan.
"Yasudah. Kau pulang sana. Aku masih ada kegiatan di kampus!" Ujar Shinta keluar dari mobil yang dikemudikan adiknya.
"Kaa.." lirih Rama. Dia ikut keluar mobil sambil menarik tisu.
"Kenapa?" Tanya Shinta mendengar Rama memanggil namanya. Dengan.perhatian dan lembut Rama mengelap sudut bibir shinta.
"Masih ada noda lipstik di sana" ujar Rama menggaris senyuman kecil. Dia kembi ke dalam mobil sementara Shinta mengangkat bahu dan melambaikan tangan. Dia menuju kampusnya.
Rama memegang dadanya. Deri jantung yang tak beraturan. Entah sejak kapan dia selalu begini. Apa perasaanya terhadap Shinta tidak terlalu berlebihan. Apa karena efek terlalu lama jomblo. Sepertinya Rama harus mencari wanita lain supaya penyakit sister complex nya itu bisa diatasi. Rama menggelengkan kepala. Membuang pikiran dan aura negatif yang menghampiri tubuhnya. Dia hanya akan terus menjaga Shinta seperti seorang adik. Rama menarik nafas dalam lalu memacu kecepatan.
***
Ratih mendorong wajah Darwin semakin dekat menyosor bibirnya. Ratih menolak ciuman Darwin. Membuat pria itu kecewa.
"Aku sudah memoles lipstik bermenit-menit. Kau tak boleh menghancurkannya!" Ujar Ratih dengan alis naik sebelah.
"Ayolah sayang. Sudah berapa lama kita tidak bersama. Aku kangen.." ujar Darwin merayu.
"Tidak untuk saat ini. Oiya sayang. Kau ada cash tidak?" Darwin tersenyum mendengar pertanyaan Ratih. Pria itu menunjuk pipinya. Meminta balasan atas apa yang di inginkan Ratih.
"Sudah ku bilang aku sudah berdandan
Aku tidak akan menghancurkan riasanku!" Ketus Ratih dengan wajah galak. Darwin semakin kecewa. Dia menarik dompet dari saku celana jeans yang dia kenakan. Meski Ratih tak mengabulkan keinginannya tapi dia tetap tak bisa untuk tidak mengabulkan keinginan kekasih tercintanya ini.
Ratih tersenyum senang. Dia mengelus lembut permukaan celana Darwin. Membangunkan adik junior yang selalu siap siaga. Ratih mengedipkan mata genit. Dia mendekatkan kepala ke telinga Darwin.
"Sabar ya. Aku ada pekerjaan akhir akhir ini. Jadi sedikit sibuk." Ratih memberikan alasan. Darwin terpaksa mengangguk. Mau bagaimana lagi. Dia pasrah saat Ratih meninggalkannya. Dia melirik juniornya yang kecewa.
"Sabar ya!" Ujar Darwin bicara sendiri. dia memutar kemudi, kembali ke jalan tadi meninggalkan Ratih di sebuah studio foto, kekasihnya itu akhir-akhir ini banyak menerima tawaran pekerjaan, khususnya foto model.
Darwin mengeluarkan ponsel dari saku, dia mencari nama kedua sahabatnya. Rama. menjadi orang pertama yang dia hubungi.
"RAM, Kau di mana? Ketemu di cafe yuk!" Tak perlu menunggu jawaban dari Rama, Darwin menghubungi satu sobat gilanya lagi. Dia memanggil Eki.
"Ki---"
Suara erangan seorang wanita terdengar di sambungan telepon membuat Darwin merinding, sialan!
"Kau di mana Ki! jangan bilang kau sedang berada di motel?"
"kenapa kau harus bertanya Kalau kau tahu!" Nafas Eki dengar tersenggal-senggal di panggilan telepon. Darwin sudah berpikir ke mana-mana, apalagi yang pria itu lakukan kalau bukan bercinta. Siang malam, pagi sore, dia tak pernah mengenal waktu. Di kepalanya hanyalah selang kang-an saja! Tak perlu menunggu balasan dari Eki. Darwin menaikkan nada bicaranya. "Tidak pakai lama aku tunggu kau di cafe!! "
Eki menatap layar ponselnya dan menautkan alis.
"dia Kenapa sih? Kalau tidak dapat jatah dari Ratih kan masih banyak ratih Ratih yang lain!"gumam Eki di belakang punggung seorang gadis, tentu saja dengan tubuh mereka yang polos. Tanpa sebenang pun. Kapan pria ini akan tobat. Dia selalu saja menghabiskan waktu di atas ranjang dengan wanita yang berbeda.
Darwin menggelengkan kepala. Eki selalu saja begitu, apa dia tidak capek menghabiskan waktu dengan banyak wanita seperti itu! sementara dia satu kekasih saja sulit untuk menaklukannya. Entah siapa yang patut dikasihani saat ini, dia atau!
karena sibuk dengan pikirannya sehingga Darwin tidak fokus dengan kemudi, dia hampir saja menabrak seorang gadis. Darwin menginjak gasnya dalam-dalam membanting setir.
Ckitt!!! Dia menepuk kasar stir mobil lalu memegang dahi, dah ini cukup sakit terbentur dengan stir mobil tadi. tidak masalah dengan jidatnya yang nyeri yang penting gadis di depan sana. Darwin langsung keluar dari mobil, dia membanting pintu mobil dan segera berlari menghampiri korban keteledorannya.
"Kau tidak apa-apa?"
"Apa ada yang terluka, Apa kau bisa bangun.." suara Darwin terdengar cemas dan takut, dia membantu gadis muda itu untuk bangkit dari aspal, senyum tipis Darwin mengembang, dia membantu membersihkan bagian lutut dan bokong wanita itu. Kepalanya saja yang menyentuh setir terasa nyeri apa lagi ini dia hampir saja terlindas mobil Darwin. Pria itu tidak tahu harus bagaimana kalau sampai itu terjadi. Dia benar-benar ceroboh!
wanita itu mengangkat kepalanya, dia sudah siap menghardik pria yang hampir saja mencelakakan dirinya. Sebetulnya dia tidak tertabrak. Dia hanya terkejut dan terjatuh ke aspal karena tiba-tiba kakinya kehilangan tenaga.
"kau! Kalau kau tidak bisa menyetir berhenti membawa mobil! Dan bayarlah seorang sopir! "Wanita itu menghardik wajah Darwin dengan muka yang merah padam, jelas dia sangat marah saat ini. Darwin sadar diri. Dia berusaha menenangkan wanita itu meski dirinya sendiri tidak tenang.
"iya kak aku minta maaf, ayo masuk ke mobilku aku akan membawa kakak ke rumah sakit.."ujar Darwin sopan dia menawarkan tumpangan ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan wanita yang baru saja menjadi korbannya.Darwin menyentuh bahu wanita itu, niat hatinya sih baik. Dia ingin menuntun wanita itu masuk ke dalam mobilnya.
" Lepaskan tanganmu dari tubuhku! Berani-beraninya Kau memegang aku seperti ini! Kau pikir aku wanita apa!! "Darwin langsung menarik tangannya, dia menelan ludah pahit. Dia hanya berniat baik dan menawarkan tumpangan.
"kak aku rasa kau salah paham. Aku akan bertanggung jawab dengan perbuatanku. Aku akan membawa kakak ke rumah sakit aku juga akan menanggung semua biaya!!"
"Kau pikir aku akan percaya dengan dirimu. Jangan berani coba-coba ya, sana kau menjauh sedikit dariku, Aku tidak suka dekat-dekat dengan seorang pria! "Darwin mematung. Dia memperhatikan penampilan wanita yang baru saja hampir ditabrak oleh Nya ini. Tidak cantik, tidak juga seksi karena tubuhnya tertutup oleh Hoodie yang berukuran besar. siapa juga yang tertarik. belum lagi sikapnya yang kasar. seseorang dengan penampilan asal seperti ini mengatakan hal tidak masuk akal seperti tadi. tidak mau dekat dekat dengan pria. apa tidak salah, bukan malah sebaliknya. Darwin tersenyum sinis. Dia Atau Gadis ini yang salah sih? tapi tunggu. kalau di perhatikan dengan seksama. rasanya dia tak begitu buruk juga..