Chereads / Skandalisme / Chapter 2 - Playboy cap kuda

Chapter 2 - Playboy cap kuda

" Kau lihat tingkah si brengsek itu. Dia benar benar tak pernah melewatkan kesempatan " ujar Darwin meraut wajah jengkel mendapati Eki yang meminta pelayan cewek menyeruput minuman miliknya

" apa kau tak bisa mengajaknya berobat ? " tanya Darwin pada temannya Rama, mereka berdua sedang menikmati kopi dingin sambil menunggu kedatangan Eki

tak lama berselang dengan wajah santai Eki bergabung bersamaan segelas minumannya, dia menepuk tangan kedua sohib nya itu

" hei ada apa dengan wajah sinis itu bro ! " seru Eki tertawa kecil

" kau ini ! " Darwin semakin kesal mendapati tawa sumringah milik Eki

" sempat sempatnya kau menyapa pelayan cewek itu ! " ketus Rama menggelengkan kepala tak percaya dengan kelakuan Eki yang luar biasa tebar pesonanya

" hei, kita tuh harus ramah dong sama siapa saja " bisa saja Eki mencari alasan untuk membenarkan sikap nya

" carilah seorang gadis dan pacari dengan serius ! " ucap Darwin serius

" atau kau lebih baik jomblo berkualitas seperti Rama ! " Darwin menunjuk ke arah Rama, tapi sepertinya temannya itu tak menyukai kalimat jomblo berkualitas, dia menyikut pelan perut Darwin

" hei aku benar kan ! " ujar Darwin berusaha mengelak

" nope ! " Eki mengangkat tangannya, tak setuju dengan pendapat Darwin

" aku belum ingin punya pacar apalagi yang berisik seperti pacar mu itu ! " ketus Eki membuat Darwin bedecak kesal, tapi ucapan Eki benar juga

" dan aku tak bisa jomblo seperti dia, karena c-mon ! aku tak suka bermain sabun hehee.. " kalimat Eki dibalas cekikikan panjang di meja mereka, hingga beberapa orang memperhatikan tawa geli mereka

" sstt.. " Rama mengingatkan untuk menahan tawa geli mereka, ketiganya menutup mulut segera, tapi masih tetap ingin tertawa

Eki merapatkan kepalanya hingga Darwin dan Rama mengikuti gerakannya, mereka memasang telinga

" kau lihat si pelayan cantik dengan rok mini itu ( menunjuk ke arah pelayan ), aku akan mengantarnya pulang dan menikmati kasurnya malam ini.. "

PLAK !!

Kompak Rama dan Darwin menepak kepala Eki kesal

" ku pikir dia akan membisikkan apa ! " dengus Darwin kesal

" apa perlu di ruqiah mesum satu ini ! " dukung Rama dengan wajahnya yang memerah

Eki tertawa melihat tingkah berlebihan dua sahabatnya ini. Mereka telah lama berteman sejak menjadi mahasiswa salah satu universitas swasta yang terkenal dengan cap nya sebagai mahasiswa abadi di kota ini, ketiganya memiliki karakter yang berbeda

Jika Eki si mesum tampan idaman semua gadis, maka Darwin mempercayai cinta sejati dan bertahan hanya dengan satu gadis, dia dan pacarnya sudah menjalin hubungan sejak di bangku SMA.

Lain lagi dengan Rama, si penyuka kemeja warna monocrome itu belum memutuskan apapun mengenai cinta, dia masih terus fokus pada pendidikannya, tipe si rajin dan cerdas lah pokoknya

Walau begitu pertemanan mereka tak usah di ragukan lagi, seperti sudah tak ada rahasia lagi di antara mereka

" wah, tiba tiba mendung.. " Darwin melihat ke langit yang sekarang sudah menggelap seketika

" aku harus segera menjemput pacar ku " dengan terburu buru Darwin bangun dan merapihkan isi tas nya

" hei, aku saja baru sampai kau sudah mau pergi karena pacarmu itu ! " protes Eki tak terima

" kan ada dia ! " tunjuk Darwin ke arah Rama

" tinggalkan payung mu ya ! " pinta Eki berteriak pada Darwin yang sudah berjalan ke arah pintu keluar

" payung untuk apa ? " tanya Rama bingung

" kau naik sepeda motor kan ? " masih dengan bingung Rama terus bertanya, Eki segera mengangguk

" truss.. " wajah Rama masih tak mengerti

" kau bawa motor ku ya, titip di kosan mu. Hari ini aku akan berjalan kaki " ucap Eki dengan raut wajahnya yang penuh teka teki

" kau stress ya. Pasti kau punya rencana lagi kan ! " tuduh Rama dengan raut wajahnya yang tak percaya akan sahabatnya itu, Eki tertawa kecil

" kau tahu saja. Aku akan mengantar si cantik dengan payung, dia tinggal tak jauh dari sini " bisik Eki membocorkan rencana nya

" shiit ! kau gila.. " ucap Rama sambil menggelengkan kepala, benar saja dugaannya

" ah, sepertinya dia akan pulang. bye ! " salam Eki dibalas cibiran Rama, dia meninggalkan kontak motor dan tasnya di meja, Rama berdecak kesal

" mahasiswa abal abal " geram Rama kesal, dia melihat punggung Eki yang mulai menjauh, pria itu meraih payung yang ditinggalkan Darwin di pintu depan

Hujan turun semakin deras, si gadis pelayan terlihat menunggu di teras Cafe, kemaja putihnya terkena percikan hujan dan membuat warna kulitnya bisa di terawang

Eki meraih payung dan mengembangkannya seketika, menghalau percikan hujan yang mengenai bahu gadis itu, si pelayan cantik terkejut dengan pemilik payung yang sengaja melindunginya dari percikan hujan

Eki tersenyum lebar membalas wajah takjub gadis itu

" aah.. hujan nya lumayan " gumam Eki tak jelas pada siapa, matanya menatap langit yang gelap, gadis itu tersipu saja mendengar suara berat Eki

mata pemuda itu berganti menyorot wajah si gadis yang tersipu dan salah tingkah berada di sisinya

" ayo aku antar, kau kos tak jauh dari sini kan ? " tanya Eki dengan wajah mempesonanya, si gadis mengangguk pelan

" ayoo.. " ajak Eki pada si gadis untuk meninggalkan segera tempatnya bekerja, mereka bernaung di satu payung berdampingan

Eki sedikit menjauhkan dirinya hingga cucuran dari sudut payung membasahi bahu sebelah kirinya, dia sengaja melakukan itu

" ah, pundakmu basah " ujar si gadis merasa tak enak, dia merapatkan posisinya, Eki tersenyum kecil

" ah tidak apa apa, cuma sedikit " dengan raut yang tenang Eki berbisik bangga di dalam dadanya, step pertama berjalan baik, selanjutnya melangkah ke nomer dua

" Ah, pundak mu juga kena ! " ujar Eki meraih bahu si gadis dan merapatkan tubuh mungil itu ke dalam pelukan, si gadis tak mampu menatap wajah Eki, gadis mana yang tak merasa istimewa di perlakukan semanis ini oleh pria tampan

Eki segera melepas dekapannya, dia memasang wajah menyesal

" ah maaf, aku spontan " ujarnya membuat alibi, cih.. dasar playboy sialan, dalam hatinya pasti sedang tertawa girang, yess.. siap melangkah ke proses selanjutnya

setelah tiba di depan kamar kos si gadis, Eki menyodorkan payung padanya yang melongo bingung, tentu saja, jika Eki menyodorkan payung agar si gadis bisa membuka pintu nya leluasa tanpa terpercik air, tentu saat kini badan Eki bermandi hujan dan basah kuyup

si gadis segera meraih gagang payung hingga tangan mereka saling menindih,.dia dengan cepat melindungi tubuh Eki yang basah kuyup

PLUK !

kini mereka menjadi basah bersama karena payung yang saling berebut jatuh ke jalanan, keduanya tertawa dengan tingkah konyol mereka yang saling ingin melindungi

si gadis membuka pintu kamar kosnya dan meminta Eki masuk untuk mengeringkan badan

" tidak usah, aku tidak apa apa, lagipula hanya basah saja ko ! " ujar Eki menolak ajakan si gadis, tentu saja itu hanya bagian dari trik nya

" ayoolaah, kau sudah mengantar ku, kau basah begini karena ku. Aku mohon minumlah teh hangat dulu " pinta si gadis dengan bola mata berbinar, kedua tangannya seperti memohon menangkup di depan dada

Eki tertawa kecil, dia bukan tersentuh karena tangan gadis itu di dada, tapi bentuk jelas yang terlihat dari balik kemeja putih basah itu yang membuatnya semakin mengangguk mantab

" kau pakai handuk ini dulu, aku akan mencarikan baju yang pas untuk mu " ujar si gadis segera membuka pintu lemarinya, tapi Eki melangkah mengikuti gerakan si gadis, dia mengangkat handuk dan meraih rambut gadis itu, Eki mulai mengeringkan rambut basah si pelayan cantik yang mematung, Eki tahu itu, dia melanjutkan kegiatannya dengan penuh perasaan

" kau harus mengeringkan diri dulu, aku takut kau sakit dan tak bisa bekerja " bisik Eki di telinga si gadis yang memberi suhu kontras

si gadis membalikkan badannya, dia menatap wajah tampan Eki dengan rambutnya yang basah dan jatuh di dahi dan tangan pemuda itu yang masih mengeringkan rambut si gadis dengan penuh perasaan

si gadis tersenyum dan mendapat balasan senyuman lebar dari pria tampan dihadapannya, dadanya bergetar hebat, pria baik mana yang hari ini datang ke kamarnya? dia tak bisa menahan diri lagi untuk membalas kebaikan pemuda yang begitu menggoda ini

Eki menurunkan handuk di kepala gadis itu, dia menutupi mata gadis itu hingga tak bisa menangkap senyuman sinis di bibir Eki

pria itu merapatkan tubuh mereka, bukan hanya kenyal di bibir hingga masuk ke dalam mulutnya, ototnya kini menegang seketika saat dua gunung lembut dan kenyal menempel pada kain bajunya yang dingin

" kau sepertinya kedinginan.. " bisik Eki di telinga si gadis dan membuat suara melenguh penuh hasrat

" biar aku hangatkan.. " bibir Eki tersenyum lagi untuk kesekian kalinya

" Ah ! " si gadis terkejut dengan sesuatu yang menonjol di bawah sana, Eki menuntun tangan gadis itu karena matanya masih terhalang oleh selembar handuk