Tentu saja tak ada yang bisa tidur nyenyak malam tadi, larut pada pikiran masing masing. Maxi merangkul pinggang Lia, seakan memberikan gadis itu ketenangan, tapi yang ada dia pun tak bisa tidur.
Meski waktu berjalan lambat, akhirnya mentari pagi pun terbit. Pagi sekali Lia menarik handle pintu dan keluar dari kamarnya sementara Max sepertinya baru saja pulas.
Gadis itu merasa sangat bersalah pada Max, dia membawa kekasihnya dalam kehidupan rumit dirinya, hingga Max melewatkan hari di sini, pria itu mana tega meninggalkan Lia sendirian. Tapi mungkin, setelah kepulangan Lexi, Lia tak akan sendirian lagi.
Lexi duduk pada sofa dengan sorot mata kosong, mungkin sudah semalaman dia seperti itu. Lia melangkah perlahan dan menyadari Lexi masih gak bergeming dia langsung memutar badan.
"Lia.."
Suara Lexi terdengar lain, serak dan berat, dia terlalu lama menangis mungkin.
