Cklek!
Aoran menyandarkan punggung di belakang pintu kamarnya, wajahnya merah padam, dia melemparkan tasnya pada kasur empuk di depan sana. Apa yang sudah ia lakukan, dia sendiri tampak seperti orang bodoh dan konyol, bisa bisanya dia begitu berani pada Lily, padahal kan!
"Aku tidak jatuh cinta dengannya kan, tidaklah.. mana mungkin!" Lirih Aoran pada diri sendiri, dia merasa tak menjadi dirinya sendiri, kenapa sih Lily begitu mengganggu pribadinya, apa karena ciuman pertama dulu itu!
Hampir saja dia mencium Lily tadi untung saja gadis itu keburu kabur dan melarikan diri. Kalau tidak mungkin Aoran benar benar akan melewati batas kemampuan dirinya menahan diri.
"Lupakan dia! Lupakanlah.." debar di jantung Aoran seakan bertolak belakang dengan sugesti yang ia ucapkan.
Pemuda itu menarik lemari pendingin dan meraih sekaleng minuman segar. Dia berharap bisa mendinginkan kepalanya yang panas.