Masih pukul lima dini hari, Lily meregangkan otot Ototnya yang kaku, dia merapikan tempat tidur dan membersihkan kamarnya. Setelah itu dia keluar kamar dan menatap pintu kamar di seberang sana, dia tak berani menerka nerka seperti apa teman hidupnya di sini, dia tak berani berharap, dan rasa takut di dalam hatinya semakin menjadi jadi.
Melihat flat ini begitu rapi dan wangi, pastilah si pemilik rumah ini bukanlah pria yang jorok, yang merokok dan meninggalkan puntung rokok di manapun, dia juga bukan seorang pecandu alkohol kan? Lily melangkah ke ruang utama dimana di sana ada dapur yang memanjang.
Lily mengambil satu gelas dan mengisi dengan air mineral, dia memperhatikan dengan seksama air yang mulai memenuhi gelasnya, tampak begitu bening, segar dan sehat.