Dari ruang depan Aoran mengambil satu gelas dan mengisi dengan minuman segar, dia meneguk perlahan dan meninggalkan gelas itu pada mesin pencuci piring.
Pemuda dengan tinggi seratus delapan puluh empat Senti itu melangkahkan kaki jenjang ke arah kamarnya. Dia menarik tas yang tadi dia tinggalkan di sofa, Aoran menarik tasnya dan menyusuri lorong, Dimana ruang dengan lebar dua meter yang menjadi pembatas antar dua kamar ruangan itu.
Pria itu menekan kode yang tertutup Shield berwarna senada dengan dinding, berwarna cream seperti serat kayu, ternyata kamarnya dilengkapi dengan pengaman yang hanya bisa dibuka dengan sidik jari.
Baru saja Aoran mengangkat jari jempol tiba tiba dia merasa heran karena dia merasa tak pernah meninggalkan keringat pada handle pintu kamarnya, pria itu menarik tisu dan menutupi handle pintu, dia berniat memutar handle pintu tapi rasanya ada yang aneh dengan ruangannya ini.