Dengan wajah yang tertunduk dalam, setelah pulang sekolah air wajah Aoran berubah, dia mendekati posisi ibunya yang menunggu kepulangannya dengan dahi berkerut, ada apa gerangan yang terjadi dengan putranya siang ini, kenapa dengan wajah murung Aoran. Vira segera turun dari teras rumah menghampiri putranya lebih cepat, tak sabar ingin tahu sebab musabab ekspresi lain dari Aoran.
"Hei.. ada apa dengan putraku yang tampan ini, kenapa wajahnya tertekuk, apa ada yang mengganggu si tampan yang paling cerdas ini?" Tanya Vira dengan suaranya yang lembut dan penuh perhatian, tapi dengan malas Aoran melangkahkan kaki menaiki anak tangga teras, dia benar benar tampak lesu tak bergairah, tidak seperti biasanya. Membuat Vira jadi cemas.
"Mom, ada surat dari sekolah untukmu, dan aku mau pergi ke ruanganmu, aku mau menenangkan diri, aku benar benar lelah dan mau menenangkan diriku, menyeimbangkan tim dan yang, dimana om Dion?"
