Tap.. tap.. tap..
Suara langkah kaki terdengar semakin mendekat, sedikit mengejutkan untuk Zhang, pria itu perlahan bangkit dari posisi bersimpuh, matanya tampak siaga, siapa gerangan kali ini yang mendekati tempat sempit dimana dia diperlakukan seperti tawanan perang tempo dulu.
Ada debar juga di dadanya, berharap sedikit banyak seseorang yang dia harapkan datang kembali menemuinya meski tak begitu besar, karena dia cukup tahu diri juga, dia tak mau banyak berharap akan putri rumah mewah seperti benteng ini, dia siapa sih, dia bahkan tawanan ayahnya, kenapa dia jadi teringat dengan dongeng putri kegemaran adik perempuannya.
Membayangkan seorang tawanan yang jatuh cinta pada putri kerajaan yang menawan dirinya membuat bibir Zhang tersenyum sendiri, senyuman kecil.itu perlahan tampak saat nyata seiring wajah seseorang mulai terlihat.
"Kenapa kau tersenyum dengan keadaanmu yang seperti ini, kau masih bisa tersenyum ya, atau kau menyukai penderitaanmu?"