Setelah kepergian Grey, Adelia lebih banyak diam dengan tubuhnya yang gemetar, wajahnya tertunduk menatap lantai marmer yang dingin meski beralas bulu tebal domba Himalaya, Mei menatap wajah putrinya dan mengelus lembut rambut panjang itu, sedikit memberi sentuhan agar putrinya bisa lebih tenang, tapi tampaknya itu tak punya efek yang cukup bagus.
Adelia mengangkat kepalanya, sorot mata itu menatap wajah ibunya yang masih tampak sangat cantik dan awet muda, ada sejurus anak panah seperti melesat di mata yang indah itu membuat Mei tergagap, dia jadi gugup sendiri. Dia takut Adelia akan bertanya macam macam, tapi mau tidak mau dia harus siap.