Hazel tak menjemput ke rumah Vira. Mulai hari ini dia seperti berjanji pada diri sendiri untuk tidak memikirkan sahabatnya itu, memang seharusnya begitu, ngapain juga dia harus mikirin wanita lain yang sudah mempunyai kehidupan sendiri lebih bahagia anda akan lebih baik kalau dia lebih mementingkan kehidupannya sendiri yang selama ini sangat memprihatinkan.
Mengucapkan kata prihatin membuat Hazel kehilangan semangat pagi ini. Dia menarik nafas berat.
"Ada apa dengan dirimu nak?" Cintya menyentuh punggung tangan putranya dengan lembut.
Sebagai seorang itu dia selalu mengerti akan kegundahan hati putranya itu, meski seringkali mereka saling berdebat dan tidak satu jalan pikiran. Seperti pepatah ada, tidak ada ibu yang membuang anaknya. Apalagi itu adalah Cynthia.
Hazel mengangkat dagu, Dia memberikan senyum kecil kepada wajah cemas Cynthia.