Beberapa menit sebelum Vira menuruni mobil Vino, dia berusaha mengatur wajahnya yang sembab sisa menangis tadi.
Vino menggenggam erat telapak tangan wanita di sebelahnya ini.
Pria itu menatap wajah sendu Vira, seakan dia orang paling mengerti tentang kesedihan dan kesenduan ini.
"Aku harus turun.." ujar Vira menunjuk ke luar jendela dengan jarinya.
Vino membalas dengan anggukan kecil. Pria itu menarik sudut bibir dan menggaris senyuman seakan ingin menenangkan hati wanitanya ini.
Sedangkan hatinya sendiri gunda gulana dengan rasa sakit yang menyesakkan, ya ya... Vira tidak perlu mengatakan semuanya dengan jelas karena semua itu terangkai dengan sempurna di ekspresi wajahnya.
Vino bisa melihat betapa sedih dan terluka wanita dihadapannya tadi, dia bisa merasakan itu semua. rasa sesak, rasa sakit, rasa kehilangan rasa kerinduan.. semua membaur satu, mendesak ingin keluar dan terjadilah pertumpahan air mata.
