Seharusnya dia sudah bisa duduk manis ditemani seorang wanita cantik dan mulai nostalgia, tapi kenyataannya..
Vino melirik asistennya dan masih menyisakan amarah di wajahnya. Si asisten tak berani membalas tatapan bos nya itu.
Tatapan mata dengan sorot tajam yang siap mencekik lehernya. Dia benar benar takut melihat wajah Vino tadi, sepanjang jalan bos nya itu berdiam diri.
Kesalahan fatal yang dia lakukan memang keterlaluan sih, untunglah Vino tidak langsung menyeret penumpang ABG tadi. Di dalam hatinya ada banyak penyesalan juga.
Seharusnya dia pastikan dulu sebelum mengatakan itu adalah mobil wanita yang bos nya incar.
"Sampai kapan kau bengong seperti itu? Cepat buka pintunya!"
Si asisten langsung tersadar dan keluar dari mobil, dengan sigap dia menarik pintu mobil agar bos nya bisa keluar dengan nyaman.
"Kali ini aku masih bisa mengampuniku, tapi tidak lain kali!" Ancam Vino dengan wajah serius.
Dia asisten mengangguk sopan.