Musim panas 2018, Incheon. Korea Selatan.
"Apa dia hanya akan seperti itu selamanya??"
"Tidak, dia sebenarnya punya teman hanya saja mungkin dirinya lah yang menjauh"
"Bukankah Kihyun orang yang ceria?? Aku dengar dia adalah orang yang sangat ceria dulu. Bahkan dia punya teman banyak dari SD sampai SMP. Kihyun dulunya pandai bersosialisasi."
"Makannya itu aku tak percaya kalau dia sekarang suka menyendiri"
"Sudahlah ayo cepat selesaikan makan kalian"
Gadis-gadis itu sedang membicarakan gadis lain yang sedang makan di pojok kantin sekolah, gadis yang dibicarakan sedang makan sendirian disitu sambil sesekali melihat pemandangan di luar jendela. Terlihat name tag nya di blazer sekolah tertulis'Song Kihyun'
Gadis dengan rambut panjang sebahu dan poni tipis yang menutupi dahi nya. kulitnya putih dan halus,bibirnya bagai buah plum serta aroma parfum jeruk yang menyeruak dari tubuhnya. Oh jangan lupakan kacamata seperti Harry Potter yang selalu terpasang diwajahnya.
Kihyun sebenarnya mendengar semua nya,hanya saja ia berpura-pura tidak dengar. Semua orang membicarakannya yang seorang diri tanpa memiliki teman,sebenarnya bukan tidak memiliki teman. Dia punya, hanya saja Kihyun yang tidak suka mereka. Alasannya pun mudah,karena mereka teman palsu. Mereka hanya datang ke Kihyun ketika mereka butuh ,tetapi saat Kihyun yang butuh mereka malah tidak melihat atau mendengar Kihyun meminta bantuan.
Bagi Kihyun itu sudah cukup untuk membuktikkan bahwa mereka palsu dan berteman hanya karena ada maunya.
Kihyun lelah ketika dia duduk di kelas 10,semua orang meminta bantuan belajar padanya. Ia rela untuk melakukan pekerjaan yang lain asal ia bisa punya teman tetapi hal yang tak ia duga adalah ketika ia meminta bantuan untuk bertanya tentang tugas apa saja yang akan dikumpulkan karena kebetulan di hari itu ia tidak masuk sekolah. Tidak ada yang menjawab pesannya. Hal itu semakin terbukti selanjutnya dan Kihyun sudah bisa menyimpulkan bahwa mereka palsu.
Jadi, Kihyun memutuskan untuk tidak punya teman siapapun karena menurutnya mereka sama saja. Palsu dan saling mengkhianati.
"Kihyun-ah tolong bantu aku mengerjakan soal ini ya??"
Baru saja Kihyun masuk ke kelas sudah ada anak kelasnya yang meminta bantuan darinya.
"Maaf aku tidak bisa mengerjakannya."
"Mana mungkin kau tidak bisa,kau kan sangat pintar dalam Bahasa Korea."
"Aku tidak mau! jika aku membantu mu kau tidak akan membantu ku, jadi kerjakan sendiri saja!" balas Kihyun.
"T-tapi," Kihyun tidak menghiraukannya dan terus berjalan menuju bangku untuk segera duduk. Lalu ia pun kembali membuka buku pelajaran Bahas Korea, karena setelah ini adalah jam bahasa.
"Dia sombong sekali"
"Benar dia sombong sekali.."
Kihyun tidak menghiraukan perkataan mereka,ia lebih memilih untuk memasang headset di kedua telinganya.Kihyun dulunya tidak begini,dia dulu sangat pandai bersosialisasi dan mempunyai banyak teman. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada Kihyun,tidak ada yang tahu soal itu. hanya Kihyun dan Tuhan saja yang tahu.
Setelah bel pulang sekolah berbunyi,Kihyun langsung mengambil tas nya dan langsung keluar kelas. Semua teman sekelasnya menatap dirinya dengan berbagai tatapan, ada menatap kasihan,ada yang menatap benci dan sebagainya. Kihyun sekali lagi tidak memperdulikan mereka. Toh,ini hidupnya bukan hidup mereka.
Atap sekolah adalah tempat kesukaan Kihyun selama disekolah ini,karena apa? jarang ada yang kesini dan tempat ini juga sepi. Kihyun akan berada disini saat jam makan siang ataupun setelah pulang sekolah seperti sekarang ini.
Menatap langit yang mulai berwarna jingga dan awan-awan yang melayang di atas sana serta angin yang sepoi-sepoi membuat Kihyun merasa nyaman dan tenang disini. Seakan-akan dia bisa melupakan masalahnya disini meskipun hanya sebentar.
Gadis berambut sebahu itu kemudian merogoh sakunya untuk mengambil ponsel. Memutar lagu favoritnya, yaitu dari sebuah boygrup yang baru-baru ini bubar dan beranggotakan 11 orang Meskipun bukan penggemar mereka, Kihyun menghargai betapa bagusnya lagu tersebut karena Kihyun merasa sangat cocok dengan lagu tersebut.
Kihyun mulai berbaring di sebuah kursi panjang lalu menutup matanya perlahan dan menghembuskan nafas perlahan pula. Mencoba melepaskan bebannya sedikit demi sedikit.
Kihyun meneteskan air matanya tatkala mengingat masalah dan beban yang ia punya selama ini. yang tersimpan rapi didalam dirinya. Kihyun, ia seperti berada di sebuah tempat yang gelap,tidak ada jendela dan sempit. Membuatnya merasa sesak didalam tempat itu,tapi tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya Kihyun seorang yang sangat rapuh. Jika orang lain melihat Kihyun mereka akan berkata betapa beruntungnya Kihyun dianugerahi kepintaran dan keluarga yang bahagia.
Itu semua hanyalah sebuah sandiwara belaka tetapi untuk kepintaran memang Kihyun akui hal itu. Tidak untuk soal keluarganya,ia tidak akan mengakuinya sedikitpun. Ayah yang sakit,Ibu yang sering berkata kasar padanya dan lebih mementingkan kakaknya daripada Kihyun sendiri. Kakak yang tidak pernah memberi waktu untuk keluar bersama.
Ucapan-ucapan kasar yang keluar dari wanita yang dihormatinya selalu keluar setiap hari,entah itu membandingkan Kihyun dengan kakaknya bahkan dengan hewan sekalipun. Ditambah lagi dirinya yang sekarang mulai menarik diri dari pergaulan. Membuat gadis kelahiran tahun 2002 ini menjadi sosok yang mandiri dan juga penyendiri.
Sebuah kejadian lah yang membuat perubahan besar pada Kihyun,trauma yang terjadi waktu itu membuat dirinya enggan berteman lagi. bukan hanya trauma dalam pergaulan teman saja,Kihyun juga mengalami trauma pelecehan seksual dalam dua kali. Pelecehan pertama yang terjadi adalah saat ia menggunakan tranpostasi umum yaitu menggunakan kereta. Ada seseorang yang menarik resleting rok nya. Kihyun berhasil membuat orang itu masuk penjara karena aksinya. Yang kedua adalah saat dia pulang sekolah menggunakan sepeda,dari belakang ada seorang paman yang tiba-tiba memegang payudaranya. Hal itu terjadi saat ia duduk di bangku sekolah menengah pertama.Hal tersebut juga mempengaruhi Kihyun secara fisik dan mental.
Kihyun meneteskan air matanya mengingat kembali kenangan buruk tersebut dan dalam diam ia pun menangis. Meskipun menangis tidak menyelesaikan masalahnya tetapi setidaknya bebannya berkurang.
Kihyun menepuk pundaknya sendiri seraya berkata,"Tidak apa,sungguh tidak apa. semua akan baik-baik saja Song Kihyun. Menangislah sekarang,keluarkan semuanya. Tidak apa,sungguh tidak apa"
***
Kihyun melirik jam berwarna hitam di tangan kirinya,pukul 7 malam hari. Dia menghabiskan waktu selama 4 jam di atap sekolah. Yang dia lakukan di atap sekolah hanyalah memandang langit yang mulai menggelap dan mendengarkan lagu favoritnya. Jika anak SMA seusianya pulang sekolah langsung ikut bimbel-bimbel ternama agar mereka bisa masuk ke Universitas ternama di Korea Selatan. Kihyun tidak mau merepotkan kedua orang tuanya dengan meminta mereka mendaftarkannya ke bimbel-bimbel tersebut,meskipun dipaksa ia tetap tidak akan mau.
Jalanan menuju rumah Kihyun nampak sepi dan tidak ada orang. Suara-suara anjing yang saling mengonggong membuat siapapun yang mendengarnya akan merasa sedikit ketakutan. Kihyun terus berjalan melewati jalan tikus yang biasa ia lalui untuk pulang. Kihyun berhenti melangkah tatkala ia merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Ia pun mempercepat langkahnya,dia tidak melihat jalanan bawah dan tersandung batu bata.
Lutut dan telapak tangannya jadi lecet karena tergesek dengan jalanan. Kihyun tidak peduli sakit yang ia terima akibat terjatuhnya, ia terus melanjutkan perjalanan pulang ke rumah dan tanpa sadar benda yang ia sayangi terjatuh dari tasnya. Sebuah benda dari sahabatnya yang telah lama meninggal. Yaitu sebuah gantungan kunci berbentuk panda.
Seorang pria dengan berpakaian serba hitam dan memakai masker serta topi memungut gantungan tersebut lalu memasukkannya ke dalam sakunya.