Tidak lama kemudian, Julius menyesuaikan suasana hatinya, mengabaikan sosok Alice yang duduk bersila di sofa, dan sekali lagi mencurahkan energinya untuk membaca makalah penelitian yang membosankan.
Setiap malam, dia sudah terbiasa hidup sendiri di dunia ini.
Tapi sejak Alice muncul, beberapa hal tampak berbeda.
Saat malam di luar jendela semakin gelap, ketika Julius selesai membaca, dia melihat ke atas dan melihat Alice tertidur di sandaran tangan sofa.
Cahaya lembut memenuhi kegelapan di sekitarnya membuat garis pipinya lebih jelas.
Julius mengusap bahunya dan menatap Alice dari jarak dekat.
Kulitnya tidak seputih Lilia, tetapi warna kulit cokelatnya ini cukup eksotis.
Bulu matanya yang tebal, panjang, dan keriting, membentuk bayangan berbentuk kipas di bagian bawah matanya.
Alice memiliki kecantikan yang luar biasa, penampilannya yang eksotis dan matanya yang indah menambah banyak perasaan asmara dan pesona padanya.