Penglihatan Samuel terhalang. Dia mengerutkan kening dengan tenang, menatap gadis yang mengenakan baju batik di depannya, dan menjawab dengan suara lembut. "Halo."
Ketika gadis itu mendengarnya berbicara, wajahnya menjadi semakin malu. Jari-jarinya di belakang punggungnya terus berputar. Dia mengangkat matanya untuk melihat Samuel, lalu dia melihat ke bawah dengan malu-malu dan bertanya. "Tuan, saya menyadari bahwa selama tiga hari ini Anda mengamatiku terus. Apakah kita sudah saling kenal sebelumnya?"
Retorika ini membuat Samuel tertegun sejenak. "Apa yang kamu bicarakan?"
Sejak kapan dia menatapnya selama tiga hari?!
Pada saat ini, gadis itu berpikir bahwa Samuel sengaja berpura-pura. Dia tersenyum dan berkata jujur. "Anda datang ke stan bordir saya untuk memperhatikanku diam-diam selama tiga hari ini. Apakah itu hanya ilusi saya?"