Lilia tidak bisa merasakan kesulitan yang telah ditanggung Mellisa, tetapi dia dapat melihat jejak-jejak di wajahnya dan melihat garis halus samar dari tengah alisnya yang dingin.
Sepertinya dia memang kurang tidur selama beberapa tahun ini.
"Jangan menatapku seolah-olah kamu akan menangis, itu tidak seserius yang kamu pikirkan!"
Mellisa menangkap kesedihan Lilia di matanya, dan tidak bisa menahan tawa padanya.
Setelah melihat ini, Lilia menurunkan matanya, dan bertanya. "Apakah kamu datang langsung dari Amerika Serikat?"
Mellisa menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku kembali ke Bandung setengah bulan yang lalu. Ada beberapa hal yang harus dihadapi terlebih dahulu. Aku juga harus melaporkan pencapaian kami selama beberapa tahun terakhir."
Semuanya yang dikatakan oleh Mellisa terdengar ringan.
Tapi rasanya, hanya Mellisa dan Leonard yang tahu betapa keras mereka bekerja.
"Berapa lama kamu berencana untuk tinggal di sini?"