Ayahnya mengambil sebuah anggur, menyerahkannya ke mulut Vivi, dan bertanya dengan sungguh-sungguh. "Apakah pekerjaanmu tidak berjalan dengan baik? Kali ini ketika kamu pulang, ibumu dan aku menyadari bahwa kamu selalu linglung. Jika pekerjaanmu memang terlalu keras, kembalilah ke rumah."
Vivi mengambil anggur tersebut dan memasukkannya ke dalam mulutnya, alisnya tertutup dengan sedih, dan dia tersenyum pada ayahnya. "Ayah, aku tidak apa-apa. Memang pekerjaanku sedikit sibuk akhir-akhir ini, tetapi aku juga mendapatkan jatah libur yang baik kok. Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Nanti kalau uangku cukup, aku akan mengajakmu dan ibu untuk tinggal bersamaku di Surabaya."
Mungkin karena ekspektasi orang tua terhadap anak mereka setinggi langit, anak-anak mereka menjadi lebih tahan banting.
Tetapi ketika mereka benar-benar melihat anak-anak mereka bekerja keras di luar, mereka akan merasa bersalah dan tertekan.