Vivi mendengar suara spatula jatuh ke tanah, dan gendang telinganya berdengung, membuat hatinya bingung.
Dia tanpa sadar ingin mendorong Tom menjauh, secara naluriah menolak kontak intim seperti itu.
Pria di depannya bukanlah orang biasa.
Metode dan pengalaman seksualnya cukup kaya untuk bisa menulis novel erotis.
Dan dia tidak memiliki apa-apa selain hati yang tulus yang ingin bertemu cinta yang saling mengenal dan menghargai.
Namun, penolakan Vivi tidak berhasil.
Tom dengan paksa memeluk pinggangnya dan menariknya kembali ke depannya lagi. "Kenapa kamu lari, tutup matamu!"
Dia berkata dengan suara rendah tanpa basa-basi.
Bagaimanapun, dirinya harus menciumnya walaupun dia tidak menginginkannya!
Tepat ketika Vivi terlambat untuk bereaksi, Tom mneyerang. Dengan telapak tangannya yang besar tepat di belakang kepalanya, menekan bibirnya dengan keras.
Nikmatnya, baunya sangat enak!
Ciuman ini membuat Tom hampir lepas kendali.