Tom bergerak ketika dia mendengar pintu terbuka, dan kemudian perlahan duduk.
Tidak ada cahaya di ruang tamu, dan sosoknya yang kesepian hampir menyatu dengan kegelapan, tampak menyedihkan dan tak berdaya.
Vivi mengenakan sandal rumahnya dan berjalan ke ruang tamu. Dia menyalakan lampu dan bertanya. "Kapan kamu kembali?"
"Siang."
Tom menjawab dengan jujur. Ketika suara itu jatuh, dan ada suara mendesing yang keluar dari dalam perutnya.
Vivi mendengarnya dan menyadari rasa malu Tom, dia tersenyum. "Apakah kamu sudah membeli telurnya? Bagaimana kalau kita makan nasi goreng pakai telur?"
"Ya, aku tidak keberatan!"
Setelah mendengar ini, Vivi berbalik dan pergi ke dapur. Sebenarnya, dia bisa memasak banyak hidangan, tetapi Tom selalu tidak memberikannya banyak waktu untuk memasak.
Dia tidak bisa membiarkan Tom menunggu terlalu lama, jadi dia memilih makanan rumahan yang sederhana dan cepat.