Rufina memandang Merry dengan heran, dia tidak menyangka anak ini akan membuat pilihan seperti itu.
Faktanya, siapa pun dapat mengatakan bahwa tangan gadis kecil itu tidak besar, bahkan lebih kecil dari tangan ramping milik Erika.
Merry dengan jelas melihat kekeraskepalaan Rufina dan juga memahami kesepian Erika, jadi dia menggunakan metode ini untuk membangun kembali jembatan bagi mereka.
Rufina memandangnya dengan tersenyum dan lega, alisnya yang mengernyit perlahan-lahan menjadi rileks.
Seiring bertambahnya usia, terkadang ada hal yang tidak sesuai dengan penampilan.
Dia sepertinya mengerti mengapa Erika memutuskan untuk meninggalkan keluarga Hiroshi, tapi masih tidak bisa melepaskan gadis kecil yang manis ini.
Rufina masih membenci Erika di dalam hatinya, bahkan jika dia merasa kasihan padanya, dia tidak mau menundukkan kepalanya karena keras kepala.
Namun kemunculan Merry secara tak terduga memecah kebuntuan antara ibu dan anak tersebut.