Setelah Erika terkejut, dia mengangkat tangannya ke punggung Merry dan menepuk. "Merry, kenapa kamu di sini?"
Gadis kecil itu memeluknya tanpa mau melepaskannya. Air matanya mulai jatuh. "Bu, apakah kamu benar-benar tidak menginginkanku? Aku menelepon nomormu malam itu, tetapi keesokan harinya ponselmu menjadi nomor kosong. Kamu berbohong kepadaku bahwa ibu akan pulang secepat mungkin. Kenapa ibu tega berbohong seperti itu?"
Hati Erika awalnya tenang, tetapi karena tangisan Merry, hatinya tiba-tiba tertusuk.
Lagipula, anak yang telah dia rawat selama bertahun-tahun, jarang menangis seperti ini.
Erika dengan lembut membelai punggungnya, dengan lembut dan sabar menyeka air matanya. "Jangan menangis, Ibu memang salah, Ibu minta maaf, oke?"
Sepertinya kepergiannya itu telah menyakiti hati gadis kecil yang tidak bersalah.