Samuel tidak menyangka Ivan akan langsung mengusir dirinya.
Dia tampak sedikit tidak terkendali, memutar alisnya, sedikit cemberut. "Tuan Ivan, saya tahu Erika ..."
"Tuan Samuel, silahkan!"
Samuel dengan cemas ingin menunjukkan isi pikirannya, tetapi Roy, kepala pelayan keluarga Laibahas, sudah berdiri tepat di depannya dan merentangkan tangannya ke arah pintu keluar.
"Tuan, Ibu Anda menunggumu di aula leluhur. Beliau mengatakan bahwa dia punya sesuatu untuk didiskusikan denganmu!"
"Oke, aku akan pergi!" Ivan menjatuhkan makanan ikan di tangannya, bangkit dan berjalan ke halaman dalam.
Samuel tidak pernah membayangkan bahwa sebagai kepala keluarga yang berkuasa di Surabaya, dia akan mendapatkan sambutan yang begitu dingin di Jakarta.
Berdiri sendirian di tepi kolam, dia melihat sosok Ivan yang berjalan menjauh, wajahnya sangat jelek.
Tidak peduli bagaimana dia menyangkalnya, Samuel sangat percaya bahwa Erika ada di sini!