Langit mulai gelap, dan seluruh Jakarta bagian Selatan ini diselimuti awan gelap.
Sepertinya akan turun hujan.
Setelah makan malam, Merry duduk bersila di depan jendela kamar hotel, menopang dagu kecilnya dengan satu tangan, dan pikirannya melayang.
Apa yang dia rasakan sekarang adalah perasaan yang mengerikan. Jarak antara dirinya dan ibunya begitu dekat, tetapi tidak ada cara untuk bertemu.
Saat embusan angin mendesing di luar jendela, rintik hujan besar langsung jatuh dari langit malam.
Hujan turun di jendela, dan gadis kecil itu merasa bahwa cuacanya yang sekarang menggambarkan hatinya yang sedang berantakan!
"Halo, saudara?"
Pada saat ini, Chris keluar dari kamar mandi dan menjawab telepon.
Begitu Merry mendengar namanya, dia berbalik dan menatapnya.
Mungkinkah itu ayahnya?!
Chris menangkap tatapan penasaran Merry, duduk di sofa dan memberi isyarat padanya.
Gadis kecil itu melompat dari kursinya dan berlari dengan kaki telanjang.