Leonard bingung, sebelum dia sempat bertanya lebih banyak, suara Leonhart kembali terdengar di telinganya. "Berlututlah!"
Mendengar suara itu, Leonard tidak ragu-ragu lagi, dan melakukannya.
Dia langsung berlutut di depan batu nisan, mengerucutkan bibir untuk melihat tulisan itu.
Batu nisan itu berbunyi. "Di sini terbaring Clarissa Yanita."
Dia belum pernah mendengar nama Clarissa Yanita, dan tidak ada gambar di monumen itu.
Leonard memandang ayahnya dengan tidak mengerti, banyak pertanyaan berputar-putar di benaknya.
Kali ini, Leonhart mengeluarkan sapu tangan dari sakunya, berjalan ke depan untuk menyeka batu nisan dengan hati-hati dan serius, lalu berkata dengan suara parau. "Clarissa, anakmu ada di sini!"
Anak?!
Ekspresi Leonard kaget, wajahnya menatap kaku batu nisan, matanya sedikit bingung. "Ayah? Apa maksudmu?"
Leonhart tidak menatapnya, dan terus mengusap batu nisan itu dengan tangannya.
Tingkah lakunya yang serius ini makin membuat Leonard menebak-nebak.