Jean mengawasinya sambil menatap langit berbintang, dengan bibir tipis sedikit ke samping, dia berbicara dengan suara rendah. "Yang paling terpenting adalah terus berusaha. Jika kamu masih berada di Jakarta, pasti tidak akan ada ruang untukku dan Glen untuk bermain. Terlebih lagi, kamu adalah tuan muda tertua dari keluarga Adler, masuk akal untukmu meraih kekuasaan keluarga Adler!"
Leonard menekan pipinya dan menatap Jean. "Walau begitu, posisiku benar-benar tertinggal."
"Kalau begitu ambil waktu untuk berhenti sejenak dan ambil waktu untuk menambah kemampuanmu. Setelah kamu merasa siap, saatnya dunia tahu bahwa pewaris sejati keluarga Adler adalah orang yang mumpuni dan tidak kenal menyerah!"
Singkatnya, hati Leonard mulai termotivasi.
Matanya penuh dengan rasa terima kasih, dan dengan sungguh-sungguh dia berkata. "Jean, aku berhutang budi padamu."
"Karena kamu berhutang padaku, maka perlakukan Mellisa dengan baik. Jika Mellisa tidak bahagia, Lilia juga ikut merasa sedih.