Mendengar ini, Alan menarik sudut bibirnya dan meletakkan gelas anggurnya dengan anggun. "Kamu kembali dulu, tunggu teleponku."
Asisten itu merasa di atas angin, tetapi dia mendengar perintah Alan yang membuat wajahnya terkejut. Wajahnya berubah menjadi pucat untuk sekejap, dan matanya tampak bingung. "Tuan muda, aku ..."
"Hah?" Alan mengangkat suaranya secara tidak sengaja, dan asisten itu segera bangun dengan panik. "Saya akan kembali dulu, saya akan menemui Anda nanti."
Hal-hal seperti wanita, bagi Alan, ini hanya masalah sepele!
Ketika asisten itu meninggalkan restoran dengan panik, dia mendengus samar-samar pada Rachel.
Setelah dia pergi, Alan menyeka sudut mulutnya dengan serbet, menyipitkan mata ke Rachel. "Duduklah dan katakan jika kamu punya sesuatu. Jangan membuatku malu aku di tempat seperti ini!"
Singkatnya, wajah Rachel sangat bersahaja.
Dia duduk di sisi berlawanan dari Alan dengan kaku, menggigit sudut mulutnya, matanya basah. "Apakah kamu malu denganku?"
