Pada saat ini, Lilia berdiri dari pangkuannya, berjalan perlahan ke jendela, dan berkata sambil merenung. "Jean, bagaimana kalau ... mengundang Mike dan Leila datang ke Surabaya? Apakah mereka akan datang?"
Pria itu belum berbicara. Matanya bersinar terang dan penuh kebijaksanaan menyarankan. "Bagaimana kalau kita mengundang kakakku dan Andrew saja? Lalu biarkan mereka mengajak Mike dan Leila, alasan seperti ini seharusnya lebih tidak dicurigai."
Kaki ramping pria itu perlahan tumpang tindih dan suaranya tebal. "Apakah kamu akan melawannya?"
Mendengar ini, Lilia mengalihkan pandangannya, bertemu dengan tatapan memanjakannya yang tersirat, dan meletakkan jari telunjuknya. "Sayangnya bukan aku yang lebih berhak melakukan itu. Justru ini seharusnya menjadi kesempatan besar bagi kak Mellisa untuk menagih hutang."
Mellisa telah kembali, sayang sekali jika dia tidak bertemu dengan Leila.
Lilia memang sudah memikirkan hal ini, tetapi di dalam hatinya dia masih berpikir tentang Mike.
