Merry sangat canggung dan tidak tahu bagaimana cara menghadapi perasaannya.
Dia bersandar pada Lilia saat ini, matanya yang gelap dan jernih penuh dengan kebingungan.
Lilia melihat dia terlihat sedih dan kusut, dan matanya juga memperhatikan boneka yang dia pegang di pelukannya.
Dia tersenyum dan berkata dengan tajam. "Kami ada perlu di Parma, jadi kami tidak bisa tinggal lebih lama. Kamu sekarang hanya perlu belajar dengan giat dan menyelesaikan studimu sesegera mungkin, jadi kamu tidak perlu sendirian setelah kembali ke Indonesia."
Lilia sedikit paham dengan apa yang membuat Merry stres.
Dia telah dilindungi dengan baik oleh keluarganya sejak dia masih kecil, dia tidak pernah melihat hati yang jahat, dia juga tidak pernah mengalami terlalu banyak badai.
Gadis kecil itu sangat sederhana, seperti selembar kertas yang tidak ternoda oleh dunia, bening dan bersih.
Tidak heran jika Chris tergoda olehnya.