Setelah Leonard naik ke atas, Lilia menarik tangannya dari bibir pria itu dan membersihkan ujung jarinya. Dia menjilat sudut mulutnya dan menghela napas. "Aku tidak tahu kapan hubungan kak Mellisa dan dia akan kembali baik!"
Dia khawatir dan cemas, tapi dunia cinta tidak bisa mentolerir orang lain. Semoga calon kakak ipar bisa menangani urusan keluarganya di Bandung dengan baik.
Tiga menit kemudian, Leonard mondar-mandir di depan kamar tidur Mellisa dengan penuh semangat.
Dia berdiri di pintu masuk tangga spiral lantai dua, ekspresinya cemas dan serius. "Apakah Mellisa sudah keluar?"
Lilia memegang plum asam kering di tangannya, tapi dia ketakutan dengan geraman pelannya dan langsung jatuh ke lantai. "Tidak? Bukankah dia di kamar tidurnya?"
Lilia tiba-tiba berdiri, bertindak dengan penuh semangat dan cepat. Jean juga bangkit dari sofa, menariknya ke samping untuk melindunginya dan menoleh untuk melihat ke arah Leonard. "Ada apa?"