Suara yang tajam membuat alis Jean langsung berkerut.
Dia melangkah lebih dekat, dan ketika dia berdiri di pintu masuk ruang tamu, dia melihat lengan Mellisa terkulai. "Leonard, jangan sentuh aku lagi!"
Jelas, pertengkaran merekalah yang menyebabkan cangkir tehnya pecah.
Leonard hanya beberapa langkah darinya, dan puing-puing serta noda teh berjatuhan di kakinya.
Pada saat ini, di sudut lantai dua tangga, Lilia buru-buru turun dan akhirnya bertanya. "Ada apa?"
Dia pergi ke kamar mandi dan suasana di ruang tamu sepertinya salah.
Mellisa menarik napas dalam-dalam, tidak ingin dia khawatir. Ketika dia menahan amarahnya, dia mendongak dan tersenyum. "Bukan apa-apa, aku tidak memegang cangkir tehnya dengan benar."
Leonard yang kepalanya hampir dihancurkan oleh cangkir the. "..."
Lilia menepuk dadanya, dan ketika dia menuruni tangga, dia melihat Jean yang berhenti di ruang tamu dan dia sedikit terkejut. "Bukannya kamu sibuk bekerja?"
